[PKS-U3] Ijinkan Aku Menjadi Pendamping Jiwamu

Day 2,096, 01:30 Published in Indonesia Indonesia by theant
SELAMAT MORNING GOOD PAGI

Ijinkan Aku Menjadi Pendamping Jiwamu, artikel ini dibuat oleh pak dok algrisz untuk mengikuti lomba ucapan ultah unik karena nggak punya koran maka ditulis pada eKORANkoranan.

Mari kita simak bersama-sama cerpen berikut 😉





Lili memberikan sebuah kotak kecil berbentuk kubus berwarna hitam dan diikat dengan pita keperakan. "Bukalah. Itu hadiah ulang tahunmu." Ujarnya pada seorang gadis yang duduk didepannya.
"Apa ini?"
"Buka saja dulu."
Gadis itu membuka kado kecil dari Lili dengan penuh harap dan rasa ingin tahu. Ia kecewa karena kado itu kado kosong. "Maksudnya apa?" Sang gadis bertanya dengan nada kecewa.
"Sekosong itulah cintaku." Jawab Lili.

Sang gadis semakin kecewa setelah mendengar jawaban Lili. Ia merasa dipermainkan setelah ia banyak berharap. Lili tersenyum dan mengeluarkan lagi sebuah kado kecil berbentuk persegi panjang berwarna coklat dan diikat dengan pita keemasan. "Bukalah. Kali ini bukan kado kosong." Pinta Lili.

Dengan enggan namun masih ada rasa ingin tahu, sang gadis membuka kado kedua dari Lili. Selembar kertas putih gading dengan wangi melati dan sebuah pena berlapis emas dan platinum berada didalamnya. Rasa kecewa yang tadi mulai menghilang. "Ini kan mahal, Li." Ujar sang gadis menunjuk pena berlapis emas dan platinum.
"Harga tidak penting buatku. Yang terpenting adalah apa yang kau tulis di kertas itu." Lili tersenyum.

"Apa yang harus aku tulis?" Tanyanya. "Jawaban dari pertanyaanku," Lili diam sejenak, "Apakah kau mengijinkanku menjadi pendamping jiwamu, sebagai suami dan sahabatmu?