Kisah Cinta Si Miskin Udin, dan Bidadari

Day 3,770, 12:16 Published in Indonesia Bulgaria by UdinLegug

Seorang pemuda miskin dari PNeI sedang tergila-gila pada seorang wanita cantik nan jelita namun sombong, pemuda itupun tak tau kenapa dia begitu cinta dengan gadis bidadari itu. Mestinya dia tak begitu, tak seharusnya dia mencintai wanita bidadari dan juga anak orang kaya pengusaha holding terkaya di eRep. Sebut saja Bidadari

namanaya, Bidadari termasuk kembang di lini tempurnya, sedangkan pemuda itu sebut saja Udin, dia anak seorang janda miskin gaji kecil dan selalu butuh donate dan bantuan dari teman teman di erepnya
bekerja sebagai pegawai kecil di perusahaan rajp. Udin merantau ke Kota kecil yang dijajah Bulgaria yaitu sumatra dan harus membiayai sendiri pertempuran dan train goldnya dengan dengan cara menaikan level setiap naik level dia mendapatkan 1 gold disetiap harinya

pasti berapa uang yang Udin dapatkan dari hasil bekerja di perusahaan rajo yang jelas dia bisa makan siang gratis disana, karena ada fasilitas makanan gratis dan rumah gratis kalau ada sisa yang tak terjual Udin sering membawa untuk perbekalan tempur melawan Bulgaria jika ada sisa-sisa itu tuk makan dia mengumpulkan untuk membeli rumah yang disediakan koperasi kerajaan. malamnya dikos-kosan. Ya, seperti itulah gambaran kehidupan yang harus Udin di eWorld sebagai dunia keduanya diamenjalaninya.

Mau tak mau harus dia nikmati. Soal asmara Udin mempunyai selera yang tinggi, dia begitu mencintai Bidadari yang sebenarnya tak seharunya Udin cintai. Selain karena status sosialnya beda, Bidadari juga terlalu cantik untuk Udin yang wajahnya pas-pasan. Udin tak punya kebernanian tuk mengungkapkan rasa cintanya itu oleh karena itu perasaan cintanya dia ungkapkan melalui puisi-puisi dan cerpen yang sering dia kirim ke tim redaksi majalah di eKorannya.

Ternyata banyak anak-anak yang menyukai puisi-puisinya ada yang di copy paste, ada yang dijadikan stataus facebook dan sebagainya karena komposisi kata-katanya sangat menyentuh hati, tapi tak ada yang tau itu puisi dan cerpen milik siapa karena Udin tidak pernah mencantumkan namanya di puisi-puisi dan cerpen itu.

Udin mulai mengagumi Bidadari semenjak Masa Orientasi TNeI Akmil sebelum menjadi adult gamer, waktu itu mereka satu satuan tempur di TNeI Akmil. Rasa itu sudah mulai tumbuh, Udin sudah berusaha menepis rasa itu namun sia-sia. Udin tak bisa membohongi hatinya, sampailah pada waktu akhir- akhir masa kelulusan di TNeI tepatnya selesai ujian perang melawan amerika. Udin berkesempatan tuk berbicara langsung dengan Bidadari berkat usaha sahabat karib Udin yang begitu mengerti perasaan Udin.

Di discord tempanya nongkrong mereka duduk paling pojok, sedangkan si sahabat dan presiden terpilih ikut mengintip dari kejauhan.
Bidadari yang agak heran memulai
memecah keheningan, “ehem, ada apa ya? Kok mau ketemu sama saya?” ucap Bidadari dengan jutek.

Dengan berat Udin memberanikan diri ., “Bid, maaf ya sebelumnya ganggu waktu kamu”.
“O yaa, ganggu banget, udah ah cpetan ngomong intinya aja gak usah panjang lebar” Jawab Bidadari.
“Bid, aku suka sama kamu, dari masa ketemu di eRep dulu aku sudah menyimpan rasa cinta ini, namun aku pendam, sekarang aku tak mampu lagi memendam rasa ini. Aku takut ini menjadi penyakit hati.” Ungkap Udin dengan sedikit gugup.
“Whaaaat?,.. kamu suka aku? Wah parah ni orang, eh ngaca duluuu kamu mau mempermalukan aku ya? Atau kamu sedang bermimpi?” kata Bidadari.

“Gak Bid, aku gak mimpi, aku benar-benar suka sama kamu. Hati kecil ku yang meminta tuk ungakapkan semua ini.”

“Eh, cewe gila kali ya yang suka sama kamu, mau ditaro dimana muka akuuu? Udah deh, mending kamu kubur dalam-dalam rasa kamu itu, atau kamu cari cewe yang setara aja sama kamu.” Dengan sombongnya Bidadari berucap.

Dengan hati yang teriris Udin terdiam lalu “Maaf Bid, sekali lagi maaf atas cintaku ini. Biar aku beri pelajaran pada hati kecil ku ini biar lebih tau diri.”
“Sudah, aku mau pulang. Sopirku sudah jemput, permisi.” Bidadari langsung mengambil tas kecilnya lalu bergegas pergi meninggalkan Udin yang terduduk lemas tak berdaya.

Om Rajo dan Presiden Terpilih menghampiri Udin, mereka seolah-olah merasakan apa yang sedang Udin rasakan.
“Nak, hidupmu belum usai. Ini baru langkah pertama jangan kau menganggap eworld ini hanya seluas lingkungan komunitas TNeI Akmil. eDunia ini jaauh lebih luas, diluar sana ada orang yang bisa menerimamu siapapun kamu. Bangkitlah.” Suara Pak Presiden memecah keheningan.

“Iya Din, aku tau kamu itu tak selemah ini. Kamu itu jauh lebih kuat dari yang kamu tau, edunia belum berakhir. Anggap ini cambuk agar kamu bisa mengejar cita-cita dan cinta kamu.” Tambah sang sahabat yang menjadi manager di perusahaan koperasi kerajaan.

Udin mulai tersenyum dan mereka bubar pulang kerumah masing-masing.
Pengumuman kelulusan TNeI Akmil sudah tiba, siswa wajib mengundang orang orang penting di discord masing-masing dibuatkan grup khusus tentang kelulusan dari TNeI Akmil dan Rangking Nilai Terbaik di Kelas saat itu. Udin mengundang Om Rajo ke kelulusan TNeI Akmil, dengan pakaian yang lusuh namun bersih Om Rajo datang ke sekolah dan duduk di kursi paling belakang dalam aula ruangan TNeI Akmil itu.

Pengumuman kelulusan telah tiba, Udin mendapatkan penghargaan Prajurit berprestasi dan sebagai peraih nilai ujian akhir terbesar ke 2, terbesar pertama diarih oleh anak kepala staf TNeI sendiri.

Orang tua Udin diwakili Om Rajo dipanggil ke depan, dengan bangganya mereka berdiri diatas panggung itu. Masa-masa pendidikan TNeI Akmil sudah benar- benar berakhir, masing- masing sibuk tuk melanjutkan kuliah di universitas-universitas paforit mereka,

Udin mulai di dilanda rasa bingung. Tak ada IDR dan Gold tuk melanjutkan kuliah ke IPDN. Mendengar kabar dari teman di Discord-nya yang ada di sebuah pulau yang berdekatan dengan negara Singapura, Udin memutuskan tuk mengadu nasib menyusul temannya disana dengan membawa sebongkah harapan agar disana mendapatkan pekerjaan.

Bidadari kini kuliah di sebuah universitas swasta yang mahal ngambil jurusan Akuntansi, wajahnya yang cantik sepertinya cocok kalau dia mau menjadi banker. Bidadari sibuk dengan sahabat-sahabat barunya yang rata-rata anak orang kaya, dan kabarnya sudah berpacaran dengan seorang cowo tampan yang sesuai dengan keinginan hatinya. Sahabat Udin ternyata juga kuliah di tempat Bidadari juga kuliah, Sahabat sering berkirim email dengan Udin dan tanpa sengaja mengabarkan bahwa Bidadari tlah mendapatkan cowo tampan idamannya.

Tentu hati Udin kembali teriris mendengar kabar itu. O ya, dua tahun kemudian Udin akhirnya bisa kuliah juga di IPDN di sebuah pulau tempatnya tinggal meski harus sambil bekerja. Singkat cerita, 11 tahun kemudian. Disebuah restoran asing yang makananya super mahal, Udin mengajak om rajo makan siang.
Tiba-tiba ada seorang permpuan menyapanya ternyata permpuan itu adalah Bidadari yang dulu sangat dia cintai.

“Hey, kamu Udin yang dulu itu kan? Ngapain kamu disini? Kamu kerja disini?.” Tanya Bidadari dengan bertubu-tubi.

Udin tertunduk diam dengan muka yang memerah.
Lalu Bidadari melanjutkan “Aku sudah nikah lho, ini anak aku. Suamiku kerja di perusahan besar, dan gajinya sudah mencapai 30 juta per bulan, dia sangat cerdas.”

Udin berlinang air mata mendengar kata-kata Bidadari, Beberapa menit kemudian suami Bidadari datang. Sebelum Bidadari bisa mengatakan sesuatu,
Suaminya berkata “Pak, saya terkejut melihat Bapak ada disini, kenalkan istri saya Bidadari.”

Lalu dia berkata pada istrinya. “kenalkan ini bos ku, bos muda yang dermawan, dia yang memberikan semua fasilitas yang kita punya, termasuk meminjamkan uang untuk kita beli rumuah dan tank mewah dan angkatan udara paling hebat, dia masih lajang lho, Dia mencintai seorang gadis tapi gadis itu menolaknya. Itu sebabnya dia masih belum menikah”.

“Sial sekali gadis itu. Bukankah sekarang tidak ada lagi orang yang mencintai seperti itu ?”. Lanjut suaminya. Bidadari terkejut seakan tak percaya tertunduk malu tak bernai melihat kedalam mata Udin. Rasa menyesal, rasa bersalah semua bercampur aduk menjadi satu.

Mereka bubar, dan Udin kembali ke meja makannya, disana ada Om Rajo menunggunya. Ternyata rajo mendengar percakapannya, lalu rajo berkata:
“Din, itu tadi siapa? Teman sekolahmu di TNeI Akmil ya?” tanya Rajo.
Udin tertunduk, lalu menjawab “Iya Om , itu teman Sekamar di TNeI Udin dulu, wanita itulah yang sering Udin ceritakan sama Om Rajo, tapi sayang dia sudah punya suami.”

“Sudahlah Din, lupakan dia. Tuhan tidak izinkan kamu untuk bersamanya”.
Nasehat Rajo “Kadang orang yang kita sakiti dan kita hina jauh akan lebih sukses dari pada yang kita bayangkan. Setelah semua terjadi timbullah sebuah penyesalan dari dirinya”.

Kadang orang yang di hina akan memakai hinaannya untuk mengapai sebuah kesuksesan.

Pesan buat kamu wanita, belajarlah untuk menghargai orang yang mencintaimu kalau kamu ikhlas, Tuhan tau yang terbaik untuk kamu. Ini hanya cerita piktif yang terinspirasi dari banyak cerita sahabat dan teman teman di discord, jika ada kesamaan tokoh adalah kesengajaan yang terencana

#salam Buat bidadari (English) dan Direktur Utama (Koperasi Kerajaan)
#KoranNewbie