MASIH TETAP SEMANGAT

Day 946, 04:12 Published in Indonesia Indonesia by SicSid

Terhitung hari ini, saya sudah berumur 151 hari. Ya, memang itu masih terlalu sebentar dibandingkan para leluhur yang telah membangun negeri ini dengan catatan sejarah yang mengagumkan. Tapi saya yakin, semua orang mempunyai sejarahnya masing – masing dan kita tidak bisa terus berpatokan dengan apa yang terjadi di masa lampau. Jaman terus berubah dan tantangan baru akan terus menerpa silih berganti.

Sejak mengawali karir di ABeRI, saya memberanikan diri untuk membuat sebuah perubahan. Dimulai dengan menulis artikel yang kiranya dapat menumbuhkan semangat para prajurit bahkan mungkin seluruh rakyat eIndonesia. Saya mencoba meyakini dimulai dari sendiri, bahwa kita adalah bangsa yang besar.

Bila dibandingkan dengan masa – masa saya di ABeRI dulu, mungkin kekuatan kita jauh lebih kecil dari sekarang. Lebih menderita. Namun keluhan dan kelesuan selalu kami bilas dari waktu ke waktu melalui uluran tangan dan senyum yang menyiratkan bahwa masa depan masih ada. Tidak ada kata menyerah untuk hari ini dan selamanya. Hal itu terbukti dengan saya masih berdiri tegak menyandang nama ABeRI dan terus membuat perubahan untuk masa depan bangsa. Dan diumur saya yang sudah 151 hari ini, saya sudah menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Hal ini tidak bisa dikatakan sebagai sebuah kesombongan, karena tanggung jawab yang besar membuat jabatan ini adalah sesuatu yang berharga.

Akhir – akhir ini, saya sering mendengar banyak keluhan rakyat kepada pemerintahnya. Lemahnya militer kita, dan keadaan ekonomi yang semakin buruk membuat keadaan terlihat kacau. Namun, apa yang terjadi sebenarnya hanyalah tantangan jaman yang saya katakan tadi. Beban itu adalah tanggung jawab kita semua untuk terus membangun negeri ini kearah yang lebih baik. Bukan untuk saling menyalahkan, dan bukan untuk menyerah.

Konon sebentar lagi, sebuah modul perang baru akan ditetapkan. Dan banyak kata untuk siap mengundurkan diri terdengar. Hal itu mungkin pernah terbesit juga di benak saya untuk alasan yang sama. Tapi apakah seluruh perjuangan dan sejarah kita harus sirna begitu saja ? Pertanyaan itulah yang membangkitkan diri saya untuk tetap berdiri tegak memandang para prajurit.


“Wahai para prajurit ABeRI !”

“Tidak perlu kalian risaukan tank – tank besar yang menghadang di setiap medan pertempuran.”

“Tidak perlu kalian berkecil hati melihat jaman dan cobaan yang mendera di seluruh pelosok negeri ini.”

“Karena kita adalah ABeRI yang hidup untuk mengabdi.”

“Dan janganlah kalian lupakan semua pengorbanan”

“Semua perjuangan dalam mengibarkan sang saka merah putih di setiap medan pertempuran”

“Karena di setiap darah yang kita tumpahkan, semangat yang kita kobarkan…”

“Tersimpan harapan untuk tidak pernah menyerah selamanya”

“Kita Adalah Keluarga”

“Dan Keluarga tidak pernah mati karena akan selalu hidup di dalam hati”

“HAIL ABeRI !!!!!!”