Daun Lontar 939 - Kisah Anak Coba Bunuh Sang Bunda

Day 939, 18:56 Published in Australia Indonesia by o0n3m00o
*This article related to eRepublik and contain instructions only for native Indonesian*

Sebelum hamba bercerita, terima kasih dan salut untuk warga Australayan yang telah menunjukkan perlawanan yang sangat tak terkira. Menit demi menit berlalu dengan usaha dari kedua belah pihak yang seru.
Tapi tidak lupa, kita wajib hormat kepada sang dasamuka, berusaha mati-matian mencegah negeri mereka masuk neraka. Rumah mereka berhasil kita rebut dua, yaitu ppap dan Ai saja. Tapi sungguh jika kalian tau, mereka suntuk tak terkira.

Banjir caci maki sumpah serapah dikirimkan ke segala penjuru arah, oleh para kaum dasamuka. Alun-alun banjir darah, begitu pula pm di inbox kita dan channel2x lainnya. Mereka meradang kesal tak terkira, itulah buah kesombongan pemimpin mereka.

Takdir masih terus bergulir, ujian akhir dari sang dewa semakin mendekat. Kawan janganlah kalian tersihir, teruslah persiapkan tantangan di depan mata. Masa lalu penuh lika liku, tapi ingat masa depan baru. Berhentilah saling menyerang sesama, bersatu padulah untuk kemenangan bersama.
Oleh karena itu, para tetua suku dari berbagai ras, silahkan untuk bergabung di RUANG SEBELAH ALUN-ALUN malam ini setelah bedug isya untuk mendengar pak Rt/Rw mengarahkan pertandingan.

Beberapa pengharapan dari para sesepuh istana, perlu kiranya kita mendengarnya. Harap dengarkan secara seksama, karena waktu tak lagi bisa sama.
Untuk para empu yang mumpuni dengan ilmu kanuragan yang sangat tinggi, teruslah tempa keris-keris baru anda dengan bahan dari tanah kerajaan ini. Keris-keris maha sakti untuk diberikan kepada warga sejati.
Juga ada permintaan khusus dari sesepuh istana, khusus untuk suku kaskuser yang masih melanglang buana. Marilah ikut bersama, dengan suku-suku lainnya kita bekerja sama. Hubungi 3detik atau jubir istana lainnya yang sedang puasa untuk lebih detailnya seperti apa.

Nah, cukup sudah hamba sampaikan titah dari istana, saatnya hamba untuk berkisah saja.

Tahukah anda wahai anda yang sekarang ada diantara kaum dasamuka, tak kira anda ternyata masih ada. Dari jaman hamba masih menjadi raja, anda masih hidup diantara mereka. Entah sakit apa yang anda dapatkan, sehingga mampu membunuh sesama anak bangsa. Tak cukup hanya demikian, anda pun mulai mau membunuh bunda. Kita lahir dari perut yang sama, tapi sungguh tak nyana anda tak mengakuinya. Alih-alih jadi anak yang berbudi, anda pilih hidup bergelimang taik.
Apakah sakit yang anda dapatkan dari masa lalu? sehingga mampu membuat anda bunuh sang ibu? Kami semua disini sibuk bahu membahu, tapi anda malah merusak mengharu biru.
Ayoklah kawan bukalah mata hati, kami memanggil hati nurani. Hamba tau anda mengerti maksud kami, kami tunggu anda kembali ke ibu pertiwi.

Abdi Dalem Istana,
n3m0