[RT] PERUBAHAN (change)

Day 4,634, 00:56 Published in Indonesia Philippines by beebeam


Semua terus mengalir, segalanya selalu berubah. Tiada yang kekal di alam semesta ini, terkecuali perubahan itu sendiri. Suatu ketika pendulum berayun ke kiri, lalu bergerak ke kanan. Putaran roda terkadang melambung tinggi, namun tiba saatnya berposisi pada titik nadir paling rendah.

DUNIA BERUBAH
PHANTA REI: everything flows, nothing stands still”. Sejak abad ke-6 sebelum masehi silam, Heraclitus sudah menandaskan sangat tegas bahwasanya tidak ada yang kekal di dunia terkecuali perubahan itu sendiri. Lewat ungkapan lain —enigmatic ancient greek philosopher sekaligus maestro penyandang world’s first creativity teacher— berpepatah, mentari selalu berbinar dengan cahaya berganti setiap hari dan seketika sinar sang surya itu meredup, bintang-gemintang senantiasa hadir menghiasi.
Heraclitus’ Aphorism tersebut tampaknya tak lekang oleh panas dan tiada luntur terkikis hujan. Sangat relevan meneropong fenomena hidup dan kehidupan hingga memasuki era milenium baru kini, bukan? Secara gamblang dapat kita saksikan bersama, betapa sinyal-sinyal pertanda perubahan zaman begitu cepat terjadi. Sungguh yang pasti hanyalah “tempora mutantur et nos mutamur in illis—waktu berubah dan kita berjalan bersamanya”(anonim, di dalam Rhenald Kasali, 2007). Kalau hasil analisis Thomas Robert Maltus menyatakan perubahan atau pertumbuhan populasi mengikuti deret ukur sedangkan perkembangan persediaan makanan berubah mengikuti deret hitung, Stephen Hawking membuktikan ternyata sediakala semesta raya ini tidaklah bundar.
Sementara tesis Thomas Robert Maltus memunculkan implikasi bahwa kuantitas manusia akan kejeblos ke dalam rawa-rawa kemiskinan dan berada di tabir kelaparan (Michael H. Hart) maka sintesis Stephen Hawking melalui teorinya yang sangat terkenal di seantero bumi: Big Bang, mengemukakan suatu dalil bahwa sebelum kehadiran kosmos, sang kala (sang waktu) itu tidak ada = 0. Sang waktu baru hadir bersamaan dengan (proses) kehadiran kosmos. Pada awalnya, seluruh materi dan energi bersatu membentuk bola raksasa. Jadi, semua benda di jagat semesta raya bermula pada suatu wujud, dan kemudian terpisah-pisah karena adanya Big Bang alias ledakan raksasa dari satu titik tunggal. Lalu, membentuk alam semesta kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.

MAKHLUK VS PERUBAHAN
Satu benang merah yang sangat tegas dapat ditarik dari Heraclitus aphorism dan uraian singkat di atas adalah change (perubahan) senantiasa terjadi seiring waktu. Fenomena ini telah dan akan terus mencuatkan sejumlah konsekuensi logis, tanpa terkecuali. Bahkan, hal ini sangat menentukan keberadaan semua makhluk di kolong langit fana ini.
Charles Darwin melalui karyanya yang fenomenal, The Origin of Species, menjelaskan bahwa (intinya) makhluk hidup selalu mengalami tekanan agar mampu survive (terus bertahan) menghadapi pernak-pernik pergantian zaman. Mereka harus melewati proses alamiah yang dikenal dengan istilah evolusi. Sebagian spesies bertahan, sisanya punah. Kesimpulan Charles Darwin yang sangat menarik adalah makhluk hidup dapat bertahan bukanlah yang terkuat, melainkan paling adaptif terhadap perubahan, baik secara anagenesis ataupun melalui proses cladeogenesis.



Melalui artikel ini, redaksi koran Remeh Temeh berencana untuk meluncurkan Koran bertajuk wawasan setiap hari selasa, dini hari waktu eRep (siang hari waktu Indonesia bagian barat) serta Koran Remeh jika waktu luang

Silakan di-subscribe serta di-endorse untuk memberi dukungan (finansial) kepada redaksi Remeh Temeh dan berikan komentar serta kritikan yang sifatnnya mambangun untuk meningkatkan kualitas koran Remeh Temeh ke depannya.

Semoga dengan artikel mingguan ini dapat meningkatkan literasi warga eIndonesia serta menurunkan tingkat kejenuhan selama bermain.