Runtuhnya Hegemoni

Day 4,733, 10:34 Published in Indonesia Republic of China (Taiwan) by maling



Artikel ini ditulis bersamaan dengan tegangnya persaingan pilpres USA antara DT dan JB. Di saat yang sama, eIndonesia juga mengalami ketegangan detik-detik akhir masa resource war berakhir, yang mana (ketika artikel ini ditulis) Indonesia masih bimbang untuk mengisi jatah slot terakhir resource untuk diisi dengan Titanium (untuk menggenapi 100% resource aircraft) atau mengejar Rubber (Resouce Very Rare Weapon Terakhir).

Namun ada yang jauh lebih signifikan dari itu, bahwa ternyata Resource War kali ini, meruntuhkan Hegemony 3 Negara Besar sebagai penguasa Resource Maksimal di Erepublik, pasca Resource War yang lalu.
Russia, Spain, dan USA merupakan negara dengan Resource yang sangat lengkap harus merelakan Hegemony mereka dibawah aturan baru eRepublik yang hanya membolehkan mengalokasikan maksimal 10 resource untuk tiap Negara.



Seperti yang kita tahu, dengan resource yang lengkap, banyak negara berbondong-bondong untuk menaruh Company di 3 negara tersebut. Tentu saja, selain mendapatkan pemasukan yang besar dari pajak, 3 Negara tersebut juga seolah-olah memiliki “POWER” untuk mengancam negara-negara lain. Masih segar di ingatan kita, ketika Russia tiba-tiba mengeluarkan Law Embargo (walaupun akhirnya batal) ke eIndonesia yang bisa berakibat warga eIndonesia terncam tidak bisa melakukan WAM, sebagai respon dari sebuah insiden.

Indikasi Runtuhnya Hegemoni Russia-Spain-USA itu bisa terlihat dari begitu banyaknya negara yang memiliki resource food 100 % dan 90%. Sampai dengan artikel ini ditulis, total terdapat 14 negara (termasuk Indonesia) memiliki resource food 100% dan 7 negara dengan resource food 90% (berpeluang besar 100% melalui konsesi, cukup dengan mendapatkan resource fish), yang akan berbondong-bondong, memindahkan company food mereka, ke negara masing-masing.

Hal ini tentu saja, akan membuat pemasukan pajak Russia-Spain-USA berkurang, dan yang lebih buruk lagi adalah, “POWER” atau daya ancam mereka juga akan berkurang, terhadap negara-negara lain.

Mereka tentu saja tidak ingin melepas begitu saja Hegemony yang pernah mereka genggam. Di Resource War kali ini, mereka berusaha untuk mempertahankan Hegemony tersebut, dengan berusaha untuk mendapatkan 3 resource, walau dengan konsekuensi tidak akan bisa maksimal.

Memang bisa dikatakan ada 2 kemungkinan kombinasi terbaik dari resource war kali ini.

Kombinasi pertama adalah kombinasi 3 resource, 90% Food, 90% Weapon, dan 55% Aircraft.

Kombinasi ini hanya membutuhkan 1 fish dan 1 iron, 2 resource yang paling banyak tersebar karena tipe nya very common. Dan Kombinasi seperti ini, saat ini sudah dimiliki oleh Russia dan Spain.

Kombinasi kedua adalah, 100% Food dan 100% Weapon.

Kombinasi ini menggunakan asumsi bahwa, company aircraft memiliki kesamaan dengan company house yang tidak bisa digunakan untuk WAM. Sehingga, lokasi company tidak harus berada di negara sendiri.
Untuk melakukan produksi, cukup dengan mengalokasikan work ticket, tanpa harus mengunjungi company, sehingga hemat di ongkos perjalanan (tiket).
Memang alokasi pajak jadi berkurang, tapi Aircraft sendiri boleh dikatakan masih “gambling“, karena kita tidak tahu seperti apa kedepannya company aircraft. Apakah rocket-rocket produksi aircraft company, secara ekonomis bisa dipakai untuk airbatle, atau sama seperti sebelum-sebelumnya, ... cost nya terlalu tinggi, sehingga jarang orang yang mau menjalankan company aircraft.

Sedangkan untuk kombinasi ke 2 ini, saat artikel ini ditulis, USA sedang berusaha untuk mendapatkan rubber terakhir di resource war kali ini (bersaing dengan Indonesia), untuk menggenapi 100% food 100% weapon. Dan apabila berhasil, akan menjadi satu2nya negara dengan kombinasi ini.

Runtuhnya Hegemony tentu saja menjadi berkah untuk negara-negara lain.

Salah satunya adalah limpahan company house, dari Russia-Spain-USA.

Ketika ketiga negara besar tersebut melepas resource House mereka, maka, ada peluang untuk negara-negara baru tampil menjadi negara pengais pajak dari company House.

Sebagai catatan, House Q1 (dan mungkin juga Q2), adalah konsumsi mingguan setiap pemain eRepublik, karena dari sisi cost-wise, penggunaan House Q1 sangat menguntungkan.


*gambar diambil dari artikel ini*

Sehingga, keadaan ini menampilkan wajah-wajah baru, pengais pajak company House, yakni Negara United Arab Emirates, Venezuela, dan Philipines. 3 Negara ini memiliki resource House 100%. Dan ada kemungkinan Cuba, Estonia dan Moldova, melakukan konsesi karena mereka "hanya" kekurangan Granite.

Pasca resource war berakhir, sepertinya bakal banyak company House berbondong-bondong dipindahkan ke 3 negara tersebut. Saya pribadi kurang paham Geo-Politik diantara ke 3 negara tersebut. Mana yang paling stabil. Mana yang rentan. Mana yang kuat, mana yang lemah.
Walau secara pribadi, menurut saya, ke 3 Negara tersebut, kalau kita ibaratkan sebuah Open Play, 3 Negara tersebut adalah target untuk di caplok, oleh negara-negara besar, yang ingin mempertahankan (merebut kembali) Hegemony mereka. (Russia-Spain-USA).

Pilihan yang tentu saja sangat riskan, memiliki resiko untuk Rata, akan tetapi, bisa jadi, dengan kekuatan militer dan politik, bisa saja, ke 3 negara tersebut bisa terus bertahan, ... mungkin pertanyaannya adalah ... sampai kapan?

Bagaimana nasib Aircraft?

Kebetulan eIndonesia (berpeluang) memiliki resource lengkap 100% Aircraft. Akan tetapi, bagaimana peluang kedepan, akan tergantung dari seperti apa Update yang dimunculkan oleh Platod.
Saya pribadi berharap (walau kemungkinannya kecil), company Aircraft bisa digunakan untuk WAM. Karena selama harus memakai work ticket, maka sepertinya cost akan tetap tinggi, dan bisa jadi, ... resource ini ... akan mubazir.

Terima Kasih