[Cerbung-PKeI] Sebuah Pesan Misterius

Day 1,102, 12:19 Published in Indonesia Australia by Dendi Uzumaki

Ini adalah bagian dari cerbung [semoga bisa diterima di chapter manapun]

Chapter 1 :
http://www.erepublik.com/en/article/-vos-prolog-1230218/1/20
Chapter 3 : http://www.erepublik.com/en/article/pkei-berantai-magendaris-1230868/1/20
Chapter 4 : http://www.erepublik.com/en/article/cerita-berantai-pkei-stephanusn-1230956/1/20
Chapter 5 : http://www.erepublik.com/en/article/cerita-berantai-pkei-raclaf-simbol-mengejutkan--1231511/1/20
Chapter 6 : http://www.erepublik.com/en/article/pkei-berantai-imobil-1231603/1/20
Chapter 7 : http://www.erepublik.com/en/aarticle/menghilangnya-nugeloblegug-1430963/1/20Pagi
Chapter ? http://www.erepublik.com/en/article/-cerbung-pkei-crawlin-in-the-dark-1585290/1/20
Chapter ? http://www.erepublik.com/en/article/-cerbung-pkei-d-a-r-a--1585246/1/20
Chapter ? http://www.erepublik.com/en/article/-cerbung-pkei-crawlin-in-the-dark-1585290/1/20

===================================================

strangers mati, begitu berita yang kuterima dari seorang yang dekat dengan Gedung Merah, dahiku berkerut dan otak ku pun berputar dengan sangat kencang serta memaksaku untuk kembali kepada kejadian beberapa bulan sebelumnya dimana sjahrir dan nuge hilang begitu saja.

Ada apa dengan Gedung Merah, telah lama kutinggalkan Gedung tersebut karena satu dan lain hal. Kupacu sepeda motor bututku kesana, sebuah tempat yang penuh dengan berbagai macam memori. Tempat ku berkumpul dan belajar menjalani hidup ini. Gedung tersebut telah dirombak. Dari semula hanya sebuah Gedung Besar telah menjadi sebuah Gedung Bertingkat dan selain logo PKeI telah terdapat logo pasukan perang PKeI "Red Guerilla" disana, sebuah perubahan yang bagus pikirku, namun halamannya terlihat sepi, hanya beberapa motor tua yang tampak. Sungguh berbeda dari ingatanku akan Gedung Merah yang selalu ramai.

Kumasuki Gedung Merah di ruang depan hanya terdapat beberapa kamerad muda yang telah kukenal sebelumnya. Salam Kiri Kamerad teriak ku, mereka pun terkaget dan menoleh ke arahku. Segera kutanyakan kabar mengenai kejadian yang kudengar sebelumnya. Dahi mereka pun terlipat, kemudian salah seorang dari mereka memberiku beberapa rekaman kejadian yang berhasil dikumpulkan, kesaksian magendaris, kesaksian stephanusn, dan kesaksian raclaf. Dari mereka pun aku mengetahui bahwa riccasjahrie dan panglima perang Red Guerilla mahmudridwan pun telah mati. Semakin mereka bercerita semakin penat pikiran ini, sangat minim sekali informasi mengenai penyebab semua permasalahan ini. Semakin mereka bercerita semakin rumit dan susah untuk ditarik ujung pangkal persoalannya.

Kucoba untuk menenangkan diri. Kupacu motor bututku menuju warung kopi langgananku yang terletak tepat di sebelah sebuah Pertokoan Mewah. Kupesan segelas kopi dan duduk di luar warung kopi tersebut, satu satunya tempat tersisa untuk kaum perokok. Kucermati kisah kisah sebelumnya, mencoba untuk merangkai satu demi satu kejadian yang ada, mencoba untuk menarik benang merah diantaranya. Ah terlalu runyam untuk di urai. Ku alihkan sejenak pikiranku melihat lalu lalang orang orang yang melintas, sebuah mobil mewah keluaran terbaru memasuki lobby pertokoan, kemudian seorang wanita cantik berbaju merah keluar. Hhhhmmm sebuah kombinasi yang bagus wanita cantik dan baju merah pikirku, kombinasi yang akan membuat semua mata tertuju padanya, ah pasti cuman seorang wanita perlente dari kalangan atas yang akan membelanjakan hasil korupsi suaminya itu pula yang ada dalam benak ku, tapi kenapa wanita tersebut menatap ke arahku, tidak terlalu lama namun cukup membuatku yakin kalo itu bukan sekedar pandangan biasa. Wanita tersebut kemudian meneruskan langkahnya memasuki pertokoan dan otak ku pun kembali di jejali oleh pertanyaan pertanyaan mengenai kasus Gedung Merah.

