[ Regenerasi Part 2] Perang

Day 1,531, 15:49 Published in Indonesia Indonesia by Miss*AllSunday

owh.. i hate monday 😑"

...........


SELAMAT PAGI …

🙂 ... Sebelum teman-teman semua membaca artikel ini, saya meminta teman-teman untuk minum kopi, jus atau minuman ringan dan rileks. Singkirkan semua emosi dan mulai membaca dengan pikiran jernih. Membaca dengan kepala dingin baru kemudian memberikan komentar mengenai isi artikel ini ya. 🙂

=============================================================================


===============================================================================

Perang di erep terus mengalami evolusi dari jaman beta, v1, v2, rising, hingga versi tidak jelas seperti sekarang. Tiap masa memiliki konsep atau game mechanic yang berbeda-beda. Faktor-faktor yang menentukan kemenangan suatu pihak pun terus berubah-ubah serupa dengan labilnya admin dalam membuat game mechanic erep. Dalam artikel ini, saya ingin mengkaji beberapa hal penting yang seringkali terlupakan dalam perang modern namun sangat penting dalam menentukan menang-kalahnya suatu pertempuran.

Pertempuran di eRepublik akan saya bagi menjadi 3 macam, diantaranya perang di bidang militer, diplomasi dan media. Namun yang akan saya bahas disini hanya 2, yaitu perang militer dan perang diplomasi. Kedua hal itu layaknya matahari dan bulan. Keduanya saling berlawanan, keduanya saling melengkapi dan keduanya hampir tidak mungkin dapat berjalan bebarengan. Sebagai contoh dari perang diplomasi, apabila negara A menyerang negara B, maka negara A hampir tidak mungkin bisa mengajak negara B menjadi teman. Diplomasi umumnya dilakukan setelah perang selesai, misal; perang Argentina-Indonesia, perang Australia-Indonesia. Kedua negara itu bisa diajak mendukung Indonesia setelah mereka kalah perang dan diplomat-diplomat ulung kita turun gunung.

========================================================================

Perang Militer

Perang tidak dimenangkan
Dalam perang modern saat ini, sangat jarang ada pihak yang memenangkan peperangan. Saat ini, sangat amat jarang suatu perang dimenangkan oleh strategi licik untuk memecah kekuatan musuh, suatu strategi yang diluar kebiasaan untuk menjungkalkan musuh yang lebih kuat dan membalikan keadaan. Perang saat ini dimenangkan karena kesalahan dari pihak yang kalah; seperti kurangnya komunikasi antara seluruh elemen militer, memberikan inisiatif serangan kepada musuh, atau menyerang pada waktu dan tempat yang salah.


Saya rasa saya tidak perlu menjelaskan lebih jauh mengenai hal ini karena Indonesia sering melakukan kesalahan, kesalahan yang saya sebutkan diatas. Mulai dari menyerang musuh justru pada prime time musuh, kurangnya komunikasi (koordinasi) antara seluruh elemen militer hingga ragu-ragu menyerang musuh di depan mata dan menunggu musuh menyerang duluan sambil berharap musuh tersebut membatalkan niat menyerang Indonesia.


Perang dimenangkan sebelum perang tersebut dimulai
Komandan, jendral atau pemimpin militer yang hebat membuat banyak perhitungan sebelum pertempuran dimulai. Mulai dari menghitung damage yang dibutuhkan, waktu lemah dari musuh, damage yang dibutuhkan untuk meraih kemenangan, ronde mana saja yang ingin dimenangkan, termasuk menghubungi negara lain untuk membantu Indonesia. Sementara komandan yang "tidak terlalu" baik, hanya membuat sedikit perhitungan sebelum melangkah ke medan pertempuran. Komandan yang baik sudah siap untuk menang sebelum perang dimulai dan memiliki peta yang jelas mengenai bagaimana jalannya perang tersebut beserta rencana-rencana cadangan.



Kemenangan pada ronde pertama sangat krusial dalam menentukan jalannya perang. Bagi pihak penyerang, kemenangan pertama mengangkat beban dan menambah kepercayaan diri bagi prajurit. Sementara kekalahan pada ronde pertama akan menambah moral pihak bertahan dan menjatuhkan moral pihak penyerang serta menambah beban untuk ronde-ronde berikutnya.

Ada banyak komandan yang baik di Indonesia. Ketika dia memegang kendali, ketika dia memimpin pasukan ada perasaan yakin dalam diri kita bahwa dia memiliki rencana yang jelas di depan laptopnya, mempu memberikan solusi ketika perang sudah memasuki fase stagnan dan seringkali nickname nya bersinonim dengan kemenangan itu sendiri. Ketika dia memasang target dengan serius mengambil suatu wilayah, maka wilayah itu akan kita rebut.

