Krisis, Kritis, Kritik

Day 532, 04:57 Published in Indonesia Indonesia by wowox

by wowox

Krisis? Ya, diakui atau tidak eIndonesia sedang dalam masa krisis baik internal maupun eksternal. Jelas terbukanya medan perang dengan Romania adalah sumber krisis yg paling mudah di identifikasi. Namun di sisi internal juga terdapat beberapa poin yang harus segera mendapatkan perhatian. Artikel ini bukan sekedar kampanye, namun sebuah usulan blue print untuk pemerintahan ke depan siapa pun yg akan menduduki kursi presiden di republik maya ini.

Masalah internal pertama yang perlu mendapatkan perhatian serius adalah iklim komunitas eI. Komunitas yang semakin besar, dengan semakin banyak kepentingan membuahkan gesekan dan konflik. Di tambah dengan kultur khas Indonesia yang lebih mementingkan relasi antar individu dibandingkan tugas-tugas, konflik yg berdasarkan relasi akan berkembang dalam skala yang tidak terbayangkan. Kritik ditanggapi secara personal dan menjadi bibit dendam. Sedikit komentar yang tidak mengenakkan di masuk kan ke dalam hati dan menjadi perenggang hubungan.

Jika teman-teman semua mencermati media, dan kritik terhadap ABeRI yang berujung pada konflik antar generasi, sebenarnya hanyalah puncak gunung es dari konflik yang laten ada di komunitas ini. Isu tentang mercenaries, menambah puncak gunung menjadi kembar, dan jika hal ini tidak terselesaikan, niscaya akan muncul puncak-puncak gunung lagi yang semakin sulit di tangani.

Dengan alibi untuk 'having fun' semua menghindar dari kebenaran bahwa ada sesuatu yang salah di dalam komunitas ini. Tahap pertama menemukan solusi adalah menyadari kalau ada masalah. Sayangnya sense of problem ini yang kurang bisa difasilitasi oleh pemerintahan terdahulu. Pemerintah di sini bisa menjadi fasilitator dan pengatur konflik. Dengan mengatur isu yang berkembang dan memudahkan interaksi dan dialog antar perbedaan kepentingan yang ada. Namun tanpa peran aktif dan kesadaran warga negara, niscaya peran pemerintah hanya akan berujung pada depresi dan frustrasi dan semakin keruhnya suasana.

Permasalahan internal yg kedua adalah persoalan ekonomi. Rendahnya pajak dan minimnya program ekonomi dari pemerintah untuk menstimulasi dan untuk mencukupi logistik negara di tengah peperangan akan menjadi bumerang di masa depan. Dalam jangka pendek pencetakan IDR adalah solusi yg menjanjikan namun ketika hal ini berlangsung lebih lama lagi , maka idr akan terdevaluasi. pasokan IDR akan terus naik seiring pencetakan IDR dan kita tidak bisa meramalkan permintaan IDR di masa depan. Devaluasi IDR ini sangat berbahaya di sistem moneter yang bersandar pada cadangan emas.

Belum termanfaatkannya beberapa perusahaan negara juga menjadi isu penting demi terbentuknya jaring pengaman di saat negara sedang dilanda krisis. Pengaktifan kembali BUMN dan beberapa perusahaan negara dan perbaikan kontrak dengan perusahaan swasta harus menjadi prioritas pertama. Opsi menaikkan pajak penghasilan dan atau pajak pertambahan nilai harus mulai di rancang dengan mempertimbangkan efeknya pada pasar dan roda perekonomian. Bila memungkinkan disertai sensus ekonomi pada perusahaan milik pribumi dan warga negara yang aktif dalam bela bangsa untuk mendapatkan pengembalian pajak sehingga negara mempunyai cukup data tentang populasi dan perekonomian untuk menentukan kebijakan ekonomi di masa mendatang.

Permasalahan internal ketiga adalah militer. Salah satu kunci keberhasilan operasi militer adalah keterjaminan logistik dan supply untuk personel. Jika masalah ekonomi dapat teratasi, niscaya permasalahan logistik akan bisa dijawab. Selain itu ada beberapa masalah yang sudah lama mengganggu di tubuh militer, yakni komando (komunikasi) dan pembagian wb ketika negara membutuhkan tank dalam strategi perangnya.

ABeRI harus selalu berbenah dalam logistik dan komunikasi. Sampai saat ini belum ada format ideal yang bisa memcahkan masalah pembagian logistik yang cepat, adil dan merata serta komando yang sering tidak jelas bagi warga sipil dan bahkan anggota ABeRI. Semua sistem memiliki kelemahan, dan ketergantungan yang tinggi pada personel di dalam sistem tersebut. Ketika satu rantai komando hilang atau satu rantai logistik berhalangan hadir, maka kacau balaulah semua sistem yang telah di susun. Sayangnya sampai sekarang belum ada contingency plan dalam tubuh ABeRI, masih sangat terpust dan terkesan birokratis karena berhubungan dangan resources senjata dan gold. Pembuatan rencana-rencana yang bisa menutupi kelemahan sebuah sistem di dalam tubuh ABeRI menjadi prioritas utama yang wajib di perbaiki sesegera mungkin. Di tambah perekrutan personel dan perluasan media komunikasi bagi komando ABeRI. Hidupkan kembali absen harian di forum, pm, ym, irc, twitter, kalo perlu pakai kentongan untuk mempermudah rantai komando.

Untuk isu WB dan tank yang banyak menimbulkan kecemburuan (ctt: Italia pernah mengalami krisis gara2 isu WB yang berujung pada impeachment presiden). Sudah saatnya negara dan ABeRI tegas dalam membuat kriteria siapa yang berhak mendapatkan WB untuk menjebol tembok atau membangunnya. Kriteria berdasar kan str ataupun damage yang harus di sosialisasikan secara terbuka. Akan lebih baik jika negara memiliki 2 jenis program WB. pertama reguler (berisi tank2 reguler dengan damage tertinggi di Indonesia) dan program WB akselerasi (berisi anggota Aberi dengan STR tertentu yang harus mencapai pangkat tertentu). Sistem ini harus transparan dan terbuka untuk diikuti oleh siapa saja dengan kriteria yang jelas. Pada akhirnya para FM dan Jendral plat merah ini wajib untuk selalu membela negara kapanpun di butuhkan dengan tanpa pengecualian.

Permasalahan Internal lainnya yang akan sangat panjang bila di bahas lagi adalah media di eI yang semakin kebanjiran dengan artikel-artikel berahasa non indonesia dan non inggris. Sebagai bangsa yang cinta perang negara kita akan selalu didatangi oleh para serdadu asing yang berlatih dan dengan semangatnya ikut membela Indonesia atas nama Aliansi PEACE. Konsekuensi nya, media kita menjadi tempat sampah belum lagi budaya spam di Indonesia yang tinggi, yang membuat hanya sedikit orang yang mempunyai stamina dan kemauan untuk menulis artikel di Indonesia. Mulailah gerakan vote dan Subscribe untuk artikel Indonesia yang bermutu, Jika perlu media-media pemerintahan seperti, GOV Kongress, ABeRI dll memberikan food atau idr kepada mereka yang vote dan subscribe serta komen sebagai stimulasi agar budaya ini bisa tumbuh di Indonesia. Di luar lomba-lomba rutin dari mentri media, sudah selayaknya bagi penulis media yang memiliki vote tertinggi di dalam satu minggu memperoleh insentif dari pemerintah untuk memacu pertumbuhan budaya menulis di media.

Pada permasalahan eksternal. satu hal yang pasti di dalam game ini adalah, tidak ada satu negarapun yang sendirian bisa berhasil dalam operasi militer, ekonomi maupun politik tanpa dukungan negara-negara lain. Kelemahan eI adalah tiadanya duta-duta besar untuk negara-negara lain sehingga komunikasi dan koordinasi hanya terbatas lewat menlu dan menhan serta presiden. Sudah saatnya Negara merekrut duta-duta besar dan di gaji ke negara2 sahabat untuk mempermudah koordinasi dan aksi baik secara politik, ekonomi, maupun militer.

Salah satu pelajaran penting dalam perang melawan romania adalah minimnya intelejen. Romania secara cantik berhasil memainkan intelejennya di SA, Oz dan India untuk memperlemah posisi kita. Sedangkan kita belum secara maksimal menggunakan perang informasi dan intelejen dalam barata yudha kali ini. Sudah saatnya mengaktifkan kembali intelejen Indonesia, disertai perekrutan bagi mereka yang memiliki kemampuan dan loyalitas tinggi pada negara.

Kerja keras lah yang akan merubah suatu bangsa, dan bukan kerja keras orang lain, hanya kerja keras dari masing-masing kita sendiri.

wowox
ex ketua PKeI, ex kongres, ex menlu, ex wapres, ex komdiv dalang dan capung, ex wakomdiv dalang, dan komdiv batik.