Story: The Biggest Hope (2)

Day 704, 06:51 Published in Indonesia Indonesia by TimmyReborn
Cerita sebelumnya:
Timmy Osbourne, taruna muda penuh dengan mimpi. Keinginannya untuk menjadi orang yang dikenal membuat ia tergabung di Akademi Pelatihan Jackhop Memorial Fund. Pengalaman demi pengalaman ia dapatkan, terutama saat dia bergabung ke ABeRI-BAJA. Bertemu dengan sahabatnya, seagate02, sesama taruna yang juga mempunyai banyak mimpi.

====================

Pagi itu aku terkaget. Saat aku bangun, kakakku Timmy Osbourne sudah pulang dari Shanxi. Dia menyiapkan makanan pagi untukku. Padahal harusnya akulah yang menyiapkan makanan untuknya.

"Ternyata tidurmu cukup lama ya. Aku sudah menunggumu dari tadi. Lihat makanan yang kubikin sudah dingin. Haha."

Hari-hari setelahnya aku nikmati untuk membicarakan berbagai masalah yang terjadi. Dan akhirnya dia mengatakan rencananya untuk membuat sebuah koran. Rupanya ia diberi gaji pertama selama menjalani latihan peperangan.

"Ya aku ingin membuat sebuah koran. Dan aku ingin menamainya Telapak. Tahu apa artinya?? Telapak tangan inilah yang membuat kita masih bisa hidup sampai sekarang, bekerja, dan tentunya berperang."

Tidak lama setelah itu ia mengadakan sebuah pesta kecil-kecilan. Ya semacam press conference dan persmian korannya yang baru. Acara itu dibiayai oleh gurunya, Jackhop atau yang dikenal juga dengan JengGo. Acaranya berlangsung meriah. Banyak pejabat militer yang datang seperti Chyntia Asmara, Frendygo Lagi, Arya Gunawan atau yang lebih dikenal dengan dd1al, dan yang lainnya. seagate02 juga turut hadir. Baru pertama kali aku bertemu dan berbicara dengannya. Ternyata orangnya memang cukup asik.


Acara peresmian dan kata sambutan dari Jackhop aka JengGo.

Setelah itu, ia rajin sekali menulis korannya. Cukup ramai yang meminati korannya. Meski tidak seramai Nuntius Bonus milik NicoSianipar. Tapi dia cukup ulet dalam menyusun beritanya. Saat aku membaca artikel pertamanya memang cukup baik cara dia menyampaikan. Mungkin dia memang memiliki bakat menulis.

Keesokan harinya, dia mendapatkan telepon darurat. Telepon itu datang saat tengah malam. Hampir menyentuh fajar. Semua tentara diharapkan berkumpul di markas karena eUS menyerang eHungary secara mendadak di Manitoba. Dia cepat-cepat berangkat meninggalkan rumah. Setelah itu 3 hari kami tidak berkomunikasi. Namun dia sempat memberikan kabar lewat surat yang dikirimkannya.

"Aku tidak ke Manitoba. Kami tidak jadi dikirim kesana. Hanya divisi Garuda 1 dan Garuda 2 yang dikirim. Namun sekarang kami menjalani latihan bersama aliansi PEACE di Samogitia. Aku bertemu banyak orang dari seluruh dunia disini. Mungkin 2 hari lagi aku pulang."
Dalam surat yang dikirim langsung dari camp Samogitia.


Foto yang dikirim dari Samogitia, terlihat beberapa kendaraan PEACE GC.

Aku cukup tenang mendengarnya. Aku sempat khawatir karena tentara eUS dikenal tidak mengenal kata ampun. Namun setelah kutunggu selama 2 hari dia tidak kunjung kembali. kekhawatiranku pun kembali menghantuiku. Akhirnya setelah kutunggu selama 4 hari dia akhirnya memberikanku kabar.

To Be Continued