Kepada yang terhormat para wakil rakyat di eSenayan
![Indonesia](http://www.erepublik.net/images/flags_png/S/Indonesia.png)
Ivan Sinaga
Hari ini saya kaget melihat ternyata pajak masuk untuk komoditi house diturunkan menjadi 1%. Saya bingung bagaimana pihak kongres mendapat angka 1% itu? Apakah ada rumus yang digunakan atau perhitungan tertentu yang saya tidak pahami?
Seperti kita ketahui bersama, sejak diberlakukannya sistem RS yang baru, sektor perumahan mengalami ledakan, ledakan ini diikuti dengan menghilangnya komoditi ini di pasaran dan meledaknya jumlah kumpeni house di eIndonesia.
Dengan menghilangnya komoditi ini, wajar saja kita membuka keran impor, tentu saja sampai pada titik dimana perusahaan-perusahaan dalam negeri dinilai dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri. Tapi mengapa 1%? Kenapa tidak 5%? Atau 10%? Atau bahkan 20%?
Anda sekalian yang merumuskan kebijakan ini tentu tahu kan mekanisme monex di eDunia sekarang? Bukankah dengan membuka keran impor, akan makin menekan nilai IDR kita terhadap G? Jangankan house, bahan dasar dari house saja yaitu wood, kita masih harus membeli dari pihak asing, apalagi ditambah dengan kebijakan ini, dimana ongkos pembuatan pun kita bayarkan ke pihak asing! Ironis bukan, di tengah tengah krisis seperti ini, anda justru membuat kebijakan yang akan semakin menekan nilai IDR.
Selain semakin menekan nilai IDR, kebijakan ini juga merupakan kebijakan yang sama sekali tidak melindungi perusahaan lokal! Dengan masuknya perusahaan asing yang berasal dari daerah dengan bahan baku melimpah dan murah ditambah dengan tenaga kerja yang murah, sangat berat bagi perusahaan lokal untuk bersaing. Bila perusahaan lokal tidak dapat bersaing, para pengusaha akan menutup perusahaannya, kemudian pekerja konstruksi kita yang sedang dalam masa pemupukan ini akan kembali kehilangan tempat kerjanya. Mau dikemanakan pekerja tersebut?
Ditambah lagi, pajak hanya 1%! Paling tidak kalau memang harus membuka keran impor, jangan membuat kebijakan bunuh diri seperti ini, kenapa tidak 10% atau bahkan 20% sehingga negara mendapat keuntungan dari impor house ke Indonesia. Mungkin uangnya suatu saat bisa kita gunakan untuk mendapat region high wood sehingga mimpi perumahan murah untuk rakyat dapat kita realisasikan.
Satu lagi, untuk mendapatkan rumah murah, sekarang sangat mudah, anda sekalian bisa melihat koran dan citizen ads, pasti penuh dengan iklan rumah murah, jadi menurut saya, kebijakan ini tidak ada untungnya sama sekali bagi eI.
Oh iya, kembali pada pertanyaan saya tadi, rumus apa yang digunakan sehingga mendapatkan hasil 1% itu?
Salam
Ivan Sinaga
Warga eIndonesia
N.B : Tahukah anda, bahwa pada saat dirilisnya artikel ini, dari 10 negara dengan populasi terbesar di eWorld, hanya eIndonesia dan eUSA yang mematok pajak impor house dibawah 10%? eUSA 3% sedangkan eIndonesia 1%.
Comments
pertamaxx
pwetamax
ketigax deh...
ngak ngweri dehh,.,,
telatmaxx
vote aja deh..
cuma menyimak kakak....😮
Wah, jadi inget dulu waktu gw jadi ketua kongres. Pajak wood 1% ama 5% aja ampe ribut banget 😐
setubuh gannn
@Andre Vincentius
Masalahnya pajak house gak maen2. Dengan harga yang dipasang di pasar aja sekarang, yaitu di kisaran 300IDR, 10% berarti 30IDR. Kalo 1000 orang beli? Toh eksportir juga akan ikutin harga di negara bersangkutan, kalo disini pasaran 300, gak mungkin kan dia jual 150IDR?
Hail Sinaga! 😁
/me gak ngerti, vote aja
rumusnya suka-suka mereka lah.... loh mereka kan yang bikin peraturan.... kalo ga seneng.. ayo maju jadi kongressman....
