[Diary PKS] my short journey

Day 1,626, 15:54 Published in Indonesia Indonesia by Mrs D

Pagi.

Alkisah dimulai dari lahirlah seorang eWarga baru di tanah eIndonesia, sebut saja dia M xx tahun. Awal kehidupannya mengalami banyak kesulitan untuk beradaptasi dengan eDunia baru ini. Kemudian pada suatu saat, eAnak kecil tersebut hadir di sebuah rumah yang tampak tidak terlalu tua, namun tidak terlihat baru pula. Banyak kepingan baja-baja berserakan disana.

Sehingga pada suatu waktu, hadirlah seorang pria yang dengan lemah lembutnya menyapa dengan penuh kasih, sebut saja dia L 30 thn. Entah apa yang membuat sang anak tersebut terpaku, namun setiap kata-kata yang dikeluarkan si pria tersebut membuat diri sang anak tersebut terkujur kaku, lemas dan tak berdaya.

Kemudian pria tersebut mengajak ke suatu gedung, dimana terlihat seperti taman bermain anak-anak, yang mana banyak sekali anak kecil se-usia nya sedang asyik bermain. Mungkin perlakuan si pria tersebut sangat meyakinkan anak-anak tersebut untuk bermain di arena bermainnya.

Seiring berjalannya waktu, anak tersebut tumbuh menjadi remaja. Anak tersebut mulai berkenalan dengan beberapa anak, om, tante, dan mas-mas. Perkenalannya awalnya tentunya kepada teman sebaya-nya yg berumur tidak jauh dari anak tersebut. Sebut saja dia I 3x tahun. Kemudian dikenalkan kepada sesorang yg berumur beberapa hari lebih tua dari sang anak. Sebut saja dia D. D tersebut memiliki watak yang lebih dewasa dari anak seusia-nya, sehingga sang anak yang lain termasuk si M sedikit canggung berbicara dengan dirinya. Mungkin karena pergaulannya dengan seorang om-om yang berinisial K, IT, M (bukan anak tersebut), M (lagi dan bkn anak tersebut), serta dia pun melihat sang pria (lihat : L) sering sekali mengunjungi kamar yang tertutup rapat.

Ketika tumbuh dewasa sang anak tersebut mulai dikenalkan dengan beberapa mas-mas, sehingga diajaklah dirinya bergabung dalam trio tri-Mas-ketir PKS. Tentunya sang anak tersebut menjadi penyeimbang mas-mas yang lain dalam hal usia dan tentunya semangat dalam beberapa hal.
Sang anak tersebut sudah mulai diajak untuk bergabung dengan om K untuk menjadi salah satu ajudannya, bersama dengan D, dan L.
Berhubung sang anak tersebut masih sangat bersemangat, dipaksakannya anak tersebut untuk menjadi "kuncen" taman bermain tersebut.

Menjadi seorang "kuncen" waktu itu, sudahlah pasti akan lebih meriah ketimbang saat ini. Anak tersebut menjalani hari-hari nya dengan suka cita, gigih, dan berusaha untuk se-ulet mungkin.

Namun apa boleh dikata, nasib berkata lain, ketika dirinya sedang asyik mengunjungi taman bermain dan sedang bersemangat mengatur arena taman bermain tersebut, tiba-tiba dirinya jatuh tersungkur di dekat ayunan tempat ia biasa bermain, tentunya anak tersebut sudah tidak ber-eNyawa lagi.
Kegelisahan (pengharapan) menyelimuti arena bermain tersebut, dan akhirnya seorang tua jompo melihatnya dan mengambil kunci dari taman bermain yang biasa sang anak itu pegang (sebut saja dia seorang kakek yang mengenakan pita dan gincu dibibirnya).

Kisah hidup anak tersebut sudah usai, seiring kepergiannya. Namanya mungkin tidak banyak dikenal, tapi tugu semangatnya selalu berdiri kokoh di negeri seberang sana.

Dia bukan seorang legenda dalam eDunianya, tapi kisahnya menjadi eLegenda (kembali pengharapan)



NB : Cerita sedikit agak ngawur, nama, tempat merupakan fiksi semata, tidak sepenuhnya benar. Inti dari ini semua hanya ingin berpartisipasi memeriahkan lomba yang diadakan sebuah partai. Semoga anda terhibur.

Ini ceritaku mana ceritamu. 🙂