(might be) A Farewell

Day 859, 14:45 Published in Indonesia Indonesia by lady 22

Adalah hujan yang membawa gadis kecil ini ke depan jendela. Dia sentuh permukaan jendela yg diketuk-ketuk hujan deras kala itu. Buram permukaannya karena embun di tepinya. Berulang kali kemudian si anak mencoba mengusap jendela kaca itu. Namun setiap kali embun memburamkannya kembali. Maka si gadis hanya bersandar ke bingkai jendela. Hanya mampu mendengarkan dendang alunan rintik hujan. Rupanya alam sedang menguntai nada menemani si gadis kecil dalam renungannya.

Lalu secara tiba-tiba, terdengar ketuk pelan di jendela. Tampak cercah warna bercahaya. Dan terdengar suara lain memanggilnya. Kemudian suara riuh semarak dengan cita tersebut sampai ke telinganya. Siapa? Maka dia buka jendela kaca.

Dan nampak makhluk-makhluk indah dengan sayap secerah pelangi. Dengan senyum seterang mentari. Tampak seorang merekahkan jari-jemari mengajaknya ke dunia baru. Dunia penuh warna dan mimpi.

Si gadis meraih tangan tersebut, menggenggamnya erat. Lalu bagai kisah Peter Pan dan neverland, ia terbang ke eRepublik. Menari di bawah rintik hujan lebat bersama makhluk-makhluk indah bersayap cerah. Tawa mereka mengalahkan suara gemuruh dan petir yang menggelora menggelegar. Manisnya pengalaman itu menghapus perih tamparan hujan. Si anak tertawa bersama mereka. Di bawah hujan ia menari. Dan seakan alunan hentakan hujan menjadi rhaphsody alam yang mengalirkan kebahagiaan dan antusiasme ke dalam nadi-nadi kecilnya. Senyumnya terekah kembali dalam kebahagiaan murni.

Lelah tak terasa, dikalahkan adrenalin yang deras memicu semangatnya. Tertawa ia bermain dalam dunia itu. Semangatnya membumbung membangun mimpi baru. Pelan-pelan ia bangun mimpi itu. Dari 1 ke 3, kemudian satu-persatu selanjutnya. Kepuasan meningkatkan semangatnya. Ditambah ia telah menanamkan sebagian hatinya pada negeri bernama eRepublik ini.

Namun kemudian, jam berdentang dari balik jendela mendendangkan nada-nada peringatan yang membujuk si gadis kecil pulang. Dan gadis itu pun memandang jendela kacanya sembari terbang. Jendela itu tampak kesepian tanpa si gadis di baliknya. Dan ruangan persegi di baliknya, menyanyikan lagu kerinduan. Ruangan itu menunggu majikannya untuk pulang. Maka kembali si gadis ke balik jendela, ke dalam ruangannya. Ia harus lepaskan tangan yg selama ini hangat dan erat digenggamnya.

Sekali lagi ia menoleh ke luar jendela, ia rekahkan senyum persahabatan pada makhluk-makhluk luar biasa indah yang pernah menemaninya. Sedih, namun harus ia tutup jendela ini. Karena malam ternyata telah tiba. Tiba pula saatnya untuk tidur.

Aman di balik selimutnya, si gadis menarik nafas, satu tarikan...
Terdengar dendangan selamat kembali pulang, lalu ia hembuskan napas

Tarikan kedua, bukan ruangan ini yang terbayangkan untuk pulang, tapi dunia lain yang penuh warna dan mimpi

Hembusan kedua dan tarikan ketiga..
Malam semakin larut dan memeluknya erat ke dalam tidur yang lelap
Tepat sebelum itu, terdengar sayup suara dari dalam relung hatinya

“kangen.. kangen.. kangen..”

Dan dalam hembusan ketiga ia terlelap


thanx buat keluarga eRep