semacam [CERBUNG] angkringan dan balok kayu

Day 3,253, 07:16 Published in Indonesia Colombia by kerikil

“oi.....codet, masih idup juga kau, kirain sudah di culik sama segitiga merah” saya sambil menghapiri dan menjabat tangannya yang kasar.

“kampfreet...! masih idup lah, ah kalau sama segitga merah mah awak masih bisa ngumpet di kolong tikus, tak taulah mereka itu, bagaimana kabar kamerad yang lain? Sudah lama awak tak dengar kabar mereka sejak peristiwa penangkapan itu.”

“entahlah det, sejak peristiwa itu satu persatu kawan-kawan kita menarik diri dari partai, entah mencari kader baru atau cari pencerahan di persembunyian,tapi ya semoga saja mereka akan kembali berkumpul dan meramaikan kita punya gedung ini. Oiya mau minum apa kita? Mari ke angkringan depan sana, sudah lama saya tidak makan itu gorengan pisang sama kopi paitnya.”

Kami berduapun keluar dan menuju angkringan di depan. Penjual angkringannya masih sama, paman gemuk yang pakai peci di putar 90 derajat plus anduk kecil yang sudah lusuh masih saja terletak di pundak. Radio butut pun masih setia di pojokan dekat bara api untuk memasak air.

“mbul, kopi pait dua..” tanpa basa-basi dan dengan cekatan gembul pun meracik pesanan kami.

Sayup terdengan berita dari radio bahwa eASU mulai meringsek ke region-region kita punya negara. Mulai dari sumatra, jawa,kalimantan,maluku, sampai papua tak luput dari jajahan mereka, apa lagi yang mereka cari, resource? Entahlah. Sementara eGov selalu mengkoordinir setiap RW yang bakal di jalankan, dan satu-persatu kita punya region pun terebut kembali.

Ah tak menarik itu berita, karena dunia ini di ciptakan memang untuk berperang, mengambil wilayah orang lain atau wilayah kita di ambil oleh orang lain, yeah, pilihannya mungkin hanya dua itu saja.

“Ini mas kopi pesanannya..”

“terimakasih mbul, tolong buatkan juga cakar bakar sama tempe bakar yo, sekalian pisang gorengan 6, hehehe”

“oiya det, apa yang kau dapat dari kolong tikus?hehehe..”

“kampfreet..! awak merenung dan berpikir bagaimana cara kita bikin ramai gedung itu, dan awak tak ketemu jawabannya kil, mungkin para pemuda sudah duduk manis terbuai sama ayunan kapitalis dan malas bergerak buat berontak. Atau malah apatis atas peristiwa-peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, asal ikut perang, besarin otot, atau cari hadiah, entahlah..”

“mungkin ada benarnya pemikiran kau itu det, antara apatis dan penurut itu tipis bedanya, setipis gorengan pisang ini, ahahahahaha”

“kampfreet..!”

kami pun ngobrol kesana kemari, mulai dari rencana beres-beres gedung merah, biar tidak di jadikan sarang tikus, menghidupkan kembali mobil sutan syahrir dan di sulap jadi mobil pustaka buat belajar para pemuda atau anak-anak, dan yang paling penting mendata kembali para kamerad yang sekiranya masih idup dan bisa di tarik kembali ke gedung ini. Sedang asik ngobrol tiba-tiba segerombolan tentara dan mobil truck ijonya lewat dna berhenti tepat di depan gedung.

Sambil turun dan membawa balok kayu mereka menuju pintu seperti hendak menyegel gedung itu, dengan berladi dan berteriak saya dan codet menghampiri mereka.

“WOI kampfreet..!! mau kalian apakan gedung ini..! kalian pikir itu gedung ndak ada penghuninya, seenaknya pantat aja mau segel-segel gedung..!!”

seperti kaget mereka menoleh ke arah kami, mereka berbalik arah dan sepertinya mau menangkap kami berdua. Kami pun terus maju mencoba menghalangi mereka, tapi tiba-tiba...

“buuuuuk..” popor SS2 dan sepatu boot bersamaan mampir di perut.

“bajingan bisa keluar ini gorengan sama kopi..”gumanku

“tangkap mereka dan bawa ke markas..! sudah biarkan saja gedung ini..!' perintah komandan mereka.

Kepalaku tiba-tiba merputar dan mata berkunang-kunang, sekilas terlihat wajah codet yang sudah di tutup karung, dan wajah komandan mereka samar-samar terlihat sepertinya itu suara dan wajah tak asing lagi, bukannya itu....”

Bersambung...
selamat menikmati sambil nonton perang-perangan.