[WAMIL] Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi

Day 480, 06:35 Published in Indonesia Indonesia by El _Comandante

Berjumpa lagi dengan Soran Kenthir,
Setelah sekian lama vakum kali ini Redaksi Soran Kenthir hadir lagi dengan mengangkat liputan khusus seputar pelaksanaan WAMIL.

WAMIL : Tulang Punggung AbeRI yang Mandiri
Cerita tentang Wamil ini dimulai ketika muncul niat untuk membangun sebuah angkatan perang yang tangguh dan mandiri. Tangguh berarti AbeRI yang didukung oleh personil-personil yang memiliki pengalaman tempur cukup dan STR memadai. Namun hanya personil tangguh saja tentu tidak akan mencukupi untuk membangun sebuah angkatan perang yang tangguh. Diperlukan jalur operasi dan jalur komando yang bagus serta harus didukung oleh infrastruktur yang memadai baik kualitatif maupun kuantitatif. Disamping itu diperlukan pula kondisi mental prajurit yang bagus dan selalu terjaga. Semua ini tentu membutuhkan pemikiran, tenaga, dan tentu pula sumber dana yang besar.

Untuk tujuan itulah kemudian dirancang sebuah sistem dimana di sistem tersebut AbeRI sanggup menjadi entitas yang mandiri. Mandiri dalam arti sanggup menghidupi dirinya sendiri dalam mendukung fungsi pokoknya dan untuk mendukung rencana jangka panjang yang telah ditetapkan.

Demi tujuan tersebut kemudian diputuskan bahwa masing-masing Divisi AbeRI didukung (memiliki) sebuah sistem industri dan manufaktur yang tujuan utamanya adalah memenuhi kebutuhan infrastruktur prajurit di masing-masing divisi pada khususnya dan prajurit AbeRI keseluruhan pada umumnya. Dengan demikian AbeRI dapat mengurangi ketergantungannya terhadap pasar sehingga dapat meningkatkan efisiensi anggarannya. Dan sebagai penggerak utama roda industri ini, siapa lagi jika bukan seluruh anggota AbeRI? Dan melalui mekanisme seperti apa untuk menggerakkan roda industri ini?

Inilah entry point munculnya kebijakan mengenai WAMIL. Jadi, dengan kata lain, WAMIL adalah proses kerja seluruh anggota AbeRI dengan tujuan utama untuk mendukung tercapainya kemandirian organisasi. Saya garis bawahi, seluruh anggota AbeRI. Bukan hanya prajurit Divisi Baja, atau Capung. Bukan cuma Dalang atau Elite. Semua prajurit tanpa kecuali. Dari pangkat terendah sampai pangkat tertinggi. Mulai Private hingga Field Marshall.

MODEL BISNIS DAN OPERASIONAL : Kunci Sukses Keberhasilan WAMIL
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kendala terbesar pelaksanaan WAMIL adalah tingkat keikutsertaan yang rendah dari para prajurit untuk bekerja di perusahaan-perusahaan milik AbeRI sesuai dengan penugasan. Dan pangkal masalahnya adalah tingkat gaji yang ditawarkan perusahaan-perusahaan milik AbeRI sangat rendah (jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan swasta). Masalah yang sangat klasik memang. Namun juga sangat manusiawi.

Kejelian para pemimpin AbeRI dalam menjalankan sistem industri dan manufaktur kemudian akan menjadi faktor kunci dalam keberhasilan WAMIL ini. Terutama dalam menentukan MODEL BISNIS</strong> seperti apa yang akan dipakai oleh masing-masing entitas perusahaan milik AbeRI dan bagaimana mengatur <strong>POLA OPERASIONAL</strong> pelaksanaan WAMIL tersebut. Sasaran besarnya adalah bagaimana <strong>menjembatani gap antara kepentingan industri yang sifatnya non-profit oriented dengan realitas ekonomi makro yang consumption based.