Poin diatas hanya membahas perang serius, karena terkadang ada perang yang bersifat hanya ingin menganggu musuh dan tidak ada niatan memenangkan perang tersebut. Sangat berbeda dengan menyerang suatu wilayah secara serius namun gagal dan diulangi berkali-kali hingga sukses.

Pemimpin yang baik tahu kapan saatnya untuk mundur
Poin ini beberapa kali dipakai secara luas oleh berbagai negara di eWorld. Ketika China di gangbang 4 negara, mereka tidak membakar semua stok permen mereka secara gila-gilaan seprti yang pernah Indonesia lakukan ketika digangbang 3 negara. Mereka tahu bahwa sumber daya suatu negara itu terbatas dan sangat tidak mungkin China mampu menghadapi kedigdayaan Serbia, Hungaria, Polandia dan Iran. China menunggu saat yang tepat untuk melakukan RW dan melakukan serangan balik kepada negara yang terlemah dan secara efisien melakukan perlawanan.

Ini pun pernah dipakai Indonesia ketika mengalah dari China bulan ini. Terlepas dari kekalahan melawan Malaysia, strategi mundur sementara memang alasan yang cukup masuk akal melawan China yang lebih superior.


Penuh perhitungan dan tidak emosional
Strategi China membuat saya kagum dengan melepas wilayah-wilayah Indonesia beberapa waktu yang lalu. Pertama, China melepas Java dan Sumatra karena di dua wilayah itu adalah konsentrasi terbesar populasi Indonesia sehingga mengurangi tekanan di RW region penting China. Kedua, melepas seluruh region Indonesia sebelum tahun baru China. Tahun baru China adalah masa terlemah China, suatu momentum yang sangat amat jarang terjadi. Dengan merelakan wilayah-wilayah Indonesia, China telah melepas tekanan besar yang mungkin timbul di wilayah bonus mereka di Pakistan dan India. Sayang sekali Indonesia tidak mencoba mengganggu China pada waktu tersebut.

Sikap "legowo" China untuk melepaskan region ini sangat berbeda dengan ide anti kolonialisme atau masalah persahabatan. Di eDunia perang ini, hal tersebut adalah perhitungan untung dan rugi. Dan dengan bijaksana, tanpa emosi, kebanggan buta atau perasaan kasihan, ahli strategi China mengambil keputusan yang mengamankan incestasi mereka dalam jangka panjang.

Perang Diplomasi

Contoh mudah dari perang diplomasi adalah ketika masa aban dan Renago berhasil mengajak Argentina keluar dari Atlantis untuk bergabung dengan Peace GC. Ketika masa pemerintahan wander forward berhasil membentuk aliansi Phoenix. Masa pemerintahan Blackmanta dengan MoFA [sammy] yang berhasil menutup perang MPP dengan 23 negara ketika masa pemerintahan sebelumnya (jaman roy_f) secara ceroboh menyerang Malaysia yang mempunyai MPP dengan 26 negara. Atau yang terbaru ketika masa pemerintahan Kertajaya yang berhasil mengajak Australia keluar dari Eden.

Potensi perang dalam bidang diplomasi di masa yang akan datang sangat besar. Contohnya adalah di ONE, dimana diplomasi nyaris mati bulan lalu. Jika kita bandingkan dengan Eden, 4 bulan yang lalu Romania baru saja menyerang Turkey. Namun hanya karena kejadian Iran, Eden mampu memanfaatkan celah sempit itu untuk menarik Turkey menjadi anggota Eden. Sebenarnya kita bisa bermain di celah antara Eden dan Bulgaria yang katakanlah dalam sebulan jika kita terus aktif berinteraksi dengan pihak-pihak anti Turkey di Bulgaria, kita dapat menarik Bulgaria ke ONE. Selain itu, masih terjadi pertempuran Pro-ONE dan Pro-Eden di Australia. Kita juga harus terus berinteraksi agar Australia tidak menyimpang ke Eden.

Akhir kata, Indonesia dapat berbicara banyak dan secara aktif ikut serta bertempur di pentas diplomatik kepada siapa saja. China (apalagi pasca konflik cs), Bulgaria, Taiwan dll. Menurut mantan SG ONE yang pertama, GregoryG, bila didekati secara serius, maka Bulgaria akan berganti haluan ke ONE dalam waktu 1 bulan.

GregoryG adalah Presiden yang membawa Serbia dan Hungaria keluar dari Phoenix, serta berhasil membuat Polandia dan Spanyol keluar dari Eden dan membentuk ONE bersama Swedia yang sudah terlebih dahulu keluar dari ONE.

Selamat Menikmati

With Louv


PS: Diambil dari berbagai sumber artikel dan obrolan dengan beberapa orang IRC