KUPAS TUNTAS AROGANSI (OKNUM) ABERI

Day 2,005, 07:51 Published in Indonesia Indonesia by Revip

Gw mau coba ngasih pandangan lanjutan dari artikel kawan Neo_Ryan, awalnya gw cuma mau komen di artikelnya, namun karna dirasa agak kepanjangan, maka gw putusin buat bikin lapak baru.

Neo_Ryan dalam pandangan simpel gw memberikan kritik cerdas mengenai sikap arogansi dan keras kepala dari oknum-oknum (yang sayangnya juga pentolan) eks MU plat merah di negeri ini.

Dapat dilihat dari pastebin yang dipaparkan di artikelnya tersebut, dimana pentolan sekaligus salah satu panglima ABERI, Renago aka Matahari memberikan pernyataan seperti berikut:

"Kalo gw liat ABERI dah di top 50 aman, gw gak keberatan bantu MU sebelah (TNeI-red)"

Melihat hal ini mungkin sebagian besar dari kita, terutama kaum nubi bertanya-tanya, sebenarnya kepentingan mana dahulu yang mesti kita dahulukan? Negara atau golongan?

Secara ideal sudah pasti kepentingan negara mesti menjadi prioritas nomor satu. Namun disini tak ada itu namanya daya paksa kepada seseorang untuk bergabung pada MU manapun itu. Maka logika praktis kita pun akan lekas mendapat jawaban, berarti egoisme golongan disini diperbolehkan?

Jawabannya bisa ya, bisa juga tidak. Karena sebelum itu kita harus berkilas balik kepada sejarah.

Jika kita melihat balik kepada pernyataan terakhir ABERI sebagai MU Plat Merah disini yang diabadikan oleh komandan mereka saat itu, yakni Nayanda aka Mariana, terdapat kata-kata sebagai berikut:

"ABeRI akan tetap menjunjung code of honor ABeRI sebagai MU yang berperang demi keharuman eIndonesia dan berusaha menjadi role model bagi MU swasta lainnya."

Mari kita cermati lebih dalam lagi,

1. Terdapat kalimat Aberi akan tetap menjunjung tinggi code of honour Aberi sebagai MU yang berperang demi keharuman eIndonesia. Disini terdapat susunan kata "Berperang demi keharuman eIndonesia", secara eksplisit terdapat makna bahwa Aberi meski sudah tidak berstatus sebagai MU Plat Merah akan tetap memprioritaskan eIndonesia sebagai objek pertama yang akan selalu mereka harumkan namanya. Lalu kemanakah mereka saat ini? Dikala ada sebuah event yang berpeluang mengharumkan nama bangsa ini ke seantero dunia?

2. Terdapat kalimat berusaha menjadi role model bagi MU Swasta lainnya. Role model macam apa yang mereka berikan saat ini?


Dua pertanyaan diatas dapat coba kita kupas disini. Aberi kini ternyata jauh dari harapan dahulu, janji indah mengharumkan nama bangsa yang mereka gadang-gadang ternyata terhapus oleh ego dan arogansi. Jika memang mereka memegang teguh janjinya, seharusnya langkah untuk bersatu di sebuah wadah MU Plat Merah Baru, yakni TNeI bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Karna sebenarnya hal ini dapat mengharumkan nama bangsa ini dimata dunia internasional. eI yang kuat dan bersatu, didalam sebuah wadah bernama TNeI. Mungkin beberapa dari kalian bertanya-tanya, mengapa harus TNeI? Mengapa tidak digabungkan di Aberi saja? Jawabannya mudah, karena TNeI kini merupakan MU Nasional milik negara ini. Bukankah menjadi logika terbalik jika TNeI yang menyebrang ke Aberi yang kini telah berstatus MU Swasta?
Lalu yang kedua, Aberi berusaha menjadi role model bagi MU Swasta lainnya. Gw pribadi sebenernya bingung dengan kondisi sekarang. Sekali lagi gw tanya, role model macam apa yang mereka contohkan pada MU-MU swasta kita kini? Malah gw sendiri melihat bahwa justru para MU Swasta lah yang memberikan contoh positif kepada Aberi dengan menyerukan anggotanya untuk bergabung didalam satu wadah meski hanya 1 minggu.

Kembali kepada topik egoisme golongan, boleh atau tidak? Untuk kasus Aberi ini gw rasa seharusnya mereka kini intropeksi diri.
Mungkin kah kumpulan prajurit tangguh dan (dahulu) dihormati macam Aberi ternyata memiliki sikap yang tak menunjukan nilai-nilai dasar keprajuritan itu sendiri, yakni konsisten terhadap omongan, tindakan dan perbuatan?

Memang agak membingungkan, sebenarnya doktrin apa yang tertancap didalam sanubari prajurit-prajurit ini dahulu kala digembleng di Akaberi. Mengutamakan eIndonesia atau Aberi itu sendiri?

Jika kita kilas balik lagi, sebenarnya dikala TNeI terbentuk, kita dapat melihat secara jelas prajurit-prajurit Aberi mana saja yang memilih bertempur untuk negara dengan mengganti atributnya dan yang mana saja yang tetap kekeuh dengan golongannya. Padahal jika kita ingat sekali lagi, prajurit-prajurit Aberi tentu idealnya memiliki rasa nasionalisme tinggi. Karena kemungkinan besar mayoritas dari mereka dahulu memilih Aberi sebagai wadah militernya karna status Aberi sebagai MU Plat Merah. Yang berarti mereka memilih wadah berdasar sudut pandang kenegaraan, bukan golongan.

Kini terlepas dari arogansi para oknum Aberi yang juga pentolannya tersebut. Gw yakin banyak kawan-kawan disini memiliki harapan yang sama. Yakni para prajurit Aberi yang masih waras dan memiliki nasionalisme tinggi dapat membuka hati dan melepas ego dengan mengingat kembali cita-cita awal kalian yakni mengharumkan nama eIndonesia dengan kembali ke jalur plat merah yang benar, yakni TNeI.

Karena bergabung di MU Nasional merupakan langkah awal dan nyata untuk membuka pintu persatuan yang selama ini kita rindukan...



Salam sayang,