[TANAH AIRKU TERCINTA SERIES] CROW GUARDIANS DAN KANG MASILA

Day 570, 12:17 Published in Indonesia Indonesia by Wonder Forward
Lahirnya Crow Guardians karena� LPM
Dari semua pencapaianku
Congressman, Letnan, Peternak sapi unggul
Menteri, Satpam IRC, editor wikipedia Indonesia soal Erep
Investor di Tanril Org, Provokator, Tukang Korek Got Java dan Sumatra
Aku paling mempusakakan pencapaian berikut ini:
Koran Crow Guardians, dan Wander Howard in Memoriam…
Karena merekalah panggilan hidupku… Menulis menulis menulis…


Aku menemukan cita-citaku. Yah. Aku memang dari sononya sudah penulis. Tapi buat menulis di Erep aku agak terlambat start. Aku ragu. Aku punya banyak cerita yang harus ditulis di RL, dan aku juga adalah seorang penerjemah. Aku tak akan punya waktu, alasanku. Aku tidak akan mau mencurahkan jiwaku untuk suatu koran di dalam sebuah Game!

Tapi hati kecilku berbisik lain. Game ini bukan game biasa. Koran dalam game ini juga tidaklah remeh. Dari puluhan koran yang kulanggani, hasil seleksi, tidak ada koran yang remeh, apalagi sekelas DDB milik kang n3m0 atau VS milik kang masila, atau sekonyol-cerdas Koran Komik kang B0ng. Itu bukanlah berita hanya dalam game! Itu adalah jurnalisme! Itu adalah intisari hasrat berbagi pengetahuan dan aktualisasi diri, pengungkapan sukma (bukan kang sukma lol) dan raga lewat ketikan di atas keyboard, lewat curahan batin dan pemikiran untuk menyusun kata demi kata, menautkan kalimat, gambar, dan link.

Aku sudah jatuh cinta pada media sebelum aku bahkan tahu akan kedahsyatannya. Titik balik kehidupanku menjadi seorang Media man di Erep dimulai saat aku melihat sayembara Lomba Penulisan Media alias LPM di koran Social Science milik Phortoz. Aku tak peduli ceracas cerocos detilnya, sampai aku akhirnya melihat:

Hadiah 1: 25 G + 250 IDR + 3 q5 + 4 q4 + 3 q2 + 6q1 (weapon)�

WUAAAHHHHHHHHHHH!!
Gue ngiler bukan main rasanya…
Kulihat 2 gold hasil kutipanku menerjemahkan koran kang n3m0…
Tidak ada ruginya, pikirku.
Sekarang atau tidak selama-lamanya…

Tapi hatiku lantas kembali layu saat melihat bahwa peserta lomba itu sudah banyak dan marak. Artikel-artikel LPM lain udah hebat-hebat…

Tapi dalam hatiku aku bertekad untuk setidaknya menulis.
Setidaknya unjuk gigi sebagai nubie.

Aku melihat topik-topik lomba itu…
1. POLITIK, walah! Kaga ngerti aku!
2. MILITER, private belum pernah perang mana bisa nulis soal ABeRI?
3. EKONOMI, duwit 100 idr aja belum pernah megang… amit2 mau jadi kaya Boediono ato Kwik Kian Gie.
4. SOSIAL, ah… ini baru pas. Suatu khasanah budaya dan perasaan yang kualami sendiri dan bisa ditulis siapa pun.

Maka kuputuskan bikin LPM Soksial… Terpacu Matre dan juga ambisi pribadi.
Kubeli sebuah harian dengan 2 Gold. Sebuah bangunan mungil, kugantungkan sebuah patung Gagak di depannya, dan papan namanya: Crow Guardians. Koran yang akan mengubah dunia, pikirku.

Saat aku bersemedi di depan Monitor yang nyala malamnya, dalam gedung Crow Guardians yang masih ditutupi plastic dan kain. Hanya menyeka debu di meja dan computer, aku langsung bekerja. Aku memiliki ide dari pengalaman masa lampauku bermain game. Aku harus mengungkapkan aspek psikologi gamer, sesuatu yang menggigit, harus lucu, orisinil, dan abadi, bisa diacu setiap saat.

Maka lahirlah tulisanku dalam waktu kurang dari 2 jam berpikir dan merevisi:
http://www.erepublik.com/en/article/-lpm-sosial-introspeksi-4-tahapan-dalam-permainan-apakah-erep-demikian-pula--739754/1/20

Sejak saat artikel ditulis, aku sudah terus menerbitkan artikel lagi dan lagi! Aku bagaikan kesetanan. Tapi juga tidak sabar, menunggu vonis para juri… sampai keluar hasil LPMnya adalah…

Juara Pertamaxxx adalah: .................
Wander Howard dengan topik Sosial

Juri 1 (kang n3m0), Juri 2 (kang bolodewo), dan Juri 3 (kang bebek phortoz) melihat wander howard bisa menganalisa dengan dalam dan memilah-milahnya dalam bebrapa tahapan, yang banyak orang tida bisa klasifikasi. Selain itu juga ia mampu membuat batasan antara satu hal dengan yang lainnya. Analisanya tajam, dimana ia bisa menyelami dan menilai perasaan para pemain dari berbagai level.

