[PKS-LOMBA] Setitik Tinta Untuk Sang Pemimpin Baru eIndonesia

Day 1,934, 07:12 Published in Indonesia Indonesia by Sang Jahus Jarzani




Tulisan ini dibuat sebagai media partisipan dalam perlombaan Artikel Ber-tema-kan "HARAPAN KAMU" yang diselenggarakan oleh PKS "Partai Kami Sama".

========================================================================================

Bersatu dan bersama meraih Kemenangan...



Hail eIndonesia...!!!

Selamat Siang, Sore, Malam dan ataupun Pagi untuk eIndonesia...

========================================================================================

Setiap diri kita adalah pemimpin, namun untuk menjadi pemimpin eNegara tidaklah mudah. Menjadi orang nomor satu dalam sebuah eNegara berarti bertanggung jawab penuh terhadap eNegara tersebut. Eksistensi sebuah eNegara di mata eNegara lain juga ditentukan oleh pemimpinnya.

Pemimpin itu harus tegas, jangan gak jelas! Tegas, menunjukkan seseorang punya prinsip atau tidak.

Kalau ga niat ya ga usah jadi pemimpin, kalo serius ya harus niat!!


KITA sekarang mempunyai ePresiden baru. Segunung harapan digantungkan pada pundaknya, meski kita tahu hal itu kurang bijaksana, mengingat ePresiden baru itu bukan manusia setengah dewa yang mampu sekejap mata menyelesaikan persoalan besar bangsa eIndonesia.

Harapan akan sebuah perubahan dan perbaikan masa depan, kini menggelayut di pelupuk mata ribuan eRakyat eIndonesia, masih jadi mimpi indah yang senantiasa terbayang-bayang.

Bapak ePresiden RyGnwn yang saya hormati,

Tahukah Bapak lagu Manusia Setengah Dewa karya musisi hebat Iwan Fals? Biarkan saya memberitahu Bapak, dan saya harap Bapak bisa berimajinasi bahwa saya yang menyanyikannya dengan ribuan harapan masyarakat eIndonesia yang mengiringinya.

Kamu harus dengar suara ini

Suara yang keluar dari dalam goa

Goa yang penuh lumut kebosanan

Walau eHidup adalah permainan

Walau eHidup adalah hiburan

Tetapi kami tak mau dipermainkan

Dan kami juga bukan hiburan


Bapak ePresiden, perlukah saya menyebutkan masalah yang dihadapi bangsa ini? Baik itu nyata ataupun abstrak? Baik itu tersirat ataupun tersurat? Baik itu diangkat atau ditimbun? Baik itu tak lekang ataupun terlekang oleh waktu?

Harapan, dan sekali lagi harapan! Itulah modal sosial (social capital) bangsa saat ini. Sikap atau harapan kita terhadap seseorang, mampu menjadi kekuatan yang mempengaruhi dan mengubah serta membentuk orang itu. Menjadi semacam self fulfilling prophecy, harapan yang terpenuhi. Maka, jika kita ingin ePresiden baru itu mampu menjadi seorang "Putri", bukan "gadis penjual bunga", itu tergantung sikap dan harapan kita terhadapnya.

Kita harus mengeliminasi seminim mungkin sikap antagonistik terhadap ePresiden baru itu. Tidak seratus persen (100😵 eRakyat secara bulat memilih Sang ePresiden, maka bagi yang tidak memilihnya, sikap antagonistik ini terlebih lagi wajib dieliminasi. Sikap antagonistik bernuansakan prasangka, politicking, trik-intrik, mencari-cari kesalahan dan kelemahan serta bertendensi "menjatuhkan".

