Pancasila Itu Kiri
Xnaiper
Setelah peristiwa G.30/S, orang-orang kiri mulai dikejar-kejar. Banyak yang ditangkap, dipenjara tanpa pengadilan, dan dibunuh. Segala yang berbau kiri mulai dilarang.
Saat itu, November 1965, pamor kekuasaan Bung Karno sudah menurun. Beberapa kali himbauannya, agar semua kelompok menahan diri dan tidak terprovokasi, tidak dihiraukan. “Ucapan di mulut katanya taat, tetapi di dalam perbuatannya saya merasa oleh mereka itu dikentukin sama sekali,” keluhnya.
Ironisnya, mereka yang anti-kiri ini mengklaim diri sebagai “penyelamat Pancasila”. Revolusi Indonesia, yang susah payah diperjuangkan sejak Agustus 1945, makin bergeser ke kanan. Pancasila pun hendak diselewengkan menjadi kanan.
Tanggal 6 November 1965, saat sidang paripurna Kabinet Dwikora, di Istana Bogor, Bung Karno marah besar atas upaya menyelewengkan Pancasila menjadi kanan itu. Dengan tegas Bung Karno menyatakan, “Pancasila adalah Kiri.”
Tentu ada alasannya Bung Karno menyebut Pancasila itu kiri. Namun, sebelum kita membahas hal itu, kita periksa dulu defenisi kiri menurut Bung Karno.
Bagi Bung Karno, kiri tidak hanya anti-imperialisme. Tapi, katanya, kiri itu adalah anti segala bentuk eksploitasi (uit-buiting). Menurutnya, kiri adalah menghendaki suatu masyarakat yang adil dan makmur, yang di dalamnya tidak ada kapitalisme, tidak ada lagi exploitation de I’homme par I’homme—penghisapan manusia atas manusia.
Pendek kata, Bung Karno mendefenisikan kiri sebagai sikap politik yang menentang segala bentuk penghisapan dan penindasan. Politik kiri menentang penghisapan manusia atas manusia dan penghisapan bangsa atas bangsa. Dengan demikian, politik kiri mestilah anti-kapitalisme, anti-otoritarianisme, dan anti-imperialisme.
Lantas, apa alasannya bung Karno menyebut Pancasila itu kiri?
Bung Karno mengatakan, unsur utama Pancasila adalah keadilan sosial. Selain itu, Pancasila juga anti-kapitalisme. Pancasila juga menentang exploitation de nation par nation. “Karena itulah Pancasila kiri,” tegas Bung Karno.
Sekarang, kita mengarah ke pertanyaan lebih lanjut: benarkan Pancasila menentang kapitalisme?
Mari kita periksa pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945, yang kemudian dikenal sebagai Hari Lahir Pancasila.
Dalam pidato 1 Juni 1945 itu, Bung Karno mengajukan 5 prinsip, yakni (1) Kebangsaan Indonesia; (2) Internasionalisme atau perikemanusiaan; (3) Mufakat atau demokrasi; (4) Kesejahteraan sosial; dan (5) Ketuhanan yang Maha Esa.
Menurut Bung Karno, lima prinsip itu—yang kemudian dinamainya Panca Sila—bisa diperas menjadi tiga prinsip atau tiga sila, yaitu sosio-nasionalisme (penggabungan dari kebangsaan dan internasionalisme), sosio-demokrasi (penggabungan dari demokrasi dengan kesejahteraan sosial), dan Ketuhanan.
Inilah yang patut diulas. Dalam artikelnya berjudul “Demokrasi Politik dan Demokrasi Ekonomi,” yang dimuat di Fikiran Ra’jat tahun 1932, Bung Karno mendefenisikan sosio-nasionalisme sebagai nasionalisme massa-rakyat, yaitu nasionalisme yang mencari selamatnya massa-rakyat.
Sosio-nasionalisme, menurut Bung Karno, akan menjadi menghilangkan kepincangan di dalam masyarakat, sehingga tidak ada lagi penindasan, tidak ada lagi kaum yang celaka, dan tidak ada lagi kaum yang papa-sengsara. Karena itu, Bung Karno menegaskan, sosio-nasionalisme menolak borjuisme (kapitalisme) yang menjadi penyebab kepincangan di dalam masyarakat itu.
Bung Karno sadar, Indonesia merdeka bukanlah jaminan rakyat Indonesia akan terbebas dari eksploitasi. Terlebih, jika Indonesia sudah merdeka, masih ada kelompok “kapitalis bangsa sendiri” dan kaum ningrat yang berkeinginan menjadi “penindas baru”.
