[Cerbung-PKeI] D.A.R.A !!!

Day 1,102, 04:55 Published in Indonesia Indonesia by jambuljack

Ini adalah bagian dari cerbung [yang semoga diangkat untuk menjadi chapter 8]

Chapter 1 :
http://www.erepublik.com/en/article/-vos-prolog-1230218/1/20
Chapter 3 : http://www.erepublik.com/en/article/pkei-berantai-magendaris-1230868/1/20
Chapter 4 : http://www.erepublik.com/en/article/cerita-berantai-pkei-stephanusn-1230956/1/20
Chapter 5 : http://www.erepublik.com/en/article/cerita-berantai-pkei-raclaf-simbol-mengejutkan--1231511/1/20
Chapter 6 : http://www.erepublik.com/en/article/pkei-berantai-imobil-1231603/1/20
Chapter 7 : http://www.erepublik.com/en/aarticle/menghilangnya-nugeloblegug-1430963/1/20Pagi

===================================================

....

"KEMPEL !!"

Bau busuk itu menyeruak menyengat saat aku mencoba membuka kedua mataku ;gelap, lembab, dan berbau tak sedap -; kiranyalah aku berada di sebuah gudang garam, ;kau dapat merasakan udaranya menjadi asin tanpa kau rasakan dengan lidahmu -;.

Samar - samar ku mencoba mengingat kejadian-kejadian yang terjadi sebelum aku berada disini ;sjahrir menghilang -;. ku mencoba mencari helaan nafas dari kekuatan yang tersisa, hampir aku tak bisa merasakan lengan kiriku. kuterbatuk dengan kerasnya, dahak bercampur darah, Rupanya orang-orang-itu memukuli dadaku.

"Sudah bangun kau ge?"

"Siapa ?" aku bertanya kepada orang yang menyapaku, tak bisa kulihat wajahnya karena memang tak ada cahaya yang dapat mataku tangkap. Hanya saja intuisiku mengatakan orang tersebut bertubuh tegap, rambut lebat, dan dengan suara yang hampir ku kenal.. ya, aku kenal suara itu, suara itu adalah

"Sjahrir, aku sjahrir"

"Demi Lenin dan marx, bagaimana keadaanmu kawan ? bagaimana ini bisa terjadi ?" Aku berusaha mendekat sambil menahan rasa sakit pada dadaku.

"aku sama sepertimu kamerad, tak tahu apapun. Bahkan sudah berapa hari aku disinipun tak jelas."

"Kau tahu siapa dibalik ini semua sjahrir ?"

"Terlalu banyak kemungkinan, awak tak berani cepat menyimpulkan"

"ya, aku mengerti"

"kau tahu kamerad muda itu?"

Aku terhenyak, rupanya selain aku dan sjahrir, ada seseorang lagi disana. Aku tak bisa mengenali bentuk rupa dan wajahnya, tak ada bayangan siapakah dia. Yang aku tau, dia sama sepertiku, sama-sama merupakan musuh dari musuhku.

"Dia masih pingsan ge"

"Perlukah ku bangunkan dia sjahrir?"

"tak perlu lah, mungkin dia belum siap untuk itu. Atau mungkin, dia tidak akan pernah bangun" jelas sjahrir dengan suara yang parau.

"dia kawan kita"

"pasti"

"kamerad ?"

"Kemungkinan besar iya"

"bagaimana dia bisa sampai disini ?"

"aku tak tau, begitu aku bangun, dia sudah berada disini bersama aku, dan kau nuge"

"aku lapar"

"biasakanlah... "

"maksudmu ?"

"biasakanlah dirimu dengan rasa lapar, agar kau tak terbujuk dengan rayuan manis untuk perutmu, juga daging di bawah perutmu. Jangan kau jual idealismu untuk itu"

"baiklah sjahrir"

.

suara derap langkah kaki terdengar menghampiri ruangan dimana kami disekap. tiga, bukan, mungkin lima orang yang datang menghampiri aku, sjahrir, dan seorang lagi yang tak kuketahui.

