[Rima] Gelagat Para Penjagal

Day 1,804, 16:37 Published in Indonesia Bulgaria by PostBaudrillard

dalam pekat malam, ketika konflik bergumam
para dajjal merancang dan merakit isu
menghasut para biara, serupa rentetan makadam
dalam eskalasi perang salib, menuju hegemoni semu

karna mahasiswa adalah produk kapital gampangan
dikeberi dan ditadah hingga terkungkung dalam satu barisan
dengan upeti sebungkus nasi basi, berdiri tegap pasti
menunggu instruksi para pelaknat dari ruang sunyi

kaum Qabalis, penyembah Baphomet
Gurita Cikeas, kitab para pelaknat
pageatri tertuju, tanpa seragam martabat
tegap menantang, tak bertabiat, berlumut hujat

Prodem, kapitalis pembeli kepala massa aksi
untuk setiap sesi aksi yang tak mereka sadari
hingga mereka mati dalam rancangan para banci
tetap menjadi isu hangat untuk mengkebiri

dekonstruksi kehampaan para aktivis oplosan
mental ketengan, gelagat bajingan
argumen kemasan, gerakan tumpangan
hamba tanpa peradaban diperawankan para hedonis amplasan

para penadah, prostitusi ideologi
mengkebiri pagi dengan semangat revolusi
epistemologi muthahhari terpasung dalam labirin tirani
ketika moncong putih berafiliasi, beronani dalam bencana century

ka'bah terjungkal, berepilog menjadi tumbal
ketika selasar berubah menjadi arena para penjagal
provokator lebih binal dari lalat-lalat pasar
lantang berkoar, lebih keras dari biji zakar

makdam rima ini terajut bukan untuk sebuah karya
tapi akan menjadi kontra dogma para penghina
kepada mereka, tumbal para penjagal
yang terdogma, dari kerongkongan hingga lubang anal

takkan gentar, diri didera nista dan derita
oleh kalian, para despot berlindung di balik lantai tiga
yang hanya bisa bersenggama dan onani wacana
mengemis, menjilat hanya untuk sebuah harta semata

dalam tiap tutur kata yang kau sandar
membius mereka hingga akar alam bawah sadar
hingga merontakekang, meminta perang badar
mati sejajar, tanpa pernah mendapat mahar

karena Dekan kalian lebih hina dari para puritan
yang takkan mampu menyanding karisma sang Hasan
maka, takkan ada pardon pada setiap tapak yang kau harap
hingga tak ada udara lagi yang akan kau kudap

kaum utopis, orientasi materialis
menapik metafisis, kreasi kaum fasis
mencipta citra laksana ratu Balqis
yang lebih berbisa dari sosok Amien Rais

menari-nari di atas tesis korupsi
agar dapat berdiri pada puncak hegemoni
maka, kau bekali massa aksi ketika beronani
gagah berani, melakukan aksi, tanpa jati diri

rima ini terlahir tanpa atribut paramen
terajut pada stiap segmen fragmen
yang kau bangun secara permanen
rima ini 'kan ku bai'at menjadi pawana
pada setiap titik pawaka yang kau cipta

Nietzsche terbahak, Khomeini terpental
Herzl tersenyum lebar, Gandhi tersesal
melihat kalian tersudut menjadi tumbal
masuk jurang perangkap para dajjal


Jakarta, 2009



Sang Pengembara Sabda Alam
PostBaudrillard