Depresi, Guru Bunuh Siswa

Day 31, 00:00 Published in Indonesia Indonesia by Don Agung


SUKABUMI – Seorang guru SMP di Kab Sukabumi membunuh siswanya hingga tewas dengan menggunakan rencong.Guru itu diduga mengalami depresi berat. Tuber Romson, 41, guru olahraga SMPN 1 Jampangtengah, Kab Sukabumi,menusuk muridnya, Rian Herdiyana, 13, siswa kelas 8A di sekolah itu,sebanyak tujuh kali.

Rian mengembuskan napas terakhir karena kehabisan darah setelah sempat mendapat perawatan intensif di Ruang ICU RSUD R Syamsudin Kota Sukabumi. Sementara itu,Tuber juga harus dilarikan ke rumah sakit yang berbeda karena mengalami luka parah akibat diamuk warga yang meringkusnya. Dia masih terus mendapat satu–dua pukulan dan tendangan saat digelandang petugas kepolisian dari Polsek Jampangtengah. Hingga pukul 18.00 WIB kemarin,Tuber Romson masih menjalani perawatan di Ruang Rasuna Said RSUD Sekarwangi, Cibadak.

Ruangannya dijaga ketat sejumlah personel polisi. Menurut keterangan sejumlah saksi mata, peristiwa tragis ini terjadi sekitar pukul 08.30 WIB kemarin. Saat itu, Tuber mendekati kerumunan muridnya yang sedang berkumpul di lapangan sekolah, di sela kegiatan class meeting. Tanpa diduga, Tuber tiba-tiba mengeluarkan pisau sejenis rencong dan menebaskannya ke arah kepala Rian Herdiyana. Pada tebasan pertama, Rian berhasil mengelak dari serangan mendadak gurunya itu dengan cara menangkis.

Namun,pada serangan berikutnya, Rian tak bisa lagi menghindar. Senjata tajam milik gurunya itu menancap tepat di bagian perutnya.Aksi itu disaksikan puluhan pasang mata para siswa SMPN 1 Jampangtengah. Melihat kejadian tersebut, para siswa berhamburan menjauh dari lokasi sambil menjerit dan berteriak panik. Sementara itu,Tuber justru semakin beringas melihat Rian roboh bersimbah darah. Dengan membabi buta, dia menghujamkan pisaunya berkali-kali ke tubuh Rian hingga akhirnya remaja bertubuh kurus itu benar-benar tak berdaya bersimbah darah.

Tindakan sadis Tuber baru terhenti setelah seorang petugas keamanan sekolah bernama Nanang, 47, berhasil menjatuhkan rencong dari tangan pelaku dengan menggunakan sebatang bambu. ”Ketika mendengar jeritan siswa dari arah lapangan, saya yang sedang berada di halaman depan langsung berlari mendekat. Ternyata Pak Tuber sedang menusuk Rian dengan pisau,” terang Nanang. Dia langsung mencari alat bantu untuk melumpuhkan Tuber.Setelah menemukan bambu sepanjang sekitar 1 meter, Nanang kembali mendekati Tuber. Bambu itu dipukulkannya ke tangan Tuber. Pisau yang sedang dipegang Tuber pun jatuh.

“Melihat pisau itu terlepas, saya langsung memeluk keras Pak Tuber supaya tidak bisa bergerak,” jelas Nanang. Tak lama, beberapa warga yang berdatangan setelah mendengar jeritan para siswa, ikut membantu Nanang. Tuber pun tak berkutik. Saat itulah, sebagian warga yang kesal dengan aksi Tuber mulai melakukan penghakiman. Bukan hanya menghakimi Tuber, warga juga merusak rumahnya yang tepat bersebelahan dengan rumah korban. Dalam waktu hampir bersamaan, warga lainnya melarikan Rian ke puskesmas terdekat.

Namun, karena kondisinya sangat kritis, anak keenam pasutri Ujang Suherman, 51, dan Ningsih, 45, itu kemudian dirujuk ke RSUD R Syamsudin sekitar 30 km dari lokasi kejadian. Meski sempat mendapatkan bantuan pernapasan dan darah, nyawa Rian tidak berhasil diselamatkan. Tadi malam, jasad Rian disemayamkan di rumah duka di Kampung Jelebud RT 01/02 Desa/Kec Jampangtengah. (toni kamajaya)