Menurut Juri 1, Harus ada sumber/data yang dirujuk seperti melalui wawancara. Ini yang berbeda dengan Kibz. Namun Juri 2 dan 3 berpandangan bahwa wander lebih layak menjadi juara pertama dan Kibz juara kedua. bukan karena keseharian wander suka menulis di RL, tapi kemampuan untuk beradaptasi dan memahami erep secara cepat yang harus diakui, apalagi Ia terhitung newbie. (sumber : http://www.erepublik.com/en/article/-gov-menkominfo-pengumuman-pemenang-lomba-media-747420/1/20)

MENANGG!! WAHAHAHA! MENANG!!! Rasanya luar biasa!

Aku tak lagi benar-benar peduli akan uang atau gold hadiah. Mungkin ini terkesan klise, tetapi benar sekali. Pada saat duitnya ditransfer Pak Menteri Phortoz ke rekeningku … Meski entah kenapa karung uang itu… tidak membuatku sehappy dipuji oleh para pembesar dan raja media Indonesia! Kemampuanku diakui! Itu yang membuatku benar-benar girang!

Apa yang terjadi pada duit itu? Well… Duit hadiah itu sebar sampe abis2an buat beliin Welness Box, gift, ama wepong anak2 pas perang perebutan WSR pertama kali banget! Sisanya aku investasikan ke Tanril Org milik Chiruu.

Aku menyadari yang berharga adalah vote demi vote, subscriber demi subscriber, comment demi comment yang mampir ke redaksi Crow Guardians. That’s what keeps me alive! That’s what propels me to Heaven!
Artikel Crow Guardians berikutnya adalah soal… TO...

- TO, Kang Masila, dan Singapore
A baby city is born
Only to be scavenged by vultures and herons
Nobody cares of its cry for aid
I can only gnash my teeth
Helpless to see thieves and scoundrels ravaged its newborn flesh
Agony oh agony… TO agony…


Sejauh yang kutahu ada dua cara menghancurkan sebuah negeri. Pertama: dengan perang. Dengan adu kekuatan prajurit dan senjata, merobohkan tembok, menguasai wilayah itu beserta seluruh aset perusahaan dan penduduk yang ada di dalamnya. Kedua, dengan pengambil-alihan secara politis atau Take Over atau Pengambil-alihan atau Kup melalui pemilu atau TO saat pemilihan umum.

Bayangkan sebuah negara yang penduduknya sedikit, anggap saja penduduknya hanya seratus orang. Pada hari-hari menjelang pemilihan umum, datang mendadak 200 orang dari luar negeri yang langsung otomatis menjadi warga negeri sana dan memiliki hak pilih. Mereka mendirikan partai mereka sendiri dan mengajukan caleg dan capres mereka sendiri, dan tentu saja memenangkan pemilu dengan telaknya. Ini adalah pertempuran kerah putih dengan senjatanya berupa tiket dan vote. Cara tanpa pertempuran berdarah-darah ini dilakukan melalui 2 jalur yang paling umum: Menguasai DPR atau congress dan menggolkan calon presiden dari calon mereka.

Tujuan melakukan TO ini ada dua: secara ekonomi dan secara politik.
Secara ekonomi, dibagi lagi menjadi dua: Pencurian kas suatu negara atau menghancurkan ekonomi suatu negara.

Menghancurkan ekonomi sebuah negara yang paling efektif adalah dengan cara mengusulkan RUU yang menaikkan pajak bagi perusahaan hingga 99%, lalu menaikkan upah minimum nasional sampai sangat tidak rasional sehingga makin mencekik mereka. Akibatnya mengerikan. Perusahaan gulung tikar, dan seketika karyawan luntang lantang tanpa penghasilan, tanpa ada barang di pasar. Mampus menjadi makam atau tulang-belulang dua dimensi dalam tempo belasan hari belaka. Bayangkan kalau itu terjadi kepada suatu negara? Kepada para pemain yang baru lahir?

Secara tujuan politik, TO dibagi menjadi tiga: 1) Demi membuat negara itu menjadi taklukan (sapu rata dengan bumi), 2) menjadikan negara itu sebagai perintang politik atau negara boneka, 3) Tujuan mulia untuk memajukan negara itu dari mereka yang tidak becus menjalankannya (tapi ini sangatlah jarang).

