[Saran Untuk Presiden] Kepribadian Indonesia

Day 2,010, 23:09 Published in Indonesia Indonesia by deka L

Assalmualaikum wr wb

Salam sejahtera bagi kita semua



Dalam tahun ini kita telah berjuang sangat baik dan menciptakan para prjurit-prajurit yang sangat tangguh sehingga masuk salah satu peringkat dunia yang tidak mungkin dipalingkan. Tetapi perlu kita ketahui bahwa yang di atas bukan berarti kenikmatan, yang di bawah bukan berarti kesensaraan, seperti kata bang Iwan F “roda akan terus berputar tanpa bisa kita rem”. Saya mendapatkan kesempatan lomba saran yang saya beri judul artikel ini “Kepribadian Indonesia”.

Selama ini saya lihat di berbagai media, dan komentar berbagai cerita dan kritik, maka kini saya tuangkan dalam tulisan ini. Mudah-mudahan dengan ini Negara kita akan lebih mantap mencapai sasarannya. Dengan permasalahan peranan bapak presiden dalam membina masyarakatnya baik itu dengan cara perorangan atau pun kelompok. Tentunya sampai batas-batas yang mungkin dan patut untuk dibahas. Contoh suatu forum terjadi dialog antara kapten dan bawahan, seperti berkomunikasi antara kakak dengan adik dan bapak dengan anak, dan sejak itu lah bahwa artikel ini saya alamatkan kepada generasi penerus Erepublik, tetapi berbahaginya saya sekiranya ini pun bermanfaat juga bagi generasi yang lebih tua, yang terpandang baik itu dari kesatuan militer, partai diseluruh indonesia Erepublik ini minimal sebagai bahan perbandingan.

Secara jujur saya akui Eindonesia adalah negara kepulauan yang sangat kaya akan SDA, ilmu, SDM, dan yang lebih penting loyalitas terhadap perjuangan di medan tempur. Oleh sebab itu bebicara mengenai Negara adalah berbicara tentang kemanusiaan, begitu luasnya ruang lingkup permasalahan yang ada di dalamnya, mulai dari struktural yang mencapai bidang sosial, ekonomi, polotik, agama, hukum, dan lain sebagainya.

sebagai pendekatan pengartiannya adalah sebagai berikut :

Jika suatu Negara memiliki berlimpah ruah SDA, tetapi tidak ada manusia yang menggarapnya artinya minus

Jika suatu Negara memiliki populasi yang banyak tetapi tidak konsisten untuk kesatuan dan adanya golongan selain untuk kekuatan suatu Negara artinya percuma

Jika suatu Negara memiliki banyak SDM yang berprestasi, terpandang, hebat, tetapi berpecah belah membangun pemikiran masing-masing ingin menjadi ini, ingin menjadi itu anrtinya egois

Jika Negara memiliki bermacam adat dan agama tetapi tidak memiliki rasa persaudaraan maka artinya perpecahan

Jika suatu Negara memiliki banyak SDM yang pandai cerdas berpolitik tetapi tidak memandang tenggang rasa baik diatas, dibawah, dikiri, dan dikanan artinya licik

Jika suatu Negara dimana beberapa SDM yang memproduksi suatu barang dan memiliki kekayaan yang melimpah, lalu menjual hasil produksinya itu dengan harga lebih murah dan sangat-sangat murah dan jumlah stok yang banyak artinya “bodo amat, yang penting barang gw laku”

Dan lain sebagainya dan lain sebagainya tentang manusia itu sendiri yang harus dibenahi lagi

Namun dengan itu, di desak oleh hak dan kewajiban warga Eindonesia yang cinta Indonesia dan di tambah dengan beban moral bagi para petinggi Eindonesia, saya berharap sampaikanlah walau se ayat (itulah modal kami).

Semenjak baca beberapa dialog yang terjadi, kesimpulan saya adalah disatu pihak sangat memprihatinkan bahwa pangkat telah kehilangan pamor dalam peringkat, dengan fenomena yang saya lihat cenderung banyak yang ingin menjadi yang terdepan dengan adanya kesatuan militer, partai yang memiliki ambisi tersendiri yang sifatnya individual dan polanya matrealis, dan ada yang lebih menarik lagi dengan adanya golongan yang melenceng dari misi kemasyarakatan dengan adanya symbol komunis.

Jika ada tulisan saya yang salah dan menyinggung warga, saya mohon maaf yang sebesar- besarnya, semua ini tidak bermaksud menyudutkan. hanya merindukan indoneia yang sebenarnya. Kami yang hanya sebagian warga kecil ini hanya was-was suatu saat nantinya kebersamaan itu hanya kedok belaka, dan cinta Eindonesia tidak lagi relefan untuk diperbincangkan, dijalani apalagi untuk di taati. Falsafah Indonesia yang mengatakan bermacam budaya, agama, etnis, adalah indah dan tetap satu tinggal kenangan sehingga punah dilanda badai seleksi nilai.

Cari, mencari, dan mencari. Dikikis-kikis abu panas yang tidak berasap lagi untuk menemukan api yang pernah menyala dulu. MERDEKA

[img]https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSfzrEEYxlRK46-Rvo_YOrB14ccjiXiYl1cMZuW9H-y7l4ZAFHQ[/img]