Suara Dendi Uzumaki Sebagai Pribadi

Day 1,333, 03:06 Published in Indonesia Australia by Dendi Uzumaki


Sehubungan dengan adanya artikel ini, saya ingin mengungkapkan mengapa “seolah-olah” saya yang hidup berlawanan mata uang dengan PKeI dapat merasa betah disana.

Permulaan saya mengenal PKeI sebenernya mirip cerita cinta dalam sepotong roti, hanya saja ini dalam sepotong roti disini sama sekali bukan perumpamaan namun merupakan kejadian sebenarnya. Pada awal mengenal game ini saya sama sekali tidak langsung tertarik, kegiatan sehari hari hanya work, train dan kadang kadang ikut war. Modul kesehatan saat itu masih menggunakan hospital sehingga ada pepatah “Jangan War Setelah Hospital” namun dikarenakan ketidaktahuan saya maka health saya saat itu menjadi kritis ditambah lagi adanya perubahan modul kalau hospital hanya mengganti health sesuai dengan jumlah yang digunakan, alhasil saya selalu dipecat jika bekerja karena health saya sangat rendah. Cape dengan kondisi tersebut saya mulai mencari tau cara memperbaikinya, cara tercepat adalah membaca Koran dan berharap ada informasi mengenai hal. Dalam sebuah artikel saya disarankan untuk berkonsultasi ke #mentornubi dan bertanya mengenai hal tersebut. Berbekal sebuah tekad ingin memperbaiki hidup saya berangkat kesana, singkat cerita saya mencari informasi disana mengenai bagaimana cara memperbaiki health dan bekerja yang baik. Disana semua mentor tampak sibuk menjawab pertanyaan para nubi karena memang pada saat pergantian modul banyak yang menjadi korbannya. Karena kurang puas mendapatkan jawaban saya sempat berteriak teriak disana meminta solusi nyata terhadap masalah tersebut. Disinilah datang seorang wanita cantik mendekat dan mengajak saya berbicara, “Kalo kamu butuh darah sini tanganmu, biar saya suntik”. Setelah health saya menjadi lumayan dia bilang “besok kamu kembali kesini yah untuk suntik lagi dan ini ada sedikit roti untukmu” . Wow betapa berbunganya hati ini, health pulih dan kantung makanan pun terisi. Kemudian saya bertanya, “Kok kk baek banget sih, jangan-jangan mau nyulik saya yang ganteng ini yah ?” . Dia hanya tersenyum dan berkata “Tidak sama sekali, kami dari korps peduli korban perang dari Gedung Merah, kami disini untuk membantu kalian tidak peduli dari manapun asal kalian” kemudian dia berlalu dan akupun mengikutinya dari belakang. Sampailah dia ke sebuah Gedung Kumal yang penuh dengan aktivitas orang. Disana aku bertanya, “Gedung apakah ini ?” , orang orang disana menjawab bahwa ini adalah Gedung Merah tempat berkumpulnya para kader PKeI. “Hhhhhhmmmm, PKeI itu apa yah kk, Apa pemberontak kaya dip elm G30sPKI kah ?” Dia pun kemudian menerangkan perbedaan antara Komunis dan eKomunis,kemudian menerangkan prinsip-prinsip PKeI. Dari sekian banyak prinsip tersebut saya menggaris bawahi dua prinsip. Yaitu sama rasa sama rata dan pejuang para nubi.

Seketika hati saya yang paling dalam berkata “Oke ini yang saya cari, prinsip ini yang akan saya jalani dan inilah ROLE PLAY saya disini. Prinsip tersebut ternyata bukan cuman omong kosong, seluruh kader disana siap membantu sesama, seseorang yang hanya mempunyai 2 potong roti masih mau membagi satu rotinya untuk orang lain, dan mereka yakin kalau suatu saat nanti mereka tidak memiliki roti maka teman satu Gedung pun akan melakukan hal yang sama terhadapnya. Tidak ada nubi disini, semua pendapat mempunyai bobot yang sama, bahkan beberapa diantaranya dipercaya untuk memegang yayasan yang menghidupi partai. Terhadap para nubi mereka penuh perhatian dan tidak kenal lelah membantu walaupun akan merepotkan mereka. Dari mereka juga saya belajar mengenai game mechanic dan membaca perjuangan perjuangan para pendahulu, diajarkan prinsip partai tersebut. Dibimbing untuk tidak menjadi cengeng namun juga tidak sombong, berani untuk berkata yang ada dalam pikirannya meskipun orang mencibir. Berteriak lantang kepada penguasa namun menurunkan nada ketika berbicara ama pemain baru. Mungkin kondisi kami ketika itu sangat miskin, namun yayasan kami mempunyai stock makanan dan senjata yang sangat berlimpah untuk nubi dan operasi pasar. Dan yang terpenting, kami bisa tersenyum bahagia walaupun kami belum tentu dapat makan esok hari.
Dari situ dan pengaruh yang kudapat dari ABeRI aku mentapkan role play yang merupakan ruh bagi char saya dalam game ini, seorang pemain yang akan selalu berjuang demi pemain baru dan mencoba sekemampuan diri agar mereka dapat berkembang menjadi kuat, seorang yang tidak akan pernah melawan bendera merah putih dalam perang walaupun itu diperintahkan Negara (ya saya selalu mempunyai alasan kalo ABeRI atau RG memerintahkan untuk turun membebaskan wilayah eIndonesia sendiri, jadi anda tidak mungkin menemukan saya di sebrang RW eIndonesia atau jika eIndonesia diserang Negara lain), berkata lantang jika Pemerintah berjalan tidak sesuai jalur yang mereka tetapkan atau merugikan kaum buruh dan pemain baru namun mengakui jika mereka memang benar tidak peduli siapapun pemerintah yang berkuasa saat itu, tidak memanfaatkan dana yang bukan menjadi hak saya (baik negara maupun dana yayasan) dan Tidak mempergunakan sapi dalam acara perpolitikan seberapapun besar godaannya (mau medal cong, jadi Ketum, jadi Presiden, TO Partai lain atau TO Negara lain).

