[HAI]

Day 4,671, 20:03 Published in Indonesia Republic of China (Taiwan) by maling

Masa romantis seringkali identik dengan sesuatu yang hiperbola,
terhadap keindahan, keagungan, dan kemegahan yang membungkus kata.
Menjadikan makna kata lebih merayu dan mendayu.
Padahal, tak jarang, yang lebih simple itu lebih mengena di hati,
seperti sebuah ungkapan .... HAI



HAI tak hanya awal sebuah pertemuan,
HAI akan mengawali sebuah runtutan-runtutan keindahan, keagungan, dan kemegahan.
Dan segala hal yang hiperbola lainnya.
Sehingga, hiperbola-hiperbola itu juga diawali dari yang sederhana,
seperti sebuah ungkapan ... HAI



HAI juga bisa memecah kebuntuan, atau “break the ice” kata keren-nya.
Saat seolah semua pintu sudah tertutup, segala harapan seolah memudar, dan seolah berada di ruang kosong yang hampa.
Secercah kata HAI, akan menjadi jawaban.
Bayangkan sejenak, jika Maxdi say HAI to AG.imobil, atau AG.imobil say HAI to Maxdi,
mungkin seketika, langit akan menjadi cerah, harapan-harapan pun tumbuh, dan seiring waktu, Cita-cita tercapai.



[epilog]



Aku memang sering terdiam, pasif tak banyak bicara, dan ini seolah jadi pelengkap dirimu, yang selalu aktif, spontan, dan ceria di setiap waktu.
Tapi, saat aku sedang tak diam, aku akan coba pastikan, ke tidak diam an itu bermakna.

Antara disini dan disana ada selarik renjana
Yang perlahan kita tempuh walau jauh
Demi tambatkan sauh tuk berlabuh
Bergempita semesta rindu, ku dan mu
Sampai jarak itu tak lagi seberat rindu Dilan
Seberat rindu awan kepada hujan
Seberat rindu api kepada abu
Sehingga kita jadi sederhana, dengan sederhana


HAI