[IPDN] se encret dua encret damage di eEstonia dan eBulgaria

Day 1,649, 20:02 Published in Indonesia Indonesia by Ardyaa
#kampus –ipdn 19.31, satu jam sebelum jadwal pertempuran.

“Hmm... baru ada 6 orang ya, panggil semua siswa yang lain, baik yang ikut kelas militer ataupun tidak, semua siswa IPDN diwajibkan untuk ikut materi malam ini”. Kata Maximus Samitho, Rektor IPDN.

“Siap pak” jawab Hilman Maarif.

“Mmm, rhianon habiskan maemnya dulu ya pak...”

“Eh...eh... nanti klau udah kumpul, gw dikabari ya, musti ke kamar madi dulu nih...” sahut adib sambil berlari meninggalkan kawan kawannya.

“Hmm...malam jumat, musti siapin sesajen dulu nih, kali aja jadi pada dateng semua” tukas GrossAdmiral sambil ngeloyor pergi.

“Jadi mau mulai jam berapa pak rektor Maximus?” tanya rhianon.

“20.30, dan sekarang saya butuh petugas sekalian kalian bisa simulasi lograk.”entah merupakan jawaban atau merupakan sebuah pengingat bagi dirinya sendiri, jawaban itu terucapkan sambil dirinya melangkah ke ruangannya.

W_Susetioadi yang juga sudah sejak lama ada di sekitar mereka Cuma bisa tersenyum melihat segala macam polah siswa IPDN yang luar biasa unik. Sambil membersihkan selongsong dan mengecek mekinsme motoris Mark23 Silence Handgun favorit yang didapatkannya dari seorang Komandan pelatihan militer yang dulu diikutinya, serta senjata tua Phyton Colt Revolver pemberian dari kawan lamanya saat bertugas di eSerbia.


#kampus –ipdn 20.15, 15 menit sebelum rencana pertepuran dimulai


bell kampus pun berbunyi, disambung dengan pengumuman langsung dari rektor IPDN.

“Diaharapkan semua siswa yang sudah ada di #kampus IPDN mempersiapkan diri” suara pengumuman terdengar di hampir semua bagian kampus IPDN.

“Dudududu, manggil manggil mulu, kangen apa nih si pak Rektor sama murdi murdinya?” sahut Rhianon

“Ada apa tuan?” Jawab Gross Admiral.

Masih saja tingkah polah siswa IPDN memunculkan sebuah senyum geli dari mulut w_susetioadi.

“Kangen sama rhianon” tiba tiba suara rektor Maximus Samitho terdengar dari belakang kami.

“Saya menawarkan diri sebagai petugas pak” sahut Hilma maarif.

“oke, sebentar Hilman Maarif, untuk logistik masih ada masalah. Untuk lokasinya sudah ditentukan Elle?”

“mmm... Hungary, bisa tapi bentar lagi abis. Atau mau ke fyrom? Estonia juga boyeh.” Jawab Elle.

“Ahh... dimana jatah makanan saya, dimana gaji saya, memang beginilah nasib kaum budak, tidak pernah lebih baik dari nasib anjing” celoteh GrossAdmiral dengan gayanya yang sok puitis namun justru terdengar lucu dan konyol.


#Kampus-IPDN 20.48, 13 menit terlambat dari rencana pertempuran

“ikuti keomandonya Hilman Maarif!” sahut Maximus Samitho sembari memberikan simulasi lograk pada siswa siswanya di IPDN.

“Elle, Destructor, Ready!”
“Rhianon, Marksman, Ready.”
“GrossAdmiral, Marksman, ready.”
“Kide777, Marksman, Ready.”
“msatriaakbar, marksman, ready.”


Satu persatu anggota dari IPDN menyatakan kesiapan untuk turun di battle field.

“yang udah siap langsung turun aja!!!” tukas Hilman Maarif

“adib, marksman, ready.”
“Refreshrate, marksman, ready.
"UyetBuyu, marksman, ready"
“j4k4rta, marksman, ready.”
“Rmdikas, sniper, ready.”
“Dorgenark. Marksman, ready”


“lho nggak ada aba-abanya?” tukas rmdikas

“all. Hold!” sahut Elle segera, sementara pernyataan kesiapan masing masing anggota terus berlangsung.

“N3nk, destructor, ready!”
“Dorgenark, marksman, ready.”


Jikalau dilihat peserta pertempuran dari IPDN kali ini cukup banyak, cukup repot pula petugas logistik dalam menentukan dan membagikan senjata sesuai dengan peranan dan kemampuan masing masing angotanya. Kebanyakan menggunakan senjata serbu kelas menengah, kecuali beberapa orang yang memang telah memiliki kemampuan khusus seperti rektor IPDN sendiri. Senapan laras pajang yang bisa dibilang semi artileri, Dragunov menjadi pilihan dari Maximus Samitho.

“Maximus samitho, doc, sniper,ready”
“W_Susetioadi, doc, Skirmisher, ready.”
“Dwards, marksman, ready.”
“xavier, marksman, ready.”