Makanya, ia selalu berpesan, “dalam perjuangan habis-habisan mendatangkan Indonesia Merdeka, kaum Marhaen harus menjaga agar jangan sampai nanti mereka yang kena getahnya, tetapi kaum borjuis atau ningrat yang memakan nangkanya.”
Karena itu, Bung Karno selalu mengingatkan bahwa Indonesia merdeka hanyalah “jembatan emas”. Frase “jembatan emas” ini menyiratkan kemerdekaan hanyalah “fase prasyarat” atau “tahapan” menuju tujuan yang lebih tinggi.
Proses pemerdekaan hanyalah upaya penciptaan gedung bernama “Indonesia Merdeka”, yang di dalamnya tidak ada lagi penindasan dari eksternal, yakni kolonialisme, tetapi di dalamnya ada perjuangan menghapuskan imperialisme dan kapitalisme. Sebab, syarat memujudkan masyarakat adil dan makmur adalah penghapusan imperialisme dan kapitalisme.
Supaya perjuangan menghapus kapitalisme dan imperialisme di dalam Indonesia merdeka itu bisa berjalan sukses, Bung Karno mengharuskan agar kekuasaan politik (politieke macht) ada di tangan kaum tertindas, yakni kaum buruh dan marhaen.
Nah, inilah esensi sosio-demokrasi. Sosio-demokrasi secara harfiah berarti demokrasi massa-rakyat. Esensi lain dari sosio-demokrasi adalah pengawinan demokrasi ekonomi dan demokrasi politik. Atau, sederhananya, sosio-demokrasi berbicara soal kekuasaan ekonomi-politik di tangan rakyat.
Sosio-demokrasi ini adalah antitesa dari demokrasi borjuis di barat, yang hanya memberikan kesetaraan di bidang politik tetapi memelihara ketidaksetaraan di bidang ekonomi. Akibatnya, kendati secara politik orang diakui sama, tetapi secara ekonomi mereka terbelah antara pemilik alat produksi dan klas pekerja. Pada prakteknya, menurut Soekarno, karena alat produksi di kuasai oleh kaum borjus, maka kekuasaan politik atau parlemen pun dikuasai oleh kaum borjuis.
Konsep sosio-demokrasi mengisyaratkan dua hal pokok: pertama, kekuasaan politik di tangan rakyat. Kedua, demokrasi ekonomi atau pemilikan alat produksi di tangan rakyat. Dengan demikian, sosio-demokrasi sangat anti-kapitalisme.
Dengan demikian, Pancasila—yang didalamnya tertancap kuat sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi—memang sangat anti-kapitalisme dan segala bentuk ekspolitasi lainnya yang merendahkan nilai-nilai perikemanusiaan.
Selain itu, dalam pidato 1 Juni 1945, Bung Karno mengatakan, “jika yang lima saya peras menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, maka dapatlah saya satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan Gotong-Royong.”
Menurutnya, negara Indonesia yang didirikan haruslah negara yang gotong-royong, yaitu pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama. Amal semua buat semua, keringat semua buat semua.
Artinya jelas: semua bekerja bersama-sama, membanting tulang bersama-sama, dan hasilnya untuk bersama-sama. Itu kan hampir sama dengan prinsip sosialisme Indonesia: sama rasa, sama rata. Artinya jelas: Pancasila itu anti segala bentuk penghisapan dan penindasan. Ya, Pancasila memang kiri!
Dengan demikian, Pancasila sebagai dasar negara atau “Weltanschauung” (pandangan hidup) bermakna memastikan perjalanan bangsa Indonesia tetap di jalur kiri, yakni anti-penghisapan dan penindasan. Proses penyelenggaraan negara harus berdasarkan Pancasila. Artinya, semua produk kebijakan negara harus bersifat anti-eksploitasi dan penghisapan.
Artinya, kalau ada organisasi atau lembaga negara yang melarang pemikiran atau organisasi kiri menggunakan Pancasila, berarti mereka telah menyelewengkan Pancasila yang dipidatokan oleh Bung Karno tanggal 1 Juni 1945.
Video Bung Karno : Pancasila Tidak Anti KOMUNIS!
-Salam Kiri Mentok-
Comments
Mintak 25 komen 😛 nyelesain misi jurnalis..
Yu hef mai mpoted!
2
asem.....................3
Belok kiri boleh langsung 🙂
V+C done
nanya: komunis itu udah paling kiri bukan?