Masalahnya kalo jadi kongres gak bisa mobile ane ntar imobil XD
All Fight For Phoenix Now:
http://www.erepublik.com/en/battles/show/9624" target="_blank">http://www.erepublik.com/en/battles/show[..]9624
We Have No Time
Just 60 min
Gak ngerti apa2 soal ekonomi.. Rakyat biasa.. Rumah aja msh kredit..
wow ada apa ini...
benarkah ini di rumuskan..??ato sekedar keputusan biasa a.k.a aklamasi anggota kongres...
ato gw yg tidak membaca surat keputusan rapat dari kongres...
jika benar saya yang belom membaca koran kongres maka maafkan saya dan tolong dijelaskan bagaimana bisa terjadi sperti itu [ seperti pertanyaan ivan sinaga ]
salam hangat dari sayap kiri....
vote sinaga
perubahan system game baru, siapa yg dapet bocoran dia yang siap.
kita liat aja siapa yg diuntungkan dari system game yg baru.
sniff sniff mencium bau busuk keberpihakan admin......
@Ivan Sinaga
Idealnya memang seperti yg kamu sampaikan, namun apakah anda sudah melakukan penjajakan terlebih dahulu di negara" luar sana?
Begini loh, dengan pajak housing yang tinggi produsen House yg berasal dr LN akan enggan berjualan di pasar eIndonesia karena perbedaan harga jual di eIndonesia dan di negara mereka atau LN hanya tipis perbedaannya, tidak jarang harga rumah di pasar eIndonesia merupakan salah satu yg termurah, sehingga produsen LN semakin enggan melakukan ekspor ke pasar kita..
Saya sudah melakukan bisnis housing lebih dari 2 tahun di erepublik ini, jadi sedikit banyak saya tau.. Yang kurang di negeri kita ini produksinya, karena perusahaan" housing satu persatu tumbang karena tidak kuat bersaing (baca: persh housing butuh modal besar) ditambah lagi sebelum ini pemaen" mengandalkan wellness dari Hospital setelah fight sehingga peran House kurang berarti yg membuat pasar House sepi..
Nah, tiba" fitur itu dinonaktifkan yg membuat pemaen erep di seluruh eWorld memburu house, akibatnya harga rumah (Q5) melonjak 90% harganya..
Sekarang klo pajak housing tetap tinggi, siapa yg mau jualan disini? Anda bilang perusahaan dalam negeri rugi? Tapi bagaimana dgn nasib pemain" yg butuh rumah, harus ke LN dulu beli dgn menukar goldnya?
Coba survey ke pasar" housing di LN yg pajaknya di atas 10%, liat yg jualan rumah disitu perusahaan lokal negara itu atau ada yg dari LN.. Setelah itu baru anda bole koar"..
@Guardian Force
Perusahaan dalam negeri merugi itu efek sampingnya saja pak. Yang sangat saya sayangkan disini adalah, kenapa harus 1%? Kalau dipatok di angka 10%, akan lebih besar manfaatnya bagi negara.
Saya bukan tidak peduli dengan nasib rakyat yang tidak punya rumah, tapi efek samping dari kebijakan ini terlalu besar, yaitu pelemahan IDR tanpa ada keuntungan pajak bagi pemerintah. Coba lihat harga rumah Q1, bisa2 mencapai 300an. Kalau ada transaksi 1000 rumah, sudah 30000 IDR pemerintah dapat. Dan uang itu bisa digunakan untuk hal lain (baca: mendapatkan region high wood)
Saya lebih kasihan pada rakyat bila negara kita dijajah dan terus melemah dibanding mereka harus berjuang membeli food Q3 tiap hari.
Oh, dan satu lagi, anda bilang riset negara2 yang pajaknya diatas 10%. Sudah, pak, jawabannya: ada. Apa bapak sudah riset?
Ketakutan pengusaha adalah karena di sektor housing, tidak ada jaminan bahwa negara tersebut tidak merubah kebijakannya kembali menjadi proteksionis sewaktu2, bukan gara2 tidak bisa bersaing harga.
Dan saya boleh berkoar-koar selama argumen saya masuk akal dan melakukannya dengan santun pak, tidak sedikitpun saya menggunakan kata-kata kasar di artikel diatas, saya juga memberikan argumen yang menurut saya valid. Saya adalah rakyat, dan saya berhak bertanya pada kongresnya, jadi tolong jangan melarang saya untuk berkoar-koar.
toko asing > jual rumah > dapet IDR > dituker gold > dibawa pergi
dengan pajak yang kecil negara tidak begitu merasakan kenikmatan pajak itu, padahal efek yang di berikan kenegara ini cukup besar, yaitu naiknya harga gold karena gold pasti di kuras kalo tuh perumahan laku.
1% terlalu rendah
10% agak tinggi
7,5% dah
numpang bacotan 😃
@ojie:
Itulah poinnya. Knapa harus 1%. Bahkan 5% pun akan memberikan keuntungan bagi negara.
Wew....
gak di dunia nyata ajah yah kejadian...
didunia maya juga....
ahhh betul.. betul.. betul
wkwwkwkwkwk