PKeI Berantai: Magendaris

Day 833, 17:47 Published in Indonesia Indonesia by magendaris

Cerita ini merupakan sambungan dari artikelnya kawanku Sjahrir
http://www.erepublik.com/en/article/h-2-sebelum-elamaran-1229599/1/all
dan kawanku Nuge
http://www.erepublik.com/en/article/h-1-di-persimpangan-elamaran-1230592/1/20
Jadi... ada baiknya kawan2 smua membaca kedua artikel tersebut sebelum membaca artikel ini 🙂

======================================== ============

Gelap...

Sepi...

Hanya aku sendiri...

Memang begitulah keadaan setiap harinya di Markas Besar PKeI pada malam hari. “Mungkin kawan yang lain ingin segera meninggalkan tempat kerja mereka sesegera mungkin” tebakan itulah satu-satunya hal yg menjadi alasan mereka dalam pikiranku. Hal yg sangat masuk akan kukira... mengingat kami bekerja banting tulang demi kebahagiaan bersama. Namun kembali lagi... saat ini hanya aku sendiri. Membereskan kerjaanku, rokok tetap menggantung di bibir, arak di tangan kananku, sedangkan tangan kiriku bekerja tanpa henti.

Aku bukanlah orang yang paling rajin di Angkatan Kelima sampai2 bekerja hingga larut malam... semua kawan di AK5 sudah tau... aku lah yg datang paling siang sementara mrk sedari pagi sudah bekerja... dan aku lah yg pulang paling akhir. Hal itu semata-mata kulakukan hanya untuk mengimbangi pekerjaan kawan2ku yg telah sangat keras bekerja demi dirinya, demi aku, kawan2ku, sehingga kami saling tergantung namun tidak tergantung kepada bantuan pemerintah atau yang lainnya. “Gara-gara arak sialan ini” begitu celotehku... dulu aku tidak seperti ini. Dulu aku pergi bersama dan pulang bersama kawan2ku. Tidak pulang tepatnya... setelah keluar dari Markas Besar, aku selalu pergi minum2 bersama Pharaoh Revival, Aranigr, dan terkadang Math40master. Saat itu aku tidak pernah mengeluarkan 1 IDR pun untuk membeli minuman. Mereka selalu dengan senang hati mentraktirku, wajar kukira... mengingat aku lah yg termuda diantara mereka. Sampai hari ini aku sadari... aku bukanlah yg termuda lagi dan tidak ada kawan yg bisa kutraktir minum2.

Menyedihkan...

Aku mabuk sendiri...

Tinggal menunggu waktu hingga aku tidak pulang dan tergeletak disini...

Namun ternyata tidak hari ini. Pekerjaanku selesai dan aku sudah bersiap2 untuk pulang. Aku mematikan semua lampu, mengecek semua pintu khususnya pintu kantor ketua umum ccm_maniac yg selalu memintaku untuk selalu memeriksanya mengingat situasi politik saat ini. Setelah selesai, sambil membayangkan diriku yg berada di rumah bordil langgananku menikmati malam yg panjang dgn wanita2 (yaahh.. inilah hiburan keduaku setelah arak, sayang Prof. Cabul Adrianto tdk ikut bersamaku karena sedang dinas luar) aku langsung keluar gedung... berjalan... sempoyongan...

Saat itulah aku menemukan keadaan yg tidak biasanya. Aku melihat mobil sjahrir... aku yakin aku tidak terlalu mabuk dgn berhalusinasi melihat sebuah mobil butut. Aku mendekati mobil tersebut dgn harapan bisa diantar pulang oleh kawanku itu... namun ternyata tidak ada sjahrir di sana. Yang kutemukan hanyalah...

DARAH...

MERAH...

Sesuatu... telah terjadi sesuatu terhadap diri kawanku Sjahrir...


= BERSAMBUNG =

Semoga terhibur, sebab hanya ini yang pantas aku lakukan

Bukan sekedar kata-kata,
Bukan sekedar goresan tinta,
Melainkan semangat sosialisme yang membara....

Salam keprihatinan

Magendaris,
kader PKeI dan Pemabuk Dunia yg Hina