Menghancurkan suatu negara menjadi sama rata dengan bumi ini secara militer sangat sulit dilakukan. Alasannya: sebuah negara yang memiliki banyak sahabat atau sekutu bisa membantu negara yang wilayah asli mereka diserbu. Ambil contoh: misalnya wilayah kekuasaan Indonesia yaitu Australia Barat diserbu negeri asing, maka Indonesia harus mempertahankan wilayah jajahan tadi sendiri kecuali jika tentara asing pindah ke Indonesia dan berperang dari sana. Tetapi lain urusannya jika Sumatra atau Jawa yang diserang. Niscaya seluruh sekutu Indonesia, yaitu PEACE GC (Kesatuan yang terdiri dari 20 negara) akan datang membantu tanpa harus pindah ke Indonesia dahulu. ---Mengenai PEACE GC akan kami bahas kelak.
Tapi jika sebuah negara di-TO presidennya, maka dalam 5 menit saja sebuah negara besar bisa rata dengan tanah. Karena Pak Presiden memiliki kekuasaan menekan tombol perang maupun juga melarikan diri (retreat) sehingga menyerahkan tanah yang tengah digempur secara percuma kepada musuh yang telah berkolusi dengannya.

Jika sebuah negara di TO presidennya dan tak bisa digulingkan, presiden itu bisa saja menyerang negara sekutunya sendiri, sehingga menjadi ibarat perpanjangan tangan bagi negara yang mengirimnya. Ini adalah tujuan keji TO lainnya.

Jika dipadukan dengan TO anggota DPR (yang bisa mengajukan berbagai RUU pencurian dan RUU pencekikan ekonomi), TO presiden ini sangat maut. TO Kongres dilakukan agar Presiden ini tidak bisa di-Impeach atau meng-Impeach presiden lawan yang menang. (Impeachment atau Sidang Istimewa memerlukan 66% suara kongres untuk menjatuhkan seorang presiden menjadi rakyat jelata).

Baru beberapa hari memulai tugas jurnalisme, datanglah sekonyong-konyong permintaan bantuan lewat perkenalan saya dengan Kang Masila. Selama ini saya hanya mengenal Kang Masila lewat koran-korannya yang kritis lagi special sekali bagi saya. Bahwa sekarang Kang Masila adalah le presidente saat saya menulis pada bulan Juni 2009 ini, saya menganggap ini sebagai sekedar de javu dan bukti bahwa perkenalan saya dengan beliau ini memiliki dasar yang baik dan telah berbuah hingga kini.

Kang Masila saat itu tengah bosan dengan kehidupan di Indonesia. Jadi beliau melanglang buana, meski masih suka nangkring di IRC. Beliau pergi ke luar negeri dengan niat mulia meng-konter TO dan membantu negeri-negeri baru yang tengah lahir bernama Singapura.
Lahirnya Singapura, bersamaan dengan Serbia, Malaysia, Filipina, dll; membuat para hiu-hiu bernama Kelompok TO mancanegara kembali beraksi. Adalah Kang Masila saat itu tengah bertetirah di Singapura ketika ia merasa iba dengan negeri itu dan menjadi penasihat calon presiden Singapura waktu itu. Beliau berbagi waktu mengajarkan siasat anti-TO, tapi pengaruh legiun asing terlalu kuat dan deras. Hingga Kang Masila meminta bantuan kepada rakyat Indonesia.
Indonesia sendiri sedang sibuk menangkal TO di negeri lain atau sebenarnya sedang beraksi juga membalas dendam kepada Raja Kelantan dengan cara membentuk Barisan Nasional buat men-TO Malingsia… Signifikansi Singapura bagi Indonesia kecil sekali, apalagi cuma untuk menyelamatkan harta negeri baru itu dari gerombolan pencuri kursi. Akibatnya hanya sedikit pertolongan yang datang.

Kang Masila geram dan kesal. Sedih tak berdaya melihat kondisi. Tapi ia tak menyerah. Bahkan sampai hari pemilu kongres sekalipun ia terus berjuang menggalang vote. Saat kursi DPR Singapura dikoyak-koyak partai dari Turki dan dari Romania, masih ada berbagai kursi penduduk asli yang bisa diselamatkan.

Tapi nasib sudah bisa dilihat. Singapura diambil alih dengan suksesnya, dan harta negeri mereka dijarah. 1000 batang emas dan ratusan ribu SGD dicuri. Hal itu membuatku mempelajari… Bahwa dunia Erep ini memang keras.
Keras dan kejam…
Tapi bukannya tidak mungkin.
Empat bulan sudah berlalu sejak saya menulis ini.

Singapura perlahan-lahan mulai bangkit dan menapaki kehidupan bernegaranya dengan merdeka. Ketika tidak lagi ada hal yang menarik bagi mereka, maling-maling itu pergi bagaikan angin bahorok sudah lewat musimnya. Warga Singapura memungut kepingan-kepingan yang tersisa dari prahara dan amuk keserakahan tadi, dan membangun negeri mereka perlahan-lahan.
Tapi TO telah membekas di hatiku. Juga Kang Masila.

> Bersambung ke Bab VI