Hmm.. sepertinya kgak ada om.. kalo sopir angkut gmna??
wkwkwkwkk...
kiri neng,,,,kiri...dah nyampe nih xD
berarti Pancasila juga bukan anti-kapitalis. kan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. 😃
trus yang mana yang dipilih, kapitalis atau komunis atau lainnya? Ya dari dulu yang namanya ideologi berdasarkan suara terbanyak. Itu politik.
gak ada yang sempoerna :v
cuma comment ora baca
soalnya majalah DEWASA, ane masih kanak-kanak
berarti posisinya salah nih diruangan..
wekkekeekekeke
pancasila emang kiri, sosialis
BUKAN BERARTI KOMUNIS
orang dongo juga tau
USA kapitalis, tapi bukan berarti gak ada unsur sosialisnya
BUKAN BERARTI KOMUNIS
orang dongo juga tau
komunis kan sosialis juga... sudah pasti nilai2 komunis ada di pancasila juga om... 😛
tapi sosialisme bukan komunisme, jangan dibalik2
bmw emang mobil, tapi bukan berarti semua mobil adalah bmw, ngarti?
karna sosialisme itu luas & komunis bagian dari sosialisme juga.
komunis memperjuangkan nilai2 sosialisme. heran kalo sampean seorang sosialis tapi membenci komunis :3
apalagi USA kapitalis, tapi sosialis juga, Mana ada kapitalis yang sosialis?? kalo USA sosialis kgak akan seenaknya maen rampas harta bangsa laen .. >:0
1. udah kejawab sendiri yah sosialism dan komunism bukan hal yang sama
kenapa bingung ada orang sosialist gak mau dianggap sebagai communist?
kenapa bingung ada orang indonesia gak mau dibilang orang jawa? apa semua orang indonesia orang jawa?
kenapa bingung ada manusia gak mau dibilang perempuan? apa semua manusia perempuan?
kenapa bingung ada yang protes binatang piaraannya gak mau dibilang anjing? apa semua binatang piaraan anjing?
masih butuh contoh lebih banyak lagi???
2. salah satu ciri socialism adalah state ownership, luh pikir di US gak ada state ownership? pikirin pake otak
ketidakmengakuinya keadilan sosial...
wuih majalah dewasa O.o
Kalau dari depok sih iya kiri.. Kalau dari pasar minggu kanan bray
PANCASILA ITU KIRI DAN KANAN KALI
naek naek puncak gunung
pancasila yg dirumuskan dalam suasana keterjajahan pastilah kiri
pancasila itu teuing
Kalo dari Jakarta setelah st lenteng agung.
Eh ePresiden Indonesia pidato yak??
Mpoted
Manusia berserikat dalam tiga hal: padang rumput [sumber daya alam], air [irigasi dan kebutuhan hidup dasar] dan api [sumber energi]. --> Muhammad saw
Ambilah sodaqoh (zakat) dari mereka (orang2 yg mampu) sebagai pembersih (harta) dan mensucikan (rohani) --> holybook
Sodaqoh (zakat) diambil dari kaum kaya mereka dan dibagikan kepada kaum miskin mereka. [mereka = dlm masyarakat tsb] ---> Muhammad saw
Sosialisme sejak 14 abad yang lalu.
dan jangan lupa masih ada sila pertama, yg jelas2 tidak bisa bermesraan dengan komunisme.
maksutnya komunisme itu ateis ato politeis gitu?
hayuk2 yg paham ttg ini mohon diperjelas buat ane yg males cari literatur2 😃
mang kiri mang 🙁
Dengan demikian, Pancasila sebagai dasar negara atau “Weltanschauung” (pandangan hidup) bermakna memastikan perjalanan bangsa Indonesia tetap di jalur kiri, yakni anti-penghisapan dan penindasan. Proses penyelenggaraan negara harus berdasarkan Pancasila. Artinya, semua produk kebijakan negara harus bersifat anti-eksploitasi dan penghisapan.
-- ane suka statement ini
ente terlalu ruwet memandang pancasila itu kiri atau kanan, pancasila merupakan rangkuman semua ideologi baik kiri atau kanan yang sedang besar dimasanya, kok bodoh sekali sek menganggep kiri,
dasar indonesia memang anti penindasan, ga perlu bilang bermakna memastikan perjalanan di jalur kiri,
kita butuh musuh bersama pada saat masa itu, maka kata penindasan digunakan sebagai dasar semangat perjuangan karena kita lagi dijajah
buka Pembukaan UUD 1945 Paragraf 1
namun kalau dikatakan ini hampir sama kaya kiri ya memang hampir sama karena Pancasila apabila mengutamakan KESAMARATAAN DAN KEADILAN
namun dari berbagai aspek banyak yang melenceng, orang" besar yang melenceng dari nilai Pancasila namun tetap berusaha mengamalkan pancasila akan berhaluan ke KIRIII BINGIIITS