"BANGUN KALIAN !!" seseorang yang berperut buncit berteriak kearahku

"siapa kalian ?" tanyaku dengan lantang.

"JANGAN BANYAK BICARA, KUSERET KAU"

"apa salahku ?"

sebuah pukulan dihadiahkan kepadaku oleh orang berperut buncit tadi.
Dan terjadilah perdebatan antara orang-orang-itu dengan orang berperut buncit yang memukulku.

"Jan kasa-kasa ang ka urang tu"

"Apo urusan ang tu?"

"Urusan den itu titah dari ateh"

"Iyo bana inyo yang namonyo nuge ?"

"Biasolah, kayak biaso yang awak liek di ruang pusat"

"iyolah, manyarah den"

"BAWO INYO TU HA !!!"

.

Dibantunya aku berdiri, tapi ada yang aneh dengan mereka. Jika mereka orang yang memukuliku, tidak akan memperlakukan aku seperti ini ; dibopong aku dengan hormat, dibersihkannya darah di bajuku, dibersihkannya mukaku dengan sempurna -; hanya ada sebuah kemungkinan dalam hatiku. "aku seekor babi, diternak gemuk-gemuk, untuk dibunuh dan dimakan"

aku dirapihkan, dan aku mencoba memberanikan diri untuk bertanya kepada orang-orang yang membawaku

"aku akan bertemu dengan siapa ?"

"Dara"

"Dara?"

"ya Dara"

tak banyak yang bisa aku ketahui, siapa atau apa itu dara ? yang jelas aku diberi sepiring nasi khas minang, yang terasa sangat lezat sekali. Ku habiskan nasiku cepat-cepat. Ku manjakan cacing dalam perutku berpesta sejenak. Setelahnya, aku dibawa ke sebuah ruangan, ruangan yang berbeda, sangat berbeda dengan Gudang sebelumnya.

"silahkan kau mandi"

"terima kasih"

tak jelas apa maksud dari ini semua, aku dipukuli, dibius, disekap, lalu dipertemukan seperti pangeran muda. Aku memasuki ruangan kamar mandi ;berukuran besar, bersih, kering, berhiaskan warna merah cerah. Tak ada gayung, hanya shower dan bathtub-;

ku buka pakaianku, dan kubenamkan tubuhku di dalam bathtub. Kurasakan sakit yang menjalar diseluruh tubuhku, bekas luka seretan, memar, dan luka lainnya. Ku memandang kosong pada sebuah lukisan picasso ; sungguh aneh menaruh lukisan di ruang mandi -; ku nikmati sepenuhnya karena ku tak tahu apakah yang akan terjadi selanjutnya.

tiba-tiba lampu di ruangan itu meredup, terdengar suara-suara musik dengan aliran broadway. Ingin ku segera menyudahi mandiku dan memakai kembali bajuku. Namun seseorang masuk ke ruang mandiku.

Seseorang yang masuk itu adalah wanita, berusia muda. Putih, hanya memakai lingerie -tanpa dalaman- , wewangian produk anna sui tercium dari setiap lekuk tubuhnya.

Wanita itu mendekat ke arahku, mendiamkan diriku yang hanya terpana tajam, membelai seluruh lukaku, mencium kupingku, dan .... entah sensasi apalagi yang kudapatkan.

"siapa kamu ?" tanyaku dengan curiga

teringat perkataan temanku sjahrir sebelumnya : biasakanlah dirimu dengan rasa lapar, agar kau tak terbujuk dengan rayuan manis untuk perutmu, juga daging di bawah perutmu. Jangan kau jual idealismu untuk itu

"Mungkin kau tak kenal aku, tapi aku... maksudku kami, sangat mengenal dirimu"

"siapa ?"

"perkenalkan ....." sambil lembut membisikan di telingaku "namaku Dara"

"Dara ??..."


(.......bersambung)



Silahkan tunggu cerita bersambung lainnya, entah siapa nanti yang bercerita.

enjoy \m/