Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
maling
Saya masih ingat, sekitar 1.5 tahun yang lalu, saya menulis sebuah artikel untuk sedikit “mencairkan“ perseteruan yang sudah berlangsung lama itu. Inisiatif itu datang tanpa motif, hanya iseng, dan tentu saja berakhir sia-sia. Waktu itu, mungkin saya ingin terlihat bijaksana, dan berharap, yang bertikai juga bisa tertular untuk jadi bijaksana. Tentu saja, itu sebuah harapan yang kosong.
Pada akhirnya terlihat, saya salah. Saya terlalu bodoh untuk memahami, bahwa, Seperti Dendam, Rindu harus dibayar tuntas.
Tapi, ternyata saya tidak bodoh sendirian.
Saya sempat terkagum-kagum melihat aksi GOV yang mengundang 2 pihak yang bertikai. Dalam hati saya, hebat sekali mereka, bisa menemukan solusi kebuntuan 2 pihak yang bertikai tersebut. Karena, sejauh yang saya pahami, demand Maxdi cs dari dulu tetap sama, tidak berubah. AG juga tidak pernah bergeming, untuk tidak mengeluarkan imobil. Sehingga ketika sebuah pertemuan resmi yang difasilitasi GOV, asumsi saya sudah ada sebuah kesepakatan awal.
Ternyata saya salah.
Pertemuan itu ternyata tidak diawali dengan adanya sebuah solusi. Solusi yang saya bayangkan adalah, GOV sudah mencoba menanyakan dulu ke pihak 1, apa yang mereka minta. Kemudian mengkomunikasikan dengan pihak 2, apa mereka bisa menerima. Setelah ada respon, baik itu dari pihak 2 yang mau menerima, atau dari pihak 1 yang mau mengubah permintaan, baru lakukanlah pertemuan.
Tanpa ada solusi awal, dan dengan dalih, “memfasilitasi”, maka pertemuan itu hanya mempertemukan (memfasilitasi) ego masing-masing pihak. GOV seharusnya paham, masing-masing sudah punya pendirian, yang sejak dulu sampai sekarang tidak berubah.
Sehingga, adalah sebuah kebodohan, untuk mengumpulkan dua pihak yang diposisi tidak untuk bernegosiasi. Berharap sebuah keajaiban, ketika dua pihak saling bertemu, terus, salah satu mengubah pendiriannya agar timbul perdamaian, itu adalah KEBODOHAN! Terlalu bodoh untuk memahami, Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas!
Anyway, sebenarnya apa maksud dari artikel ini?
Saya cuma ingin complain saja, beberapa menit yang terbuang sia-sia ketika membaca artikel kebodohan GOV, dan kebetulan momentnya tepat saja dengan akan diputarnya film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas.
Selamat menyia-nyiakan waktu anda dengan membaca artikel ini.
Comments
http://managerzone.com/?raf_code=8611094
Buat yang ingin join MZ, mungkin bisa klik referal diatas
Hehehehehehe.
PELANGGARAN! Report abuse!
Ini yang dari novel itu kan ya?
Hmmm, ada dapat soft file novel ini dari Chacaramell tapi belum selesai bacanya 😃
Hohhh, pantes aja kok rada ga asing sma judulnya (✿❛◡❛) trnyata sblmnya judul novel,awokakw
An eye for an eye will leave the whole world blind
cocok
newbi baca saja
Saya jadi curiga om maling dapat endorse promo film buat masuk ke erepublik
Ah dasar maling, dia bagi2 link reff
Tujuan nya nulis artikel... Ke tebak deh....
Seperti biasanya artikel kamu layak dibaca. Berhubung tak main MZ jadi hanya bisa endorse wkekeke
Hmmm 💁🏻
Memang, tak semua rindu berujung tuntas. Apalagi berbalas ~
Buang2 waktu gw aja baca artikel orang BODOH
BUDAYAKAN BACA SECARA CERMAT
sebelum dialog gov udah berkomunikasi om, tapi ke salah satu pihak malah diawal dialog sempat merangkap jadi perwakilan salah satu pihak tersebut, seperti yang ada di transkrip lengkap dialog di koran Gov.
[removed]
Tassssss tassssss
Tunjukkan titit moe, ehhh
Seperti biasa bungkus gorengan selalu layak dibaca...
Bungkus gorengan emang cocok dibaca sambil ngopi ama makan gorengannya wkwkwk...
ciee kangen kangenan
Kembalikan tiga menitkuuuuuu
yaudah jd gov sana 😁 trus pertemukan pihak yang terkait
BH itu gede2an damage, bukan dulu2an parkir damage
Bungkus bala-bala kawan sejati dikala nongki di pinggir kali