[Result] Rate Tinggi Vs Rate Rendah

Day 1,132, 05:08 Published in Indonesia Indonesia by Departemen Ekonomi
Selamat malam,

Saya akan mengumumkan pemenang open debate sebelumnya.

Juara 1.

Batu Noah Gultom

>> Tergantung orientasi ekspor-impor
1. Kalo mau banyak ekspor lebih menguntungkan rate rendah, karena mendorong low cost (baik tenaga kerja maupun raw material lebih murah terhadap Gold).

2. Kalo mau banyak impor ya kebalikannya.


>> Raw vs Manufaktur
1. Kalau perusahaan manufaktur dengan kondisi rate tinggi (high cost terhadap gold) masih bisa kabur ke supplier raw luar negri yang membuat raw material menjadi lebih sulit bersaing dan ada kemungkinan ketahanan raw dalam negri kita terancam (minus faktor sapi).

2. Dengan rate rendah kemungkinan kompeni raw akan menjamur, bahkan dari luar negri, yang menggiatkan ekspor, tanpa membahayakan pangsa pasar raw dalam negri (kompeni luar dateng buat diimpor lagi ke negara asal, jadi raw dalam negri tetep dapet pasarnya yaitu kompeni manu dalam negri)


>> Tergantung orientasi perang dan tanking
1. Rate tinggi berarti kita lebih mudah tanking dan napoan pake Gold.

2. Sebaliknya rate rendah berarti tanking pake Gold semakin mahal namun silat ngabisin jatah food kemungkinan lebih murah karena rate rendah biasanya low cost dan harga pun murah (tapi masih perlu melihat pengaruh rate terhadap daya beli juga sih).


>> Daya beli
1. Rate tinggi menyebabkan penghasilan pegawai naik terhadap gold, tapi barang kebutuhan juga akan naik.

2. Rate rendah menyebabkan penghasilan pegawai turun terhadap gold, tapi barang kebutuhan biasanya lebih rendah juga. Jadi tergantung si pegawai orientasinya gimana, nabung Gold atau mau konsumsi sebanyak2nya (untuk makan dan perang).


>> Faktor ekonomi sapi - sapi perah
1. Berhubung faktor sapi cukup dominan di Indo jadi sekalian aja dibahas, dengan rate tinggi akan menurunkan semangat peternak sapi perah dalam negri, karena biaya pemeliharaan akan menjadi mahal dan keuntungan menjadi sedikit. Biasanya mereka akan lari ke luar negri yang biaya meliharanya lebih murah.

2. Sebaliknya rate rendah menggiatkan kegiatan beternak sapi perah karena biaya murah. Jadi tergantung pemerintah, apakah mendukung kegiatan beternak atau tidak.


>> Faktor ekonomi sapi - sapi pekerja
1. Dengan rate tinggi mungkin yang diuntungkan adalah pemelihara sapi pekerja karena IDR yang diterima menjadi tinggi terhadap gold.

2. Saya sendiri berpendapat sapi pekerja lebih menguntungkan negara dibanding sapi perah, asal tidak disalahgunakan untuk menghancurkan nilai pasar

kesimpulan:

1. Rate tinggi bagus buat memberantas peternakan ilegal dalam negri, menggiatkan pekerja sapi, namun berdampak buruk terhadap ekspor dan membahayakan ketahanan raw (karena kemungkinan serbuan impor).

2. Rate tinggi bagus buat maniak perang yang hobinya napoan dan tanking.

3. Rate tinggi mendorong menjamurnya kompeni karena murahnya biaya pembuatan, dan membuat pekerja menjadi lebih langka

4. Rate tinggi semakin memberatkan persaingan kompeni raw

5. Saya lebih suka rate rendah o/

p.s. rate tinggi juga merugikan bagi perekonomian mintot karena orang yang beli Gold mintot mendapati e-hartanya nggak sebanyak yang dia harapkan ketika dibandingkan dengan orang lain pada rate tinggi


Juara 2

Maling

Misal saya jadi GOV, maka acuan saya adalah kondisi keuangan NBI.

Setahu saya, selama ini, GOV mencoba memberikan suatu iklim yang ideal buat ekonomi. Namun kalo buat saya, iklim ekonomi nggak akan pernah ideal. Konflik kepentingan terlalu banyak, termasuk rate ini, ada yang seneng yang ini, ada yang seneng yang itu.

Kalo saya jadi GOV sih, bagaimana GOV bisa mengisi cadangan kas negara baik itu Gold maupun IDR milik negara tanpa harus membuat perubahan yang signifikan terhadap perekonomian.

Misal, negara ingin menambah cadangan Gold di NBI, rate tinggi adalah ideal, karena Gold jadi lebih murah.

Satu yang harus dicatat, menaikkan rate itu jauuhhh lebih sulit daripada menurunkan rate. Menurunkan bisa dikatakan lebih simple, cukup cetak cetak dan cetak, rate otomatis bakal terjun bebas.

Tapi kalo menaikkan? Cetak Gold itu susah, butuh sapi beribu2 untuk menaikkan rate.

Memang rate rendah juga bagus, tapi tolak ukurnya harusnya bukan kondisi general, maksudnya begini, jangan memakai anggapan bahwa rate rendah bagus buat persaingan harga raw di pasar internasional.

Tapi titik tolak acuannya adalah ketersediaan raw di market.
Apakah selama ini sudah mencukupi?

Misal raw grain, apakah grain kita saat ini sudah dalam kondisi berlebih dan company food sudah tidak bisa menampung grain yang ada dipasar.

Gimana ngeliat grain sudah menampung atau belum?

Salah satunya adalah dengan melakukan Cek BEP grain.

Saat ini margin BEP grain dengan harga di pasar, apakah positif besar ataukah sudah masuk negatif.

Misal sudah negatif, ada indikasi, grain sudah gak laku, dan perlu kebijakan untuk memasarkan grain keluar, salah satunya dengan penurunan rate tersebut.

Over all, saya lebih cenderung ke arah kebijakan pengisian kas NBI.

Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan cycle cetak IDR.

Kita cetak, artinya bakar Gold, kemudian, secara pelan tanpa harus membuat perubahan nilai rate, Gold di serap ke dalam brankas NBI.

Cycle di ulang2 terus sampai negara memiliki cadangan Gold yang sangat besar.

Dan cycle ini, sangat ideal dilakukan di rate tinggi ataupun rate yang memiliki kecenderungan untuk naik terus.

Terima kasih.


Juara 3

AvanT

rate rendah:
+ boosting pemasaran terutama utk ekspor krn harga relatif rendah
- produksi menurun karena gaji relatif rendah brdsrkn gold

rate tinggi:
+ pemasaran utk ekspor relatif rendah krn harga relatif tinggi
- produksi meningkat karena gaji relatif tinggi brdsrk gold

idealnya: seimbang antara produksi dan pemasaran.
Dari sisi produksi cukup utk kebutuhan dalam negeri (parameternya harga relatif stabil). Dari sisi pemasaran, tergantung kebijakan gov mau fokus pemenuhan kebutuhan dalam negeri atau ekspor.

btw kalo diliat erep skrg yg banyak mission2 yg mendorong konsumsi (beli senjata, food dll) + harga food Q1 yg meningkat terus (dulu kisaran 0.6 IDR/unit skrg jadfi 0.8 IDR/unit), tampaknya saat ini produksi masih jauh lebih rendah daripada konsumsi.

Jadi rate tinggi lebih baik sekarang ini utk dorong produksi apalagi kalau kebutuhan gold utk NBI masih tinggi.




Hadiah Hiburan @0.5 gold

BlackPhanter4Dest

ane pikir lebih menguntungkan kalau rate rendah. kenapa...???
rate rendah akan memicu pekerja (citizen) untuk mengkonsumsi lebih banyak food. konsumsi food selain WnT jg bs karena WAR or Mobile. apa lagi jika kita melihat "My Mission" yang ditawarkan admin, sangat butuh banyak Food n WEP ut menyelesaikan MISI2 tsb. kalau ini terjadi, pengusaha ngga akan rugi karena kuantitas food yg terjual akan lebih banyak sehingga akan balance dengan kuantitas yg terjual sedikit tp harga lebih mahal. selain itu dengan nilai tukar Gold yg rendah seperti sekarang ini, pendirian company akan semakin banyak sehingga pengusaha juga akan kesulitan mencari employ.


cancerflies

Harus disesuaikan dulu dengan kondisi ekonomi yang riil...
jadi, seperti sekarang yang terjadi harga raw mulai turun, tapi harga barang belum turun dalam 2 minggu. tentu, bagi pekerja hal ini menyulitkan karena harus mengeluarkan uang lebih banyak dari sebelumnya.
Bagi kita yang gak pernah jalan-jalan plesiran ke luar negeri, gak ngaruh besar naik turunnya kurs. Pengaruhnya hanya terasa waktu mau beli gold buat persiapan buat perusahaan, misalnya. Bagi masyarakat awam, yang diinginkan sudah pasti nilai tukar IDR yang tinggi disertai kestabilan ( maksimal stabil daripada turun ) harga barang.
Sekarang, kalau lebih besar ekspor daripada konsumsi dalam negeri, pengusaha justru ingin IDR yang lemah agar harga produknya bersaing dengan produk negara luar.
Maka, biarlah masalah kurs ini dikembalikan ke mekanisme pasar, supply dan demand namun tetap diawasi NBI. NBI perlu buat riset, berapa level IDR yang nyaman buat kita semua. Jika terlalu rendah atau terlalu tinggi, nanti NBI bisa melakukan sesuatu.


Kesimpulan:

1. Apapun ratenya yg paling penting semprot kas NBI nya.
2. Setiap kondisi mempunyai keuntungan dan kerugian.
3. Yang paling penting adalah kestabilan rate.

Demikian hasil open debate. Mungkin ntar di adain lagi, semoga bermanfaat.





BeldaEvina
(Co-Menko)