Musyawarah mufakat? BOSS atau Leader? Pencitraan ?

Day 1,804, 13:08 Published in Indonesia Indonesia by kayalaya

Ketika seorang ketua tidak mampu menjadi seorang pemimpin, kita sebut saja nama orang tersebut adalah BATU.
Hari itu dimana dalam sebuah rapat terjadi suatu kejadian lucu dan menggemaskan. Ternyata di eIndonesia kita yang tercinta ini ada bibit Hitler masa depan, ini dia orangnya 😛



Seorang ketua yang dipilih berdasarkan musyawarah mufakat melalu voting, dimana beliau adalah orang terpilih yang telah “dipercaya” oleh anggota yang “vote” beliau, namun beliau tidak mampu menerapkan hal tersebut dalam menentukan perangkat dibawahnya.
Ketika beliau “MEMUTUSKAN”
Ketika beliau berkata “INI HAK KETUA"
Ketika beliau “INGIN DIHORMATI NAMUN TAK MAMPU MENGHORMATI”
Ketika beliau "MENGACUHKAN ANGGOTANYA"
Beliau tidaklah pantas dianggap sebagai pemimpin karena lebih tepat apabila dianggap sebagai BOSS.


Apakah pantas beliau dianggap BOSS?
Jawabannya : SANGAT PANTAAASSSS
Tentu kita bertanya apa alasannya??
Jawabannya :

Lalu bagaimana perasaan anggotanya??
Jawabannya : Tentu tidak merasa sebagai rekan kerja, melainkan sebagai bawahan.
Lalu apa yg terjadi?
Jawabannya :
1. Amarah


2. Kekesalan


3. Kekecewaan


4. Kepasrahan


OKE, itu semua masih bisa berubah ketika beliau mau mendengarkan suara rekan-rekannya, namun ketika beliau tetap BATU maka hal inilah yg akan terjadi :

"TERSERAH LO AJA, KAN HAK KETUA, SUKA-SUKA LO AJA DAH"
karena gue sudah "M.U.A.K"


Dan lucunya hal tersebut pun telah terjadi, ketika beliau memutuskan suatu jabatan untuk seorang rekan, namun rekan tersebut menolak, kemudian beliau berkata "INI HAK KETUA", lalu apa yang bisa dikatakan lagi kecuali kata "TERSERAH DAH".
Menurut anda seperti apa kesimpulannya? mau tak mau rekan tersebut harus mengikuti, bukan??
Namun apa yang terjadi? beliau berkata bahwa rekan tersebut mengundurkan diri. -_____________________________________-

SEE, tidak hanya musyawarah mufakat atau boss vs leader yang menjadi masalah, ternyata epolitik pencitraan pun terjadi 😛

Ketika hal itu terjadi, ya jangan menyesal ketika orang lainpun tak lagi mengacuhkan SI BATU.

Tetapi, mungkin ada alasan hal ini terjadi, contoh saja : mungkin ada seseorang yg memiliki kepentingan pribadi atau kelompok tertentu yang mengemudikan ketua tersebut. Dan ketika semua ini terjadi maka orang tersebut akan tertawa terbahak dan berkata :


Lalu apa yang bisa kita lakukan ketika hal ini terjadi?

bertindak atau diam saja? semua tergantung persepsi anda masing-masing.

Akhir kata,
Inilah sebuah kisah yang sengaja saya bagikan untuk anda, sebagai bahan masukan atau gambaran bagi anda rekan-rekan sekalian yang akan menjadi pemimpin-pemimpin muda di negri eIndonesia kita tercinta ini.

daaaaaaaaaaaaaaaannnn....



SALAM DAHSYAT UNTUK KITA SEMUA
Menggilalah anda semua selama kegilaan anda
mampu membawa ke perubahan yang lebih baik



orangSARAP
IRC #frontal