“turut berempaty buat petugas log kali ini.” Rektor Maximus Samitho, mengucapkannya sambil tertawa. Menunjukan kalau dirinya cukup santai dengan kondisi persiapan siswanya.


#Kampus-IPDN 21.06, 46 menit terlambat dalam rencana pertempuran

“Oke misi kita malam ini memang bukan untuk memenangkan peperangan ini. Sandi operasi untuk malam ini adalah BlitzKrieg, serangan cepat hanya untuk distract konsentrasi lawan. Pertempuran hanya akan berlangsung singkat, setelahnya kembali kemari laporkan keadaan, saya harap tidak ada korban dalam regu ini.”

“siap pak!”

“menurut lah kalian pada majikanku” sahut GrossAdmiral, yang agaknya menjadi lebih banyak ngelantur karena kegugupannya.

“HOLD!!!”

Terdengar suara mrizky yang baru saja datang menyusul bersama unnamed, dan Aleenyx.

“Ini supply senjata dari mana? Bukannya semua ada di saya?” tanya mrizky terheran heran.

“ini sebagian lain inventaris IPDN yang tidak disimpan mrizky. Sudah diwanti wanti kalau nanti kau tidak bisa hadir hari ini. Dan agaknya perkiraanku tak salah, kau datang terlambat.” Jawab maximus samitho.

“dan sepertinya tak sempat jika misi Blitzkrieg di estonia, langsung kita pindah ke bulgaria.”

“Let’s try something di Estonia dulu..., dan buat yang lain, kembali saya ingatkan jangan lupa buatlah laporan keadaan, screehoot jangan lupa.”


#Battlefield 21.17, 47 menit terlambat dari rencana pertempuran

“Rupanya siswa siswi kita gila perang Maximus, mereka langsung berhamburan menyerbu dengan gaya mereka masing masing. Kita butuh lebih banyak skirmisher ketimbang sharpshooter.” Sahut w_susetioadi pada maximus melalui interkom.

“Yup, diterima, meskipun dari jauh tetap aku masih bisa melihat pergerakan mereka. Yang harus kau perhatikan betul adalah GrossAdmiral, sering kali mengabaikan perlindungan untuk dirinya sendiri.” Jawab maximus sambil terus melepaskan precious shoot seorang sniper, “One shoot- one kill”.

Skirmisher memang bukan pemain utama dalam sebuah peperangan, melainkan hanya pendamping yang selalu bergerak, membuat pengalihan ataupun tembakan perlindungan bagi sharpshooter ataupun marksman. W_susetioadi sebagai skirmisher lebih memilih mengunakan senjata yang sangat mudah untuk di gerakan dan diayunkan. Ketimbang sebuah senjata serbu laras menengah, dia lebih memilih menggunakan handgun. Yang selalu dibawanya adalah Barreta 92 sebagai senjata standar yang digunakan dalam pengajaran di IPDN, dan 2 handgun miliknya sendiri, mark23 silencer yang bisa digunakannya untuk jarak menengah dan Phyton Colt Magnum Revolver.

“Aaaaarrgh! Najis loading loading doang, kaga mati mati musuhnya!” teriakan rhianon sempat menarik perhatian w_susetioadi, agaknya siswa yang satu ini menemukan masalah.

“Amal ibadahnya dipertanyakan tuh!” sahut kide777 sambil tertawa dan terus menembak dan bergerak maju.

Sepertinya dirinya gugup menghadapi pertempuran malam ini. Dia lebih banyak berlindung ketimbang membaca arus pola pertahanan lawan.

“Rhianon, tetap disini , tunggu sampai aba aba berikutnya baru buat pergerakan dibelakang adib dan kide777, kalau tak sanggup balik ke base” sahut w_susetioadi.

Anggukan rhianon menjadi jawaban dari perintah yang baru diucapkan w_susetioadi. Dan perhatian w_susetioadi kali ini beralih pada kide777 dan adib yang sejak awal pertempuran melakukan pergerakan buddy, protecting satu dengan yang lain sambil terus menyerang. Anggukan dan tatapan mata adib yang selalu menjadi kode bagi kide777 untuk menyamakan irama pergerakan buddy di medan pertampuran. Kreativitas kedua siswa ini memunculkan pujian tersendiri dari w_susetioadi.

BOOMMM!!! Dhuaaarrr!!

“Ah kali ini, nggak banyak yang gw bisa lakukan, cuma inf 500k yang bisa gw buat.”

Ledakan besar baru saja mengejutkan barisan pertahanan lawan. Mereka tak menyengka akan mendapati kerusakan yang lumayan pada gudang persediaan makanan mereka, Elle setelah melakukan penyusupan dengan cepat memberikan kode puncak dari pertempuran blitzkrieg yang kurang dari setengah jam dengan Pesta kembang api di belakang barisan lawan. Perhatian dari lawan pun terpecah, sebagian kembali masuk ke wilayah pertahanan mereka. Dan ledakan itu menjadikan seorang siswa IPDN Menggila

“Dibanding lolongan anjing, suara tank-tank kalian tak ada apa-apanya!!” seru GrossAdmiral di tengah medan pertempuran.

