Psy_cho mencari ibu negara [ep.1]

Day 1,104, 00:03 Published in Indonesia Indonesia by Ardyaa

Malam telah larut dan dingin tapi tak menyurutkan Psy_cho untuk berangkat ke battlefield untuk berburu BH. Seperti biasanya psy_cho ditemani dua orang abdi setianya, koye dan oytes tengah bersiap untuk kembali berangkat bergerilya seperti malam-malam sebelumnya.

“malam ini firasatku lagi bagus, kita pasti akan dapat medal BH yang berharga.”

“ah belum tentu den psy_cho, nyatanya 3 malam yang lalu aden berkata demikian kita Cuma dapat hajar beberapa pasukan EDEN.”

“ah kamu tak percaya padaku koye, sudah nanti kita buktikan. Aku rela membayarmu 3 keping emas jika kita hanya mendapat hasil tak seberapa.”

“saya ndak dikasih den?”

“kamu lagi oytes, yang ngeyel itukan koye, kamu kan enggak.”

“hehehehe, iya den, lagipula siapa yang nggak mau dapat keping emas Cuma-Cuma, saya juga mau den.”

“kamu nanti minta bagian ke koye saja oytes.”

Pembicaraan gak jelas bin gak mutu itu pun berlanjut terus sampai mereka bertiga sampai di perbatasan hutan dengan perkampungan. Dengan sigap, koye yang jauh miliki kemampuan strategi yang terbaik diantara mereka bertiga memberikan aba-aba untuk tetap menjaga suara dan waspada. Bertempur di gelapnya malam akan berkibat fatal jika tiba-tiba pasukan EDEN menyergap.

Ditengah gelapnya malam dibawah pencahayaan temaram bulan purnama, mereka bertiga menembus hutan bergerilya. Namun ditengahnya, langkah mereka terhenti, tergaggu oleh suara aneh dari bawah sungai, suara riak air yang begitu ramai, bahkan sayup terdegan suara riuh renyah tawa canda wanita. Tanpa berkoordinasi, ketiga pemuda bujang ini memiliki pemikiran yang sama, menengok ada apa yang sebenarnya terjadi di bawah sungai sana.

“nah... betul kan kata saya, malam ini perasaan saya sedang baik. Buruan kita bukannya prajurit eUSA atau EDEN, bukan pula BH medal, tapi wanita-wanita cantik didepan itu.”

“iya den saya mengaku kalah den, tapi coba lihat itu den, kulitnya putih mulus tanpa cacad, cantik sangat den.”

“dasar koye, begitu liat yag putih mulus, langsung aja lupa semuanya.”

Dari tujuh bidadari yang ada didepannya yang tengah asyik bermain dan bercanda, mata psy_cho tak bisa lepas dari satu bidadari. Tingkah lakunya yang lucu menggemaskan menjadikan bidadari-bidadari lain larut dalam gelak tawa. Psy_cho tertarik padanya, dan karenanya dia memutuskan untuk mengabil sebuah tindakan.

“oke koye, oytes, saya jadi merasa jadi jaka tarub. Itu pakaian mereka, saya tau kalau cum ambil satu nanti cuma saya yang dapat jodoh, sementara kelian berdua juga sebetulnya juga ingin.“

Koye dan oytes mengangguk dengan antusias merespon perkataan psy_cho.

“aden ada rencana?”

“pastilah, begini rencananya. Kita sandera selendang mereka sehingga tak bisa kembali ke tempa asalnya. Kita jadikan sandera dengan bayaran mereka harus memilih kita sebagai pasangan mereka.”

“den tapi kalau bisa saya sama yang putih itu den, yang berkain ungu...”

“bah, terserah kamu koye, yang penting setelah kita ambil selendangnya, kita ajak mereka untuk tinggal, kita beri mereka tempat yang layak, lalu kita hubungi pakdhe vozaks, sesepuh desa itu. Kita minta beliau untuk memasangkan kita dengan mereka, dan lainnya kita persilahkan pulang. Bagaimana?”

“Pas.”

“Cocok.”

Tak lama setelahnya rencana itupun mereka jalankan. Mereka ambil selendang ke tujuh bidadari yang tengah mandi, setelah mereka kebingungan diajaknya untuk tinggal sementara. Kemudian diberitahukannya kejadian itu pada pakdhe vozaks selaku sesepuh desa.




bersambung



Bagaimanakah kelanjutan kisah psy_cho dan kedua abdinya, akankah dari ketujuh bidadari itu ada yang menerima psy_cho, ataupun oytes, ataupun sang bidadari berkain ungu itu menerima cinta koye? Nantikan kelanjutan kisahnya di eTAKE jilid 2 dengn tajuk “Psy_cho mencari ibu negara”


kalau 7 bidadarinya kek gini pasti banyak yang mau jadi jaka tarubnya