Role Play ini sama dengan ideologi buat saya, sama dengan sifat ruh yang ditiupkan kepada manusia di kehidupan nyata, dan sampai kapanpun saya akan mencoba mempertahankan Role Play tersebut, meskipun saat ini Role Play tersebut saya coba modifikasi sesuai dengan tuntutan jabatan yang saya terima, namun Role Play tersebut juga yang saya coba implementasikan terhadap program kerja saya.
Pada saat saya terpilih menjadi seorang ePresiden, beberapa kamerad Gedung Merah menyalami mengucapkan selamat, beberapa diantaranya (terutama manyang dan stephanusn) berkata “Hati-hati teman karena aku akan selalu mengawasi kemana kamu melangkah. Saat itu role play saya untuk menjadi pemerhati pemerintah saya titipkan kepada para penghuni Gedung Merah khususnya kepada dua orang tersebut yang saya sangat tahu sepak terjangnya (Waktu itu saya tidak berjumpa dengan math) dan dengan berat hati saya mohon ijin kepada penghuni disana, untuk waktu sebulan ini saya tidak dapat terlalu beraktifitas di dalam Gedung Merah, hal ini diikuti oleh dimintanya kunci ruangan dalam yang saya punya sehingga saya hanya dapat masuk ke halamannya saja. Berat buat saya namun ini harus saya lakukan demi sebuah ideologi yang saya anut sendiri.

Kenapa saya tidak pindah dari PKeI ? Alasannya sangat sederhana, karena roti yang saya terima saat saya muda masih terasa hingga saat ini. Tanpa mereka para pendahulu saya, tidak akan pernah ada Dendi Uzumaki yang sekarang. Ya, meskipun suasana sekarang terlalu berbeda dari jaman waktu saya masuk.Atas dasar itulah sebenarnya saya mencoba mencalonkan diri untuk menjadi Ketua Umum PKeI kembali periode bulan kemarin, namun dikarenakan terhalang oleh aturan, hal tersebut tidak dapat terakomodir. Saya ingin suasana sama rasa sama rata bukan cuman slogan belaka, namun menjadi prinsip hidup yang harus diterapkan, pejuang kaum buruh dan nubi bukan semata kata kata orang jualan kecap belaka namun direalisasikan dalam bentuk nyata, AD/ART Partai bukan Cuma penghias dinding yang dapat dibangga-banggakan namun menjadi dasar dari sebuah pergerakan. PKeI itu bukan sebuah Partai Militer, tapi sebuah Partai Politik, dmana keaktifannya dapat dilihat dari seberapa jauh kita dapat mewarnai kegiatan perpolitikan di Indonesia bukan hanya dalam perang. Militer memang penting namun sebaiknya politik dan militer jangan dicampur adukan, toh kita juga akan berteriak di RL jika ada segerombolan orang bersenjata memasuki Gedung MPR (baik militer resmi maupun tidak).

Terhadap permintaan dari Mascarelo, saya mohon maaf karena tidak dapat saya penuhi, meskipun saya dianggap cuti tapi logo partai saya tetap PKeI, dan saya tidak dapat menjamin adanya keseragaman pemikiran para penghuni Gedung Merah dengan saya, kami berbeda namun mempunyai mimpi yang sama, yaitu sebuah Negara yang penghuninya saling berbagi tanpa pamrih, sebuah Negara yang ramah terhadap para pemain baru, sebuah Negara yang tidak memandang perbedaan status apakah dia seorang pemain lama atau baru, semuanya sama rasa sama rata, satu untuk semua dan semua untuk satu “eIndonesia” .

Ini adalah Role Play ku, bagaimana dengan anda ?