Mungkinkah ini semua hanyalah sebuah serangkaian kejadian bersifat kebetulan yang datang beruntun ?
Atau mungkinkah sjahrir dan nuge telah meninggalkan Gedung Merah dan terlupa untuk kembali seperti para sesepuh yang lain ?
Atau jangan jangan mereka sengaja "dihilangkan" oleh sebuah kelompok atas aksi aksi mereka sebelumnya ?
Pikiran terakhir ini yang menggangguku namun rasanya tidak mungkin, sjahrir dan nuge memang merancang beberapa aksi namun mereka tidak muncul di permukaan, strangers pun kukenal sebagai orang yang selalu melakukan aksi dengan rapih, walaupun untuk kasus riccasjahrie dan mahmudridwan hipotesaku tidak berlaku, karena mereka berdua adalah anak muda yang ceroboh dan selalu menyala di depan dalam setiap aksi sehingga memudahkan untuk dikenali para pembenci anggota Gedung Merah. Bingung pun kembali menghampiri dan tanpa terasa telah dua gelas besar kopi hitam kunikmati, saatnya untuk kembali ke Gedung Merah dimana semua ini berawal. Setelah menyelesaikan pembayaran segera kubergegas untuk pergi, namun sebuah panggilan menghentikanku. Seorang bapak tua dengan pakaian rombengnya menghampiriku dan berkata "anak muda ada sebuah pesan untukmu". Dia pun memberikan sebuah kertas kepadaku, kubuka kertas tersebut, didalamnya berisi :


sjahrir, nuge dan dion masih hidup
Hati hati bergerak
Ada penghianat diantara kalian

-dara-


Akhirnya sebuah titik terang menghampiri, ku angkat kerah bapak bapak tua tersebut, kuberondong dengan puluhan pertanyaan, namun dia hanya berkata bahwa dia diberikan uang sebanyak 5 gold untuk memberikan pesan ini padaku ketika aku hendak pergi oleh wanita berparas cantik menggunakan gaun merah. Segera ku bergegas memasuki pertokoan kapitalis tersebut namun tidak ada informasi yang bisa kudapat. Namun ini petunjuk yang bagus, kupacu motorku menuju Gedung Merah. Namun keadaan masih tetap sama seperti sebelumnya, hanya beberapa kamerad muda yang terlihat. Ku berteriak di ruang depan,
"sudah saatnya kita cari para kamerad kita yang hilang dan kita hentikan semua kegilaan ini"
mereka kaget dan berkata "hanya kita yang berada disini ?"
"Tentu saja tidak kamerad, kita kumpulkan sebanyak mungkin kamerad yang tersisa, kalo kita kembali bersatu apapun bisa kita lakukan" jawabku
Mereka tersenyum kecut dan berkata "ah siapakah kita mampu mengumpulkan banyak anggota lama, mereka tidak akan terpanggil dan percaya begitu saja dengan kita"

Aku pun ikut terdiam, betul juga, aku pun kurang mengenal dan dikenal oleh para sesepuh yang mengetahui kejadian ini, aku butuh orang. Seorang yang aku percayai dan dia mempercayaiku, seseorang yang mempunyai kemampuan untuk memanggil para sesepuh, seseorang yang dihormati oleh para anggota lama serta dikenal oleh anggota baru. Kuputar otakku dan tanpa sengaja mataku tertuju kepada sebuah foto dinding seorang anggota Gedung Merah yang mengenakan jas berlatar belakang bendera Merah Putih serta logo burung Garuda, sebuah foto resmi yang di keluarkan Pemerintah kepada rakyat. Sebuah foto mantan presiden negara ini yang merupakan anggota setia Gedung Merah. Segera aku membuka laci meja sekertaris Ketua, kubuka daftar no telp anggota yang ada, ku tekan nomer yang ada dalam buku tersebut, di seberang telp terdengar sebuah suara lelaki berumur yang terbatuk, segera ku sapa

"bujellll, ini aku Dendi Uzumaki" ......

(bersambung)

===================================================

Ditulis di Batam, Sabtu 27 Nopember 2010 jam 03 WIB setelah selesai rapat gabungan yang menyebalkan ....