Jadi, sebuah harapan yang jauh dari nuansa antagonistiklah yang akan memberi efek dahsyat bagi ePresiden baru agar dia mampu berperilaku dan berkinerja luarbiasa.

ePresiden baru wajib memperhatikan dan menguasai efek relativitas harapan eRakyat terhadap dirinya. Dia layak mengobservasi dan memotret secara serius harapan eRakyat terhadap dirinya, yang secara sepintas cukup tinggi. Maka, dia wajib mengkonsolidasi diri dan jajarannya, dan "bermain" (baca: berkinerja) paling tidak selalu "sedikit" di atas ambang batas harapan eRakyat. Jangan menyepelekan hal ini karena telah terpilih lalu lengah dan kurang memerhatikan secara konsisten ambang batas harapan eRakyat terhadap dirinya.

ePresiden bukanlah tuan, dia adalah pelayan. Tuan adalah eRakyat. Maka, "harapan" yang harus dimanifestasikan adalah harapan sang Tuan (eRakyat). ePresiden bukan puncak tertinggi, tetapi merupakan pelayan di eNegeri ini.

Harapan merupakan alat yang sangat penting bagi seorang pemimpin. Lewat harapan seorang pemimpin dapat menggerakkan hati rakyatnya hingga akhirnya timbul rasa saling percaya. Namun ketika banyak harapan yang tak tercapai, kepercayaan itu pun dengan sendirinya akan menghilang. Untuk itulah seorang pemimpin dituntut untuk pandai-pandai dalam mengelola harapan. Ada harapan yang dapat tercapai namun ada pula harapan yang sulit untuk dicapai.

Untuk harapan yang dapat tercapai, sebarkan dan sampaikan secara jelas pada seluruh eRakyat.

Untuk harapan yang sulit tercapai, hendaknya tidak perlu disampaikan tetapi tetap tercantum dalam program pribadinya.

Bukankah lebih baik memberikan lebih dari apa yang diharapkan?


Seorang pemimpin adalah orang yang melihat lebih banyak daripada yang dilihat orang lain, melihat lebih jauh daripada yang dilihat orang lain, dan melihat sebelum orang lain melihat.
- Leroy Eims

Saya berharap apa yang sudah dicapai oleh pemerintah di periode sebelumnya akan dihargai dan yang belum tercapai, bisa diperbaiki. Menurut saya tantangan paling berat bagi setiap ePresiden adalah menjaga kekompakkan dan meningkatkan kekompakkan.

========================================================================================

Maka, jawablah permintaan ini dengan sebuah tindakan, bahwa besok pagi, saat fajar tuntas memintal kelam, Anda akan menjadi ePresiden yang membawa perubahan, atas apa pun yang bernama kuasa. Hingga jasa Bapak akan terukir ditinta emas dalam perjalanan sejarah bangsa eIndonesia.

Hingga akhirnya, eNegara yang merendahkan kita selama ini akan meminjam sajak dari Bur Suwanto “Mereka Telah Bangkit”, eIndonesiaku telah bangkit.

Atas nama warga eNegara eIndonesia saya masih berharap bahwa eNegara ini ada, meskipun hingga kini senyap menyergap dan mereka seolah tak pernah menjawab setiap persoalan.

Semoga pemimpin kita memahami bahwa kepemimpinan itu amanah yang mesti dipertanggungjawabkan.

Government is a trust, and the officers of the government are trustees. And both the trust and the trustees are created for the benefit of the people.
- Henry Clay

========================================================================================

Tidak banyak yang bisa saya sampaikan, tentang persoalan dan masalah yang dihadapi oleh bangsa eIndonesia biarkanlah yang lebih ahli yang mengklasifikasikannya, karena jujur, saya belum terlalu mengerti masalah intern yang terjadi pada bangsa eIndonesia ini. Saya hanya mampu memberikan setitik yang semoga bermanfaat, baik hari ini maupun ke depannya.

KITA harus ingat pepatah sapu lidi!!!

Saya memohon maaf jika ada kata yang kurang/tidak berkenan di hati teman-teman semua.

We Don't Afraid
We Are Indonesian


Salam Sejahtera,

Sang Jahus Jarzani







DEAR PRESIDENT...

http://www.erepublik.com/id/article/-setitik-tinta-untuk-sang-pemimpin-baru-eindonesia-2224365/1/20

_RESHOUT_