Dengan sebuah kerusakan yang ditimbulkan di tempat yang tepat nampaknya menyudahi pertempuran di estonia. Medan perang menjadi sepi, lawan yang lebih memnetingkan untuk menyelamatkan logistik karena pertempuran memang akan berlanjut lebih lama lagi, sedang kami dari IPDN eIndoesia memang hanya berniat memberikan sebuah serangan kejut. Dan perang ini pun berhenti untuk sementra waktu, Estonia memgang kendali untuk sementara waktu.

“what? Gw sengaja hold malah gak dapet apa apa?” Refreshrate yang menunggu untuk serangan cepat gelombang kedua pun tak sempat berbuat banyak.

“Kita transit saat pulang untuk yang belum sempat mengamuk, mengamuklah setelah ini. Dan komando saya serahkan ke Mrizky dan Elle. ” Jawab Maximus Samitho untuk mengobati kekecewaan beberapa siswa yang memang belum bergerak dikarenakan dalam posisi hold, namun perang sudah keburu dihentikan.

#Battlefield 21.27

Masih belum puas di Estonia, kali ini medan pertemuran pun dialihkan ke Bulgaria, namun tak banyak yang turut serta dikarenakan sebagian siswa sudah keburu menghabiskan semua persenjataan di Estonia, pun jika ada yang yang masih bisa membantu hanya sebagai support di pertempuran kedua ini. Demikian pula dengan w_susetioadi, Barretanya sudah kehabisan magazin, tinggal mark23 silencernya berisi 1 magazin dan 6 peluru di phyton colt revolvernya.

Tidak berbeda dengan misi sebelumnya, hanya membuat sebuah kejutan dengan pola Blitzkrieg di Bulgaria. Kali ini pemegang kunci penyelesaian ada di n3nk. Maximus Samitho pun tidak ikut turun dalam gelombang kedua ini.

“Mudah mudahan ga ada yang macet.” Dwards bergumam sambil mempersiapkan senjata serbu miliknya.

“Rhianon nggak ikut ya... disini aja, ngasih semangat ke temen temen yang lain” tukas rhianon.

Mengingat apa yang terjadi di estonia, semua anggota regu hanya bisa memberikan senyuman ke rhianon. Dan pertempuran keua pun dimulai.

Adib sepertinya memang nyaman dengan menggunakan pola buddy dalam melakukan penyerangan, kali ini bukan kide777 yang menjadi partnernya, melainkan hilman maarif. Dan N3nk pun tak mengalami kesulitan untuk membuat sebuah pola kembang api yang tak berbeda dengan yang dibuat Elle di estonia.

“Pak rektor monitor... masuk”

“Yup n3nk.”

“Mission done, tapi tak bisa buat laporan. Gadget yang digunakan cuma hape, gak bisa printscreen”

“difoto lah pake hape lain kalau ga ada printscreen. Kalau pake hape difoto lah pake ipad”

“kalo pake android teken menu sama tombol on/off.” Tiba tiba elle menyela pembicaraan melalui interkom maximus.

“siap pak.” Jawab n3nk.

Dan komando terakhir pun diberikan, semua anggota regu dari IPDN ditarik mundur.


#kampus ipdn, sehari setelah pertempuran

W_susetioadi yang baru saja sampai di kantornya langsung mendapati sebuah surat dari rektor:

==================================================================
Hal: UJIAN
Kegiatan belajar mengajar IPDN sudah usai. Diharapkan dosen mata kuliah menyetorkan soal ujian kepada saya paling lambat hari Senin, 21 Mei 2012

Format ujian: Essay/Uraian 5 soal (langsung PM in game ke saya)
Cantumkan juga akun gmail-nya untuk share hasil jawaban siswa untuk dinilai nantinya.

Atas perhatian dan kerja sama nya saya ucapkan terima kasih 😉
==================================================================

Kaga ada istirahatnye kerja di IPDN -.-‘

ga tega pasang semua ssnar jadi bw killer, tapi buat yang punye n3nk spesial jadi musti dipasang


http://puu.sh/wvPp
http://prntscr.com/9mjgt
http://i47.tinypic.com/2h73tjk.png
http://i47.tinypic.com/2r5exe8.png
http://prntscr.com/9mjlp
http://prntscr.com/9mjrd
http://prntscr.com/9mjnp
http://prntscr.com/9mjwh
http://i47.tinypic.com/2vij8tz.jpg
http://prntscr.com/9mkmz
http://i1271.photobucket.com/albums/jj628/UyetBuyu/report.jpg
http://i1271.photobucket.com/albums/jj628/UyetBuyu/report2.png
http://i47.tinypic.com/2h73tjk.png



NB: Semua yang dituliskan berdasarkan kejadian yang terjadi di IRC dengan sedikit bumubu dan tambahan demi keberlangsungan cerita