[STOP] HENTIKAN KRITIKAN SELAMA BANGSA INI BELUM DEWASA

Day 944, 21:15 Published in Indonesia Indonesia by Don Yuyu
ALERT!!
Sebelumnya saya mengharapkan yg belum dewasa jangan membaca ini.

======================================== ================================

Kritik mengkritik tampaknya menjadi isu yg panas belakangan ini, setelah isu kebebasan berpendapat yang mengemuka beberapa waktu sebelumnya. Padahal jika anda sadar, mengeluarkan kritikan merupakan bagian dari kebebasan berpendapat.

Isu ini muncul ketika salah seorang warga negara eIndonesia yg sebelumnya dikenal sebagai politikus dan penulis mengeluarkan isi hatinya dalam bentuk tulisan yg berisi kritikan terhadap salah satu agenda bangsa yg dilakukan di negeri seberang. Saya mungkin tidak akan mengkomentari secara mendetail substansi tulisan tersebut, terutama terkait pro dan kontra menyangkut agenda tersebut.

Disini yg saya soroti adalah komentar-komentar dan tanggapan yg muncul terhadap kritikan tersebut. Saya cuman bisa tertawa geli. Kenapa bisa bisa geli? akan saya paparkan satu persatu alasannya
1. Adanya tanggapan yg berupa "CUMAN BISA KRITIK, KASIH SOLUSI DONG"
Saya cuma tersenyum membaca komentar tersebut. Barangkali yg bersangkutan belum mengetahui bagaimana mekanisme pengambilan kebijakan dalam budaya demokrasi. Game ini adalah permainan komunitas, dan budaya berdemokrasi sangat kental disini, dan sadarkah anda jika kritik merupakan salah satu bagian dari budaya berdemokrasi. Jika anda tidak sadar, maka saya yakin anda belum sepenuhnya menghayati permainan ini (silahkan PM saya jika anda belum sadar).

Kemudian terkait dengan pengambilan kebijakan, tahukah anda jika kritik merupakan salah satu bentuk feedback (umpan balik) dari masyarakat terhadap pengambil kebijakan. Idealnya semakin banyak kritik maka semakin terlihat pula kekurangan dari kebijakan yg diambil dan biasanya ada tiga jalan yg ditempuh oleh pengambil kebijakan untuk mengatasi ini yaitu meneruskan kebijakan, meneruskan dengan revisi, dan menghentikan kebijakan.

Kedewasaan sangat diperlukan dalam hal ini, bukan hanya dari sisi pengambil kebijakan namun juga dari sisi kritikus sendiri. Pengambil kebijakan disebut dewasa jika mampu memilih alternatif mana yg paling bijak, dan kritikus disebut dewasa jika mampu menyampaikan kritikan dengan etika, logis dan tepat sasaran. Dan dalam kasus ini saya melihat bahwa kritikan yg disampaikan sudah memiliki etika dan layak untuk didengar. Kemudian terkait pengambil kebijakan, mmm… tampaknya saya tidak akan berkomentar, karena saya bingung siapakah sebenernya pengambil kebijakan terkait agenda tersebut (saya ga mudeng, berubah2 soalnya tergantung sumber , jadi daripada memunculkan apa yg disebut fitnah, saya memilih tidak berkomentar).

Tapi ternyata kedewasaan diperlukan pula oleh pihak lain, lho siapa itu? Apakah anda bisa menebak?

Daripada anda kelamaan mikir, saya langsung sebut jawabannya, yaitu "masyarakat" dalam hal ini adalah pembaca tulisan yg berisi kritikan tersebut.
Masyarakat berdemokrasi yg dewasa adalah masyarakat yg mampu menerima kritikan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.


2. Hal lucu yg lain adalah tanggapan terhadap pemberi kritikan terkait dengan pribadi pemberi kritikan, bahkan mungkin tampak sebagai serangan (kalo boleh menyebut RL mungkin cocok kalo si pemberi kritikan diibaratkan sebagai S*sno si whistle blower).
Dan mungkin saya lebih geli lagi melihat alasan yg kedua ini, karena hal ini memperlihatkan bagaimana tingkat kedewasaan dan kemampuan berargumentasi pemberi komentar. Jika anda tidak setuju dengan sebuah kritikan, berikanlah argumentasi yg memperkuat apa yg dikritik kalo perlu cari kelemahan dari kritikan tersebut, tapi ingat asal sesuai substansi. Dan dalam hal ini menyerang latar belakang si pemberi kritik menurut hemat saya sudah melenceng jau dari substansi materi kritikan yg dibahas.

Barangkali ini bukan pertama kalinya saya menanggapi isu terkait kritik mengkritik. Sebulan yg lalu tentu anda masih ingat legenda kita yg sudah tiada yaitu Lilitan Maut. Bagaimana gaya dan cara beliau menyampaikan kritikan tentu anda sudah tahu, dan bagaimana tanggapan2 terhadap kritikan beliau dapat anda lihat sendiri di artikel yg bersangkutan. Dan dari hal2 tersebut ditambah kejadian akhir2 ini saya menyimpulkan bahwa:

BANGSA INI BELUM DEWASA UNTUK BERDEMOKRASI
BANGSA INI BELUM SIAP UNTUK DIKRITIK
DAN BANGSA INI BELUM SIAP UNTUK MAJU

Oleh karena itu di akhir, saya mengajak bangsa ini untuk berubah.
Berubah untuk menerima perbedaan.
Berubah untuk menerima kelemahan dan kekurangan.
Berubah untuk menerima kritikan.
Dan berubah menjadi Dewasa



Sekian,
Salam Saya

Frontalis yg mencoba untuk tidak brutal

Don Yuyu aka Exia aka mib_xxx aka Seravee aka Bla2........

======================================== ================================
KUIS:
(yg bisa menyebutkan minimal 6 nick IRC ane dapet 5 buah weapon Q1, sorry kecil, ane miskin nih)