MELEMPEM

Day 4,219, 07:44 Published in Indonesia Republic of China (Taiwan) by maling
"Sendiri aku tak bisa seimbang"
Padi - Tempat Terakhir


Idealnya, kinerja GOV dan kinerja Kongres adalah berimbang pada posisi yang setimbang.

Meski sekilas seperti "Sparring Partner", tapi keduanya saling mengisi.
Sehingga dinamika diantara keduanya, menjadikan roda penggerak kehidupan eRepublik eIndonesia.

Sayang, saya harus mengatakan bahwa, sejauh ini, kinerja Kongres tidak sebaik kinerja GOV.

Saya akan coba mundur sedikit kebelakang, dimana saya sedikit urun rembug menulis mengenai pembahasan VAT house di artikel House on Fire , beserta artikel saudara Rekayasa Petisi Turunkan PPN House Menjadi 1%.

Sehingga, tidak lama setelah 2 artikel tersebut, ada Law Proposal mengenai penurunan VAT House.

VAT & Import Taxes: House

Di saat yang sama, ada Law yang di propose, dengan angka % yang sama, tapi pada produk yang berbeda, Weapon.

VAT & Import Taxes: Weapons

Awalnya saya berpikir, langkahnya sudah benar, proposal di ajukan, dan setelah dilakukan voting, angkanya cukup menarik, berimbang 15:16.

Waktu itu sempat saya rilis artikel tentang 16 Pengecut Tanpa Biji.

Baru setelah artikel tanpa biji di rilis, saya baru tahu bahwa ternyata, law yang diajukan tanpa koordinasi, sehingga, 16 yang vote NO sebenarnya bukan karena vote NO, tapi lebih karena,
pengajuan law dianggap "cacat", karena di rilis tanpa koordinasi.

Berikut artikel tentang Law Tanpa Koordinasi: Pengecut, Mental Nungging

Dan uniknya, Ending dari Law Proposal saat itu adalah, Law VAT House Accepted (17:16), dan Law VAT Weapon Rejected (16:16).


Sampai saat ini, belum ada kejelasan bagaimana seharusnya Law VAT ini?

Menurut saya, posisi Law VAT saat ini mengambang tidak jelas.

Kalau memang pengajuan Law "cacat", kenapa tidak di koreksi, di ajukan ulang, dan dikembalikan ke angka % semula.

Kalau memang Law yang "cacat" akhirnya disepakati sebagai law yang resmi, tidak ada berita sama sekali mengenai hasil pembahasan Law di Pranata Kongres.
Tidak ada narasi sama sekali, mengapa Law nya disepakati. Dasar hitung-hitungan kenapa disepakati, atau tidak disepakati, sebagai bagian dari laporan kinerja Kongres di artikel Pranata Kongres.

Dan kalau memang Law nya disepakati, kenapa Weapon nya tidak diajukan ulang, agar disepakati.

Dan kalau memang cuma House yang disepakati, dan Weapon tidak disepakati, dasarnya apa? dasar hitung-hitungannya apa?


Tidak Jelas.

Padahal, Law tersebut sudah 11 Hari yang lalu. Butuh berapa lama sih, membahas law ini?



Terus terang, kinerja yang kita bisa nilai dari kongres, ya cuma dari Pranata Kongres.

Sesibuk apapun, seramai apapun, seberisik apapun, yang terjadi di WAG kongres, kalau Pranata Kongres nya sepi, kita akan sulit menilai bahwa kongres sudah bekerja maksimal.

Dan jujur, isi Pranata Kongres yang terakhir menurut saya juga agak mengecewakan.

Isinya hanya Sertijab (serah terima jabatan). Jangan-jangan Pranata Kongres ini terbitnya cuma sebulan sekali, dan isinya ya cuma .... Sertijab (next congress).
Padahal, harusnya, ketika sertijab, isinya tidak hanya daftar hadir dan voting ketua, tapi juga kesepakatan-kesepakatan di dalam kongres, salah satunya mengenai pengajuan LAW, bagaimana koordinasinya.

Kalau memang disepakati untuk berkoordinasi, bagaimana apabila ada anggota kongres yang bergerak tanpa koordinasi.
Apakah ada pemberian surat peringatan terhadap anggota kongres tersebut atau bagaimana.
Terus bagaimana nasib law nya ketika law tanpa koordinasi dan ternyata tembus? Harus bagaimana?

Tidak Jelas.


Bahkan, kinerja Voting juga mulai menurun.

VAT & Import Taxes: Weapons > 32 / 41 = 78.05%
VAT & Import Taxes: House > 33 / 41 = 80.49%
Alliance > 34 / 41 = 82.93%
Minimum Wage > 32 / 41 = 78.05%
Alliance > 27 / 41 = 65.85%
Natural Enemy > 25 / 40 = 62.50%

Voting terakhir menunjukkan, tingkat partisipasi kongres yang sangat rendah.

Terus terang, di titik ini saya berpikir, "mungkin saya yang salah, mungkin saya yang berharap terlalu tinggi kepada mereka"