LAKON WAYANG DALAM eINDONESIA

Day 1,558, 22:00 Published in Indonesia Indonesia by neo_Ryan
2😇4 Feb25 Day 1,558 of the New World



eIndonesia,, negara yang kaya akan budaya WAYANGnya
bukan sekedar hiburan semata, wayang adalah gambaran kehidupan manusia.. baik itu sifat, keangkuhan, ramah tamahnya, maupun persaudaraan digambarkan dengan apik dan elegan..
dan eIndonesia sekarang sangat nyata dengan gambaran tokoh wayang




PRABU DURYUDANA
itulah nama dari seorang raja dalam cerita mahabarata.
dengan ciri bermatakan telengan/ bundar, hidung yang dempak, berkalung ulur-ulur, bergelang, dan bergaruda di belakangnya
Raja yang konon terbuat dari petir, dan SANGAT KUAT.
terlebih lagi ia belajar ilmu beladiri dari para guru seperti Krepa, Drona dan Baladewa. kesaktiannya dengan bersenjatakan Gada dan setara dengan Bima.
Perwatakannya sangat kuat dan Cakap, tapi sayang BERSIFAT LICIK seperti saat berusaha melawan SAUDARANYA sang Pandawa.
dan layaknya Rawana, Duryudana SANGATLAH KUAT , ahli dalam ilmu agama, ekonomi, namun GAGAL UNTUK MEMPRAKTEKKAN dalam kehidupan.




TOGOG
gambarannya yang bermata juling, hidung pesek, mulut dower/lebar, tidak memiliki gigi, kepala botak/ hanya mempunyai rambut dibagian belakang, serta bersuara bass.
takdir togog yang sebagai "pelengkap penderita". mesti dia BERSUARA LANTANG TENTANG KEBAJIKAN KEPADA PARA PENGUASA LALAI, SELALU SAJA GAGAL DAN TIDAK DIDENGARKAN OLEH SANG PENGUASA.
mereka selalu berkoar menyuarakan kebaikan, peringatan (pepeling) kepada majikannya agar tetap waspada dan eling, menjadi manusia jangan berlebihan. Ngono ya ngono ning aja ngono. Manusia harus mengerti batas-batas perikemanusiaan.
Ibarat menyirami gurun, seberapapun nasehat dan kritikan telah disiramkan di hati para “pemimpin” dur angkara, tak akan pernah membekas dalam watak para majikannya. Barangkali nasib kelompok punakawan Ki Lurah Togog dkk mirip dengan apa yang kini dialami oleh rakyat eIndonesia. Suara hati nurani rakyat sulit mendapat tempat di hati para tokoh dan pejabat hing nusantara nagri.
togogisasi –istilah untuk menggambarkan pembungkaman suara-suara kritis–itu pun ditengarai juga masih berlangsung hingga kini meski kran kebebasan bersuara dan berpendapat dibuka lebar-lebar. meskipun SUARA SUARA KRITIS TERHADAP MEMERINTAHAN SERING DI UMBAR, tetap saja hanya sebagai angin lalu.
Sang Togog yang terpinggirkan dan terabaikan itu sebagai “takdir” yang mesti dijalani bangsa dan negeri ini.





SEPERTINYA MEMANG INILAH GAMBARAN LAKON SANG BUMI PERTIWI
SEMOGA KITA SEMAKIN MEMAHAMI APA ITU WAYANG, KARENA DIDALAM PERWAYANGAN ITULAH SEMUA ASPEK KEHIDUPAN DI GAMBARKAN DENGAN SANGAT BAIK.
BANYAK ILMU DAN PEMBELAJARAN DALAM KISAH PERWAYANGAN