Judulnya terserah yang baca

Day 1,439, 11:47 Published in Indonesia Indonesia by Gullivers

Ini Koran lama tapi baru update, karena bingung harus ditulis dan diisi dengan apa. Mau bikin komik nga jago gambar, mau update berita luar negeri kayak Koran om n3m0 kurang pengalaman. Lah akhirnya memberanikan diri share sedikit pengalaman beberapa bulan bermain game yang kata orang-orang laknat ini. Ya laknat banget, sampai terlalu laknat hingga saya yg sepakat dengan kata itupun ngak bisa berenti. Candu kali ya, apa yang main kurang waras semua wekekekke…
***
Bermula dari kegelisahan beberapa nubi beberapa hari ini yang plodding feed bergenre Galau. Isinyapun beragam, ada yang tanya inilah, Itulah, tapi rata-rata dari mereka mengharap beberapa sumbangan dari orang-orang yang sudah mapan di atasnya sekadar untuk menunjang kebutuhan hidup mereka. Food dan weapon merupakan objek pertama tunggal yang diincar. Walau terkadang terselip juga permintaan afgan (baca😒adis) seperti idr serta gold yang harganya selangit.

Tanggapan yang datangpun beragam, dari yang gemes mau cubit-cubit pipi, tarik-tarik nyuruh plorotin celana, sampai yang ngak banyak komentar dan langsung merintahin cek kulkas. Adapula yang teriak “diam dan makan roti Q1mu (mirip adegan di novel eRepublik WF)” sampe yang maki-maki secara tersirat menyarankan untuk usaha.

Susah juga ya? Beberapa pemain mapan dan dermawan mungkin bisa membantu dengan menyisihkan beberapa dari isi gudang mereka. Namun terkadang mereka juga jengah. “Masa tiap hari ngemis terus, udah tau nga ada idr maunya perang bawa tank mulu, nih orang mau minta-minta sampai kapan?” Ya,… kira-kira seperti itulah kedongkolan dari beberapa pemain lama yang sudah berhasil TS hipnotis serta raba-raba isi hatinya. Bukan niat tidak ingin berbagi atau menolong, namun lebih cendrung pada perasaan Ilfil dan bosan karena melihat ketergantung pada orang lain. Terkesan tidak ada usaha dan kreatifitas untuk survive di alam eWorld ini.

Lantas, apakah nubi harus disalahkan atas semua itu, ataukah kita bisa melakukan penghakiman massa dengan menyalahkan Plato? Ehm… jaman sudah berubah kawan. Sebuah relatifitas apabila kita bercermin kebelakang dan menemukan fakta bahwasanya eWorld merupakan jelmaan RealLife. Harus ada usaha dan upaya untuk bertahan hidup serta cita-cita yang ingin dicapai. Sepertihalnya TS sekitar 7 bulan yang lalu. Baru lahir ke eWorld tanpa sehelai benangpun. Tanpa warisan ePapah plato berupa ladang gandum dan pabrik roti. Yang ada hanya perasaan iri melihat para kesatria meneskan darah membela tanah air. Para ekonom mengatur strategi mensejahterakan rakyat. Partai-partai yang berlomba menarik simpati masa, mencetuskan ide-ide brilian sampai tergila untuk negeri tercinta. Dan aku? ketika itu!! Hanya terpaku di pojokan sambil menghisap jempol.

Akupun berpikir keras. Bagaimana caranya agar bisa hidup lebih mapan sekaligus bisa membantu Negara. “Self Supply,” jawabnya, kata seorang ekonom yang mengaku sering amnesia dan pelupa. Ente harus bisa mandiri menuhin kehidupan sendiri, pintar-pintarlah mencari kesempatan. Ingat 3M katanya, Menggeliat, Membulat, Mengepak (nyingkatnya maksa) XD

Dari situlah mulai terpendam hasrat yang berapi-api. Bahwa aku juga bisa seperti mereka, bahwa semua pendahuluku juga pernah melalu fase ini, maka akupun;

Menggeliat (merayap seraya berteriak “pucuk..pucuk..pucuk,” tiap hari hanya WNT aja, baru bisa perang 3 hari setelah itu),

Membulat menjadi kepompong (mengumpulkan sedikit demi sedikit harta untuk membuka usaha; bikin storage yang lumayan, mantauin market siang-malem, borong wrm, jual lagi, dagang 2 minggu di #iTread pakai bahasa bule seadanya, sampe dapet PM dituduh Scamming karena ada org yang makai nick hampir sama dengan “Gullivers” (baca: orang ganteng) lalu kapok dan berhenti)

Sampai pada masa sekarang, ketika TS mulai Mengepak (sudah bisa bikin food sendiri, punya pabrik senjata sendiri, mulai bisa membantu pemerintah dengan membuka lapangan kerja walaupun harus dimaki karena penganut Paham sistem kerja sehari, (baca: yang penting napooo))

Bermetamorfosis, kira-kira itu yang bisa TS sampaikan. Bahwa perjalanan kita masih panjang, dan ketika berjalan kedepan jangan sesekali menoleh kebelakang karena akan menimbul keraguan. Atau nanti di tengah jalan kita akan menemui sebuah persimpangan dua pilihan; Menyerah (baca: PENSI, gamenya udah ngak rame, udah ngak ada rasa kebersamaan lagi, semua trolling sendiri-sendiri, Kalah Arisan) atau Berusaha Lebih Keras Lagi (baca: mencari solusi permasalahan yang ada, bahwa ini adalah game komunitas, bahwa ada ribuan sel otak dari setiap individu yang dapat memicu berjuta kecendrungan terhadap sesuatu, bahwa kebersamaan adalah tujuan kita, saling menghargai, Main Futsal, makan jagung bakar, Nembak Cewe, Ketemu jodoh lalu Kawin, Bakti Sosial, kopdaran, GatNas, jogged-joged Ayu Ting-Ting di #reri sambil cekikikan sampai disangka nyokap Sakau dll.)

Terserah anda, apapun pilihannya. Intinya kembali ke pribadi masing-masing. Pesan TS tolong di vote dan Sub yang banyak biar medal MM ane nyala

Bonus: Beberapa artikel yang sangat berguna kalau nemu yang bagus lagi nanti ane apdet!!!

http://www.erepublik.com/en/article/dasar-permainan-erepublik-part-1--1892790/1/20

http://www.erepublik.com/en/article/apa-alasan-kalean-maen-erep--1892740/1/20

http://www.erepublik.com/en/article/-how-to-self-food-supply-konsumsi-makan-harian--1892520/1/20

www.erepublik.com/en/article/n3m0-ketika-visi-keluarga-besar-ei-menembus-dimensi-kehidupan-nyata-1892461/1/20