Di titik inilah kemudian pendekatan bisnis mutlak diperlukan dalam proyek AbeRI Mandiri ini. Meski tentunya bukan business as usual. Dalam pandangan pribadi penulis, tidak ada salahnya jika satu atau dua entitas bisnis milik AbeRI memang difungsikan sebagai profit center dan ditugaskan meng-grap pasar. Selanjutnya profit tersebut dapat digunakan untuk 3 (tiga) kepentingan : membiayai jalannya operasional perusahaan, memberikan subsidi silang kepada perusahaan lain dalam rumpun AbeRI, dan memberikan benefit kepada prajurit-prajuritnya. Pekerjaan yang berat memang. Namun jika tidak dipikirkan mulai sekarang, proyek AbeRI Mandiri hanya akan menjadi agenda yang sia-sia.

Dari sisi POLA OPERASIONAL, mungkin perlu dipertimbangkan juga mengenai pola kerja WAMIL. Termasuk di dalamnya adalah kemungkinan pemberlakuan shift kerja; strategi penggajian; kebijakan reward dan punishment; strategi bonus, insentif, remunerasi, dan benefit pekerja. Sebagai contoh adalah lama/pola kerja WAMIL, sistem gaji yang minimal namun dioptimalkan di pemberian benefit seperti bonus prestasi, paket beasiswa percepatan kenaikan pangkat, dsb. Sebaliknya, reward juga harus diimbangi punishment. Bisa berupa peringatan kepada prajurit yang mangkir WAMIL, penghentian sementara bantuan logistik perang, sampai dengan punishment terberat adalah pemecatan dari dinas AbeRI.

KOMITMEN DAN LOYALITAS : Bersakit-sakit Dahulu, Bersenang-senang Kemudian
Proyek AbeRI Mandiri dengan WAMIL sebagai tulang punggungnya memang bukan pekerjaan ringan. Dibutuhkan kerja keras, tanggung jawab, dan pengorbanan yang tidak kecil dari seluruh bagian AbeRI. Salah satu yang paling terlihat adalah terbatasnya kemungkinan untuk meraup gold dan IDR relatif jika dibandingkan bekerja di perusahaan swasta yang rata-rata menawarkan gaji tinggi.

Hal ini mungkin tidak menjadi masalah besar bagi mereka-mereka yang masih tergolong newbie atau yang tidak terbiasa berkantong tebal. Tapi akan mengganggu secara psikologis terhadap mereka-mereka personil AbeRI yang sudah sekian lama berada di game ini dan sudah terbiasa berkantong tebal. Mereka yang sudah memiliki skill dan experience tinggi sehingga merasa layak mendapatkan reward lebih. Sekedar informasi, bahkan penulis pun (yang notabene belum memiliki skill dan exp tinggi) sempat mengalami pergulatan mengenai hitung-hitungan untung rugi ini di awal-awal keikutsertaannya di WAMIL.

Faktor lain yang lebih mendasar daripada masalah materi tentunya adalah komitmen dan loyalitas. Komitmen dan loyalitas menuntut setiap personel di AbeRI untuk konsisten mengikuti WAMIL dan bekerja sesuai dengan penugasan dengan sepenuh hati dan tanggung jawab. Juga menuntut semua untuk tahan godaan. Biasanya berupa iming-iming gaji tinggi dan berbagai bonus menarik. Di sisi lain, pemerintah dan segenap pemimpin AbeRI juga dituntut untuk memberikan perhatiannya kepada prajurit-prajurit yang sudah memenuhi kewajibannya. Jangan sampai proyek AbeRI Mandiri yang sudah dicanangkan gagal di tengah jalan karena AbeRI ditinggalkan prajurit-prajuritnya.

Yah, masa-masa awal selalu merupakan masa-masa sulit buat semua pihak. Namun dengan komitmen, kerja keras, tanggung jawab dan pengorbanan semua pihak yang terkait, cita-cita membangun AbeRI Mandiri bukanlah sesuatu yang mustahil. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian...

All Hail AbeRI!! All Hail eIndonesia!!
Tetap semangat untuk eIndonesia...

Regard,
eL_Comandante
Lieutenant Capung / eNRP : 124254

Note :
Soran Kenthir akan sangat berterimakasih jika media-media lain juga mengangkat tema di sekitar pelaksanaan WAMIL ini untuk membuka diskursus dan dalam rangka penajaman ide.