Kampanye - Strategi Tua

Day 4,180, 10:04 Published in Indonesia Indonesia by inul_unyil

Assalammu'alaykum
Selamat malam eIndonesia

Seharusnya saya ikut lomba resume, tapi entahlah saya agak bingung dengan kalimat pertanyaan dan jawaban pada seminar kali ini. Jadi saya putuskan untuk mencoba menggabungkan sedikit isi seminar kemarin dengan ingatan saya tentang perpolitikan utamanya kampanye untuk merebut suara pada jaman dahulu.



Sebuah Pengantar

Sebelum saya menuliskan tentang hal-hal lama, saya awali dengan menceritakan kondisi player pada jaman dahulu. Seperti kita ketahui eRepublik dibuat mirip seperti negara asli, sehingga para player pada masa itu banyak yang menjiwai semangat membangun negara, terlepas dari apapun caranya. Pokoknya negara harus jaya!.

Berangkat dari semangat tersebut maka player pun berusaha memberikan yang terbaik seperti misal saat menjadi gov, mereka akan berusaha memajukan eIndonesia. Belajar game mechanic, buka komunikasi dengan pihak luar dan yang sudah pasti adalah akrab dengan player dari berbagai golongan.
Dalam kehidupan nyata, anda pasti menghendaki kalau para pejabat adalah orang yang dekat dengan rakyat dan mampu mengelola daerah/negara dengan baik kan? Maka player pada waktu itu pun berusaha memenuhi harapan para warganya.

Begitu pula sebagai anggota kongres, dalam kehidupan nyata, anda pasti tidak suka jika mendengar berita bahwa banyak kursi kosong saat sidang anggota dewan, ataupun anggota dewan yang berkomentar di televisi tapi tidak menguasai bidangnya.
Oleh sebab itu kongres pada masa itu pun benar-benar dipilih oleh ketua partainya agar mereka adalah orang yang bertanggung jawab dan paham game mechanic, bahkan ada partai yang membekali atau mungkin mewajibkan ikut seminar di irc tentang kongres.



Kampanye, Kredibilitas, Persatuan

Pada masa dimana saya bermain game ini sebelumnya (2010-2012), kampanye benar-benar dilakukan untuk merebut voter liar dengan mempromosikan calon anggota kongresnya melalui media, maupun untuk endorse calon CP.
Dahulu member ABeRI cukup banyak yang tidak ikut di partai, dan tentu banyak juga warga lain yang tidak ikut partai, oleh sebab itu merebut suara-suara netral seperti ini lah yang dibutuhkan.

Calon CP tidak selalu hanya diusung oleh partainya sendiri, tapi juga bisa diusung oleh partai lain. Bahkan pada masa itu kampanye pilpres dilakukan secara masif, mulai dari artikel proker CP, artikel dari partai bersangkutan, artikel partai lain yang mengendorse CP tersebut, bahkan ada juga artikel perorangan (biasanya dari tokoh yang sudah terkenal di masa itu). Sungguh kampanye bukanlah hal main-main, dan berebut suara adalah dengan mempertontonkan kualitas.

Jangankan prokernya, Calon CP jaman dulu biasanya sudah siap dengan daftar calon menterinya, yang tentunya menteri tersebut adalah orang-orang yang mahir dibidangnya, sehingga bisa menjadi nilai tambah bagi Calon CP.

Dengan promosi tentang kualitas seorang calon CP, atau pun promosi terkait daftar para calon kongres yang hebat dari suatu partai, tentu hal ini dengan sendirinya meningkatkan kredibilitas atau kepercayaan pemilih pada calon CP maupun partai tersebut. Tak lupa pula bekal game mechanic selalu menjadi hal yang wajib bagi para calon pejabat.
Bisa jadi setelah promosi tentang kehebatan anggota partainya, malah ada nubi yang ingin bergabung dengan partai tersebut, mantap kan.

Jawaban yang dapat saya rangkum tentang kampanye yang baik pada seminar kemarin adalah:
1. Aktif di media
2. Rangkul semua golongan/partai/MU
3. Komunikasi yg baik dengan nubi, dino, sultan dan yang lainnya

Sedangkan pertanyaan yang agak sulit adalah bagaimana kampanye yang meningkatkan persatuan. Uniknya pertanyaan ini malah dijawab sendiri yaitu dengan jawaban "membuka komunikasi antar partai, dan membuat forum terbuka untuk non partai"



Pertanyaan terkait masa lalu

Sebenarnya apa sih yang hilang pada masa sekarang?
Jawabannya adalah tujuannya.
Seperti saya kutip diatas, tujuannya pada masa lalu adalah kejayaan eIndonesia, sehingga walaupun kita ribut luar biasa di media, tapi saat dibutuhkan kita bisa tetap kompak.
Ribut berkelas, ada argumen, bukan hanya maki2an ketika kehabisan kata2.

Karena berpegang pada tujuan tersebutlah maka berbagai usaha dilakukan, bahkan untuk hadir rapat sekalipun tetap berusaha, padahal hadir rapat jaman dahulu cukup sulit dilakukan karena harus via IRC.



So masih perlu kah kampanye?
Jika kamu tidak membutuhkan pengakuan orang lain saat menjabat entah CP atau kongres, maka tidak usah repot menulis.
Tapi jika ada sedikit kebanggaan di hatimu ketika nanti akan terpilih dan dipilih karena prestasimu, kehebatanmu, pengakuan mereka terhadapmu, maka silahkan berkampanye baik tulisan maupun via komunikasi lainnya.

Ps: tiga hari lagi pilpres, kandidat belum ada, semoga yang terbaik yang terpilih, monggo proker dan calon kabinetnya

Wassalammu'alaykum