Special Interview: Si Bujel

Day 1,880, 02:28 Published in Indonesia Indonesia by Janisatya Dido Pranata
(Tamil Nadu, eIndia)

JDP:
"Selamat pagi, siang, sore, dan malam. Selamat datang di Special Interview. Saya, Janisatya Dido Pranata. Setiap pahlawan ada eranya, setiap pemimpin ada masanya. Seperti halnya matahari, ia tak akan selamanya bersinar. Ada masanya dimana dia lahir, muncul bak dewa penolong yang berhasil mengusir kegelapan dari muka bumi. Seiring berjalannya waktu, ia akan semakin bersinar hingga mencapai titik paling cemerlang. Namun ia tak akan abadi, karena perlahan tapi pasti, sinar itu akan meredup, sampai pada suatu titik, sinar itu begitu lemah hingga akhirnya kegelapan pun kembali menguasai dunia. Tapi matahari itu tak perlu cemas, karena besok akan muncul matahari-matahari baru yang akan menggantikan posisinya mengawal dunia dengan sinarnya.

Kali ini, saya berkesempatan mewawancarai seorang Narasumber yang sangat istimewa. Beliau adalah Si Bujel, presiden eIndonesia periode Desember 2012 - Januari 2013. Terima kasih Pak, sudah diperbolehkan mengunjungi rumah Bapak di Tamil Nadu ini."

Si Bujel:
"Sama-sama, Dido."

JDP:
"Bagaimana kabar Bapak?"

Si Bujel:
"Sehat, baik-baik saja."

JDP:
"Apa kegiatan Bapak sehari-hari?"

Si Bujel:
"Kegiatan sehari-hari ya ikut membantu India untuk mengusir Kroasia dari Asia, menuntaskan hasrat yang tak tersampaikan."

JDP:
"Sebelum menjabat sebagai Presiden, bagaimana karir perpolitikan Bapak? Posisi-posisi apa sajakah yang pernah Bapak raih di eRepublik ini?"

Si Bujel:
"Karir politik saya sebelum menjabat menjadi Presiden naik-turun, dan posisi yang diraih... Lupa. Lumayan banyaklah. Yang jelas jadi Presiden."

JDP:
"Apakah politik memang passion Bapak sejak dulu?"

Si Bujel:
"Iya, tentu saja."

JDP:
"Mengapa?"

Si Bujel:
"Dengan berpolitik kita bisa secara langsung "merubah" arah negara ini mau kemana, dan membuatnya menjadi lebih baik."

JDP:
"Apakah Partai Bapak sekarang, yang juga merupakan partai yang mengantarkan Bapak menjadi orang nomer satu di Republik ini, adalah partai Bapak yang pertama?"

Si Bujel:
"Partai pertama saya sebenarnya AGIP (beberapa minggu), kemudian IDS (beberapa minggu) dan PKEI (sampai mati)."

JDP:
Mengapa Anda memilih PKeI? Saya lihat Bapak sangat mencintai partai ini sampai-sampai bahkan di negara orang pun Bapak masih memasang bendera partai Bapak besar-besar di samping bendera merah-putih eIndonesia?

Si Bujel:
"Ya saya memilih PKeI karna hanya PKeI yang bisa mengerti saya."

JDP:
"Oke, kita tahu tentang kampanye negatif yang menyerang Bapak, bahkan hingga di akhir-akhir masa jabatan Bapak. Bagaimana Bapak menanggapi hal itu?"

Si Bujel:
"IKHLAS ITU PEDOMAN SAYA"

JDP:
"Anda sudah membaca salah satu artikel saya tentang "Masih Adakah Harga Diri Bagi Para Presiden di eRepublik ini?". Bagaimana pendapat Bapak mengenai pendapat saya yang mengatakan bahwa banyak rakyat eIndonesia yang tidak bisa bertanggungjawab dengan kebebasan pers di eIndonesia sehingga seringkali menjadikan Koran sebagai ajang caci maki, bahkan kepada ReI 1?

Si Bujel:
"Saya kira pendapat Anda itu kenyataannya, tapi disitulah letak "politik" berada, dinamika diperlukan untuk semangat negeri ini, dari pada itu-itu saja.. bisa mati gaya kita."

JDP:
"Apa pendapat Bapak soal gonjang-ganjing politik yang melanda pemerintahan saat ini? Menurut Bapak, bagaimana hal itu bisa terjadi? Benarkah ini karena ketidakmampuan Presiden dalam mengontrol eNegara seperti yang sering diutarakan oposisi?"

Si Bujel:
"Gonjang ganjing politik itu hal biasa, ya hal itu terjadi karena Presiden cuma 1, coba kalau setiap partai punya negara sendiri-sendiri, pasti nggak bakal terjadi. (kata Beliau dengan berkelakar) Bukan ketidakmampuan Presiden, tapi sejarah FRONTAL yg dipermasalahkan di sini. Jadi yg menganut paham "KATANYA" mending mundur teratur, nggak usah ikut-ikutan. Makin memperkeruh."

JDP:
"Lantas bagaimana pendapat Bapak mengenai masalah-masalah yang menjerat eBangsa ini seperti tingginya tingkat pengangguran, pengaruh sekutu yang merajalela di sekitar eIndonesia, dan lain sebagainya? Solusi apakah yang bisa Bapak beri sebagai mantan Presiden eIndonesia sekaligus Guru eBangsa untuk hal-hal tersebut?"

Si Bujel:
"Saya dulu sebenarnya anti war, karena dulu dinamika permainan ini ada di segala aspek, tapi sekarang sepertinya hanya war yg bisa merubah semuanya(ekonomi, politik, dan lain-lain)."

JDP:
"Tipe pemimpin seperti apakah yang menurut Bapak dibutuhkan oleh ebangsa ini saat ini?"

Si Bujel:
"Yang IKHLAS"

JDP:
"Baik, ini pertanyaan terakhir. Jika seandainya rakyat eIndonesia membutuhkan buah pikir dan tenaga Bapak sekali lagi, bersediakah Bapak untuk melaju kembali sebagai ReI 1?"

Si Bujel:
"Selama game ini tidak mengganggu kegiatan RL saya, saya sanggup." (Beliau mengucapkannya dengan sangat mantap)

JDP:
"Baiklah, sekali lagi terima kasih Bapak sudah bersedia menjadi narasumber saya. Semoga dengan ini rakyat eIndonesia dapat mengenal sisi lain dari sosok mantan Presidennya."

Si Bujel:
"Iya, sama-sama."

P.S: Wawancara ini diambil sekitar pukul 07, 11 Januari Hari ke 1879 di Dunia Baru. Keseluruhan isi artikel ini telah dilihat dan disetujui untuk diterbitkan oleh saudara Si Bujel. (jdp)