Safarnama.

Day 2,232, 10:49 Published in Indonesia Indonesia by Lili Nugroho
Safarnama.

Nama ini berasal dari bahasa Persia. Safar berarti "perjalanan", nama berarti tulisan, surat, kitab. Catatan perjalanan. Sederhana, tak ada yang istimewa dari kumpulan-kumpulan serpihan-serpihan memori perjalanan ini. Tapi kata demi kata akan terus kubaca. Tentang tawa riang dan tangisan. Tentang kejatuhan dan kebangkitan. Tentang kehilangan dan penemuan. Tentang keputusasaan dan semangat baru. Tentang kenangan, harapan, impian, ambisi, realita.

- Agustinus Wibowo dalam Novel "Titik Nol : Makna Sebuah Perjalanan", hal. 9


Depok, 31 Desember 2013


Kisah ini, bercerita tentang seorang pemuda Indonesia.

Tubuhnya tinggi, tidak terlalu gemuk tidak terlalu kurus, kulitnya berwarna kuning langsat, rambutnya hitam lurus dan hidungnya seperti kebanyakan orang Indonesia. Sekilas, tak ada yang istimewa. Mungkin, hanya brewok saja yang menjadi keistimewaannya.

Takdir telah menuntunnya hingga detik ini, 4 tahun dari pertama kali ia mendaftarkan dirinya di New World. Berawal dari keinginannya untuk mencari suatu permainan dan berakhir pada lingkaran kehidupan yang tidak dapat lepas darinya. Hatinya berkata, bahwa permainan ini tidaklah hanya berupa web based games. Permainan ini, lebih dari sekedar sebuah permainan.

Komunitas adalah hal yang dapat mewakili permainan ini, walau banyak yang menyebutkan komunitas hanya sebuah retorika busuk dan angan-angan semu, tapi setidaknya begitulah yang dikatakan oleh hatinya.

Selama 4 tahun bermain, ia sedikit banyak telah mengetahui lika-liku budaya yang melekat pada permainan ini. Berbagai sejarah yang terjadi pada permainan ini, pernah disaksikan olehnya. Perang Dunia yang berfokus di lokasi West Siberian Region, Westren Australia, Karnataka, California hingga konfrontasi dengan Malaysia demi melancarkan project babyboom, bahkan project AnD dan pemberantasan drakula matza pernah disaksikan olehnya. Dari dulu, ia hanya sebagai penonton dari rentetan sejarah eIndonesia, walaupun diakuinya, pada beberapa kesempatan kecil ia pernah ikut berpartisipasi secara langsung dalam penciptaan sejarah eIndonesia.

dan.. Kini, di penghujung tahun 2013 yang merupakan awal bagi tahun 2014, tiba saatnya bagi ia untuk memimpin negara yang penuh dengan sejarah ini.

Negara eIndonesia.

Apa yang bisa ia berikan kepada negara eIndonesia, adalah sebuah pertanyaan yang oleh banyak orang akan ditujukan kepadanya akhir-akhir ini, disamping proses selidik-menyelidik dari mana asal partainya, berpihak kepada siapa perbuatannya dan hingga bagaimana pandangannya terhadap perkembangan negara eIndonesia untuk masa depan.

Satu hal yang pasti, bahwa ia mempunyai keyakinan bahwa menjadi pemimpin tidaklah mudah, terlebih menjadi pemimpin di negara eIndonesia. Menjadi pemimpin bukan hanya persoalan menyuruh dan melaksanakan, tetapi ia berpendapat bahwa menjadi pemimpin adalah persoalan untuk siap dijadikan panutan, sekaligus siap untuk dijadikan tempat menghujat. Setiap perkataan, tindakan dan tingkah laku akan direkam dan diputar ulang pada suatu waktu apabila diperlukan untuk dijadikan panutan atau, untuk dijadikan alasan menghujat. Tentu, ia juga berpendapat bahwa kebanyakan orang akan menjadikan satu hal sebagai suatu panutan bagi dirinya, apabila hal itu baik menurut dirinya, dan kebanyakan orang pula akan menjadikan satu hal sebagai alasan menghujat bagi dirinya, apabila hal itu buruk menurut dirinya.

Yah, ia begitu sederhana melihat pola kehidupan. Baginya, memang hidup hanyalah tentang sebuah pilihan..