KUPAS TUNTAS AROGANSI (OKNUM) ABERI PART II

Day 2,005, 23:55 Published in Indonesia Indonesia by Revip

Gue ngucapin makasih banyak atas berbagai respon dari artikel gue semalem. Karena dirasa begitu banyak respon yang mengalir, gue pikir alangkah lebih baik tanggapan kalen coba gw rangkum lagi didalam sebuah artikel baru.

Ini tanggapan gue mengenai komentar, dan pertanyaan kalen semua, yang kebetulan banyaknya ternyata para prajurit eks MU Plat Merah aka Aberi, gw coba himpun dan tarik benang merahnya . Let's we begin...



1. Perihal artikel tersebut merupakan artikel pemecah belah persatuan
Gw coba ajak kalen yang merasa tersinggung untuk baca lagi dengan kepala dingin, melepaskan diri dari syndrom sinetron. Gini bro, nggak semua kritik = sinetron. Artikel gue disana ngajak kita semua disini, eINDONESIA buat bersatu. Gue paham, dikala gue nyentil sebuah institusi militer terbesar di negeri ini, yakni Aberi, pasti beresiko memunculkan reaksi-reaksi kontra dari punggawa-punggawa Aberi itu sendiri. Makanya gue ngajak kalen untuk berpikir terbuka, ibaratnya gue nyentil bapak lo, secara alamiah kemungkinan besar meski salah sekalipun, karna itu bapak lo, lo bakal ngebela mati-matian. Wajar, sekali lagi itu alamiah. Namun kita harus tetap ingat, kepentingan utama disini ialah kepentingan umum atau negara. Gue bicara terlalu indah? Iya, gue orangnya senang mengawang-ngawang jauh, namun untuk kebaikan. Lagipula gw yakin, didalam diri kalen-kalen yang pesimis sekalipun terdapat asa ingin melihat ada persatuan di negeri yang meski cuma game ini.

2. Secara logika 2 MU masuk 50 besar lebih baik bukan?
Bener, gue nggak nyalahin pendapat itu. Tapi yang perlu diingat lagi, artikel gue kemarin bertitik akhir di persatuan. Benar, bangganya kita jika TNeI dan Aberi keduanya masuk di 50 besar dunia. Namun kembali lagi, kepentingan negara seharusnya nomor 1. Dikala kawan-kawan dari MU Swasta lain meleburkan diri (meski tak 100😵 ke wadah TNeI, kemanakah Aberi? Kalen berjalan sendiri. Ya benar, itu ialah hak kalen. Namun disini gue mempertanyakan pernyataan sikap kalen dimasa terakhir kalen smua menjadi MU Nas yang udah gue sebut di artikel sebelumnya. Gue emang bukan bagian dari kalen, namun disini gue dalam posisi orang yang sedang mengkritik kebijakan yang kalen lakukan. Ikut campur? Well, itu karna gue care sama kalen, dan juga sama ini negeri. Kita mungkin terlalu terbiasa dengan kritik yang menjatuhkan, maka setiap kritik yang masuk, dianggap sebuah bentuk kebencian.

3. Artikel tersebut sebenarnya hanya ditujukan kepada oknum yang sebut saja dia bernama Renago, namun digeneralisasikan menjadi sebuah institusi
Pada kenyataannya, benar Renago yang secara pongah untuk kekeuh memprioritaskan Aberi baru jika dirasa telah aman baru 'membantu' Tnei untuk masuk ke 50 besar. Namun disini kritik gue akhirnya seakan menjadi tergeneralisir, karena sikap yang Renago ambil itu akhirnya menjadi keputusan yang dijalani oleh institusi bernama Aberi itu bukan? Sekali lagi, itu benar hak kalen semua. Namun disini posisi gue ialah pengritik kebijakan Aberi itu sendiri. Sama sekali tak naif jika dibilang kompetisi ini sebagai ajang mendapatkan reward admin. Namun gue mau coba tanya sekali lagi, silahkan hati kalen yang menjawab. Kepuasan batin mana yang lebih kalen dapat, hadiah dari admin? atau kebersamaan dari seluruh pihak?

4. Artikel tersebut layaknya ditujukan kepada Armada Garuda. Jadi siapa oknum itu AG apa Aberi?
Mengenai hal ini udah gw jawab lewat artikel gue yang ini. Biar gue lebih perjelas, jawabannya ada di poin-poin yang di bold

5. Jadi Aberi masuk 50 besar tak dianggap mengharumkan Indonesia? Padahal jelas terpampang bendera negara disebelah kanannya.
Well, gue nggak bilang Aberi masuk 50 besar itu tidak mengharuman nama bangsa ini. Kalen mengharumkan nama bangsa, harum banget seharum melati. Namun gw bilang disini, keharuman yang terjadi itu harum semu. Ini ibarat politik mercusuar, besar diluar namun sebenarnya kecil didalam. Harum itu akan menjadi nyata jika Aberi tak hanya harum dimata bangsa lain, namun harum pula dimata bangsa ini sendiri dengan melebur menjadi satu bersama seluruh MU lainnya. Gue yakin kalau itu terjadi, bukan hanya gue yang salut. Namun kawan-kawan non-Aberi lainnya pun akan memberikan hormat tulus kepada kalen.


Itulah respon dari gue, silahken buka kembali diskusi dikolom komentar pada artikel ini. Kembali lagi gue tegesin, 1 hal yang perlu diingat kawan, ini merupakan kritikan untuk membangun. Karena disini gue care sama kalen. Baca dengan kepala dingin, karena sesungguhnya komentar-komentar panas dari kalen sendiri lah yang membuat masalah ini seakan-akan menjadi bahan pemecah belah.

“Ketika Hitler mulai membuas maka kelompok Inge School berkata tidak. Mereka punya keberanian untuk berkata "tidak". Mereka, walaupun masih muda, telah berani menentang pemimpin-pemimpin gang-gang bajingan, rezim Nazi yang semua identik. Bahwa mereka mati, bagiku bukan soal. Mereka telah memenuhi panggilan seorang pemikir. Tidak ada indahnya penghukuman mereka, tetapi apa yang lebih puitis selain bicara tentang kebenaran.” -Soe Hok Gie-



Salam sayang,