Untuk eIndonesia

Day 891, 12:22 Published in Indonesia Croatia by Prizivach Duhova

Perang eDunia telah pecah, korban berjatuhan dimana-mana. Pertempuran satu per satu bermunculan, entah gerakan pemberontak, atau serangan langsung ke beberapa negara. Dengan menggunakan seluruh kekuatan, pikiran dan kekayaan, perang menjalar bak virus yang mematikan. Kegembiraan muncul di satu pihak, di lain pihak kesedihan atau pun cemas akan menjadi sasaran selanjutnya.

Negara eIndonesia pun tidak luput dari dampak Perang eDunia.

eIndonesia terpukul mundur. Bukan KALAH, karena kita masih memiliki seluruh daerah asli.

Namun, pukulan ini umumnya tidak dapat diterima. Dengan penuh emosi, mereka yang merasa kalah, mengecam berbagai pihak seperti perongan, pengusaha, partai bahkan pemerintah. Semua merasa benar. Walaupun begitu, terdapat juga pihak-pihak yang menyerukan persatuan tapi suara itu seperti tidak terdengar atau tidak diperdulikan. Yang menjadi pilihan utama pembaca adalah seruan-seruan yang penuh kecaman.

Di saat negara sedang kacau, pihak-pihak yang berpengaruh pun berusaha mengerahkan massanya untuk memperbaiki atau memanfaatkan negara ini.

Tidak sedikit dari massa mereka yang saling memojokkan pihak-pihak yang dianggap lawannya. Bertubi-tubi cacian, hinaan, sindiran atau pun fitnah dijadikan senjata untuk menjatuhkan lawannya. Tidak ada yang dapat menghentikannya, walaupun dengan ancaman, bahkan oleh seruan pemimpin mereka pun tetap tidak dapat membungkamkan mereka.


Kebencian.
Merebak di antara negara yang sedang mengalami pukulan ini.






Secara pribadi.

Meskipun saya masih orang baru, bahkan sudah mengecewakan beberapa pihak. Saya secara pribadi berusaha untuk tenang, memantau, dan mendukung eIndonesia. Sebelumnya saya sadar saya adalah orang yang baru bergabung dengan eIndonesia. Awalnya saya begitu bersemangat, namun saya jatuh dalam kebodohan saya sendiri, sampai saya disadarkan oleh pihak yang menyabotase id saya tapi dia mengembalikan dengan syarat yang cukup aneh.

Saya pun mulai berdiam diri.
Dan saya mulai mempelajari sejarah.

Saya berlangganan surat kabar dari para senior-senior, saya mempelajari kata-kata mereka, saya mempelajari sejarah eIndonesia dari tulisan-tulisan mereka, saya meresapi tulisan-tulisan mereka. Termasuk juga tulisan-tulisan mereka yang dianggap "pemberontak" oleh eIndonesia. Pelan-pelan saya mulai mengerti.

Mereka semua memiliki satu kesamaan untuk eIndonesia.

Mimpi eIndonesia berjaya untuk selamanya.


Dengan semangat itu, mereka berusaha mewujudkan mimpi itu. Mereka menyadari harus adanya generasi penerus. Mereka pun mulai melahirkan penerus-penerus mereka. Satu-persatu, lahirlah warga baru, yang diharapkan untuk dapat mewujudkan mimpi mereka. Diluar dugaan, eIndonesia dipenuhi warga baru dalam waktu singkat. Dan tanpa buang-buang waktu, mereka mulai mendidik dan mendorong mereka yang baru lahir untuk belajar memimpin negara ini.

Di saat-saat itu, perbedaan pendapat mulai terjadi, masing-masing memiliki cara yang berbeda-beda untuk mewujudkan mimpinya bagi eIndonesia.

Penduduk yang baru lahir, melihat para pendahulu mereka berselisih pendapat satu dengan yang lain. Mereka yang merasa ingin tahu bergabung dengan salah satu organisasi yang mereka dirikan. Mereka masuk dan mulai mendengarkan kata-kata dari pemimpin mereka. Tanpa disadari sang pemimpin mengucapkan kata-kata, yang tanpa mereka sadari, membangkitkan kebencian terhadap mereka yang berbeda pendapat dengan mereka.

Dan penerus mereka mulai menyebarkan kebencian-kebencian terhadap mereka yang dianggap tidak sepaham.

Tanpa terbendung lagi, bangkitlah mereka para penerus yang memiliki pemikiran ekstrim.

Pemikiran ekstrim sangatlah tidak baik. Yang terpancar hanyalah kebencian-kebencian</strong>. Dan mereka sang penerus yang ekstrim dapat dikatakan cerminan dari pemimpin mereka. Tapi berdasarkan pengamatan saya terhadap pemimpin mereka, <strong>ternyata sang penerus tidaklah benar-benar mengerti pemikiran dari pemimpinnya.</strong>. Bahkan tidak sedikit, tulisan-tulisan sang penerus <strong>ditanggapi dengan sinis oleh pemimpin mereka.

Saya tidak mau menyudutkan salah satu partai, karena menurut saya secara pribadi, masing-masing partai memiliki penerus-penerus ekstrim. Meskipun mereka tidak menyadarinya.





Untuk penerus-penerus eIndonesia, mari kita mempelajari sejarah dengan baik, mari kita kenali bangsa ini lebih baik, belajarlah dari perbedaan-perbedaan yang ada, jangan mudah terpengaruh oleh satu pihak, kenali pemikiran pemimpin anda dengan baik, pelajari juga mereka yang memiliki perbedaan. Jangan biarkan diri anda dipimpin oleh kebencian.

Untuk para pendahulu, mari terus membangun eIndonesia 🙂 didik kami yang masih muda-muda ini 🙂


Hail eIndonesia!!