Ketika Kau Memintaku Menghuhunus Pedang Bermata Dua Itu

Day 843, 19:31 Published in Indonesia Indonesia by lady 22


bedil, kamu bijak menghadapiku aku
ngga mungkin aku ngga eKagum padamu
bedil, kamu begitu terbuka sama aku
ngga mungkin aku ngga eTersentuh olehmu
bedil, kamu juga lucu
ngga mungkin aku menolak eTertawa bersamamu
bedil, kamu baik sama aku
ngga mungkin aku ngga eSuka padamu

bedil, kalo ngobrol sama kamu rasanya hangat
bedil, kalo tukar pikiran sama kamu rasanya aman
bedil, kalo ketawa sama kamu rasanya lepas
dan, bedil di eHatiku kamu istimewa



kamu itu langit biru luas
bagi burung yang terbang
kamu itu bagai lautan membentang
bagi kapal yang rindu petualangan

day XXX kamu dan artikel itu muncul dengan mengejutkan
beri aku waktu untuk berpikir
itu yang sempat kuminta
dan sekarang adalah saatnya

buat kehangatanmu, keterbukaanmu, dan tawa yang kaubawa
harus seperti apa aku membalasnya?
Dan inilah jawabanku
buat bedil:



yang diinginkan burung yang terbang ini adalah cabang pohon rindang
setelah lelah terbang bersama langit biru
karena tak mungkin ia memilih terus terbang dan terbang
hingga sayapnya patah lalu hanya mampu terdiam dan terpekur



yang diinginkan kapal eHati ini adalah pelabuhan
ketika layar harus ditutup
ketika badai bertiup mengamuk
hanya daratan yang dirindukan

terlebih burung ini telah membangun sarang
di sebuah pohon rindang
dan kapal ini, sudah menemukan pulaunya
tempat ia menambatkan sauh dengan aman dan nyaman



pilihan ini bagai pedang bermata dua
yang kaupaksakan aku menghunuskannya
menolakmu berarti menyayat melukaimu
tapi menerimamu berarti merobek eKesetiaanku

bedil be friends ya...



karena ketika sayap mengembang, tak mungkin langit biru kuabaikan
dan ketika layar terkembang, lautan luas akan memanggil menyenandungkan nyanyian
untuk itu bedil
boleh kah aku minta kita berteman?

maaf kalau aku meminta banyak
maaf juga aku harus menolak
tapi, bagiku menjadi temanmu sungguh berarti
dan kehilanganmu memberi kesedihan yang pasti

NB: thank you 4 the article