Sebuah Renungan

Day 1,928, 19:43 Published in Indonesia Indonesia by Janisatya Dido Pranata

Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas respons yang telah diberikan oleh rakyat eIndonesia terhadap artikel saya yang berjudul "Frontal, Kami Oposisi dan Kami Bangga dengan Hal Itu!." Sebelum menerbitkan artikel itu sebenarnya saya sudah menduga bahwa akan mmendapatkan pro dan kontra. Tetapi saya sama sekali tidak menyangka bahwa responnya akan jadi sebanyak itu. 250 lebih jumlah komentarnya. Bahkan ada salah seorang di antara mereka yang sekalian membuat artikel counternya dengan judul "Dido, Kader Frontal, dan Paradox + Ilogis." Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada Anda semua.

Ini bukanlah artikel counter atas artikel aliy1, karena bagi saya tidak ada komentar yang baik ataupun buruk. Itu hanya sekedar masalah perspektif kita dalam memandang suatu masalah. Saya pernah ditanya mengapa saya membuat artikel itu. Jawaban saya adalah, saya ingin mengajak seluruh rakyat eIndonesia dan para kader Frontal, khususnya, untuk bisa menjadi yang lebih baik di masa mendatang. Jika Anda perhatikan dari artikel saya, saya tidak hanya mengkritik tentang Frontal dan anti-Frontal, tetapi juga mengkritik enegeri ini secara keseluruhan.

Selama ini kita tak pernah berdiri sebagai eIndonesia secara utuh, tetapi sebagai kelompok. Kebanggaan kita terhadap kelompok kita telah membutakan mata kita tentang pentingnya sebuah kebersamaan. Dimanana-mana, setiap ada siang pasti ada malam, setiap ada kebaikan, pasti ada keburukan, yin dan yang, bagai dua sisi mata uang yang saling berkaitan satu sama lain. Setiap epartai, betapa pun sedikitnya itu, pasti juga memiliki haternya masing-masing. Tetapi janganlah hal itu justru membuat kita lupa bahwa kita semua, Warga Negara eIndonesia, adalah satu ekeluarga besar yang utuh.

Semenjak saya menerbitkan artikel itu, saya menerima banyak kecaman, khususnya dari saudara-saudaraku yang anti-Frontal. Ada yang mengatakan bahwa saya ilogis lah, kurang kerjaan lah. Bahkan saya juga mendapatkan kecaman dari saudara-saudara saya di Frontal karena berani mengkritik saudara-saudara saya sendiri.

Namun di sisi lain, dukungan juga tak kalah banyaknya saya dapatkan. Bahkan Demon War, yang telah lama vakum dari eRepublik, muncul menemui saya. Saya tentu merasa sangat senang karena Beliau adalah eidola saya dan merupakan tokoh panutan saya. Ini sepenggal kata yang Beliau sampaikan kepada saya, "Frontal itu Pancasila, Dido, yang merangkul semua golongan. Meskipun pada akhirnya kita akan dicela karenanya..."

Saya benar-benar merasa terharu karena ada tokoh besar dari Frontal yang berkenan memberikan wejangannya untuk saya. Sungguh sebuah kehormatan dan pengalaman yang tak ternilai harganya. Saya pernah diejek oleh saudara saya dari epartai lain bahwa suatu saat saya tidak akan digubris lagi di Frontal. Tetapi saya tidak terlalu memusingkan hal itu. Jika memang suatu saat saya diusir dari epartai yang sangat saya cintai ini, maka saya akan kembali masuk, begitu seterusnya sampai mereka bosan mengeluarkan saya. Saya masuk ke epartai ini bukan karena ajakan siapa pun, apalagi para petinggi Frontal. Karena itu saya tetap dan selamanya akan setia kepada epartai ini, bukan kepada petingginya.

Artikel itu menjadi saksi akan loyalitas saya terhadap Frontal. Setidaknya, saya telah menunjukkan bukti, bukan hanya sekedar omongan, bahwa saya sungguh-sungguh mencintai epartai ini, dan eIndonesia secara keseluruhan. 🙂


Janisatya Dido Pranata