Untukmu Negeriku

Day 358, 04:18 Published in Indonesia Indonesia by adihart

10 November telah berlalu tapi gema nasionalisme masih terasa sampai saat ini, mengenang perjuangan dari para pendahulu kita di masa perjuangan.

Bung Tomo mengobarkan api semangat perjuangan sehingga semangat para anak negeri kembali berkobar untuk memerangi para penjajah yang seenak udelnya saja mengacak keutuhan Negara Indonesia.

Akankah kita melupakan perjuangan para pahlawan yang telah berjasa dalam menegakkan negara ini dan membela Ibu Pertiwi? Jawabannya pasti tidak dan tidak akan pernah kita lupakan dan akan tetap kita hargai dan hormati perjuangan mereka.

Semua itu terjadi dalam sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mungkin juga sama dialami dalam Negara Kesatuan Republik eIndonesia yang kita cintai ini dimana pertempuran dan perjuangan yang baru saja berlangsung kemarin dalam mempertahankan keutuhan bangsa dan negara eIndonesia yang sempat diacak – acak oleh Negara lain yang mencoba meniupkan kembali “Devide et Empira” kepada salah satu Negara bagian eIndonesia.

Hasil nyata dari perjuangan itu adalah kemenangan eIndonesia dalam memerangi para oportunis dibumi eIndonesia ini tapi apa yang para pejuang terima ketika ada pernyataan dari sebagian mereka – mereka yang meminta untuk berunding dan meminta kepada Negara ini untuk dapat memberikan kemerdekaan pada sebuah Negara bagian yang disebut dengan OZ.

Pertama mendengar yang ada hanya kekecewaan dan kemarahan yang tidak dapat diutarakan dan sikap penolakan terhadap keputusan yang memberikan kemerdekaan pada mereka. Dalam hati terbersit “Apakah mereka lebih mengutamakan nama baik dan harum untuk disebarkan diluar Negara ini tapi mereka membiarkan perpecahan dalam Negara sendiri”.

Kita tak pernah boleh lupa pada sejarah, kita tak boleh dengan santainya melupakan perjuangan dan kerja keras para pejuang kita yang mempertahankan Negara ini.

Saya sebagai penulis berharap siapapun yang membaca, memahami dan mengerti situasi yang terjadi untuk dapat mengambil sikap.

Sekali lagi..seperti kata Bung Karno “Jangan sekali – kali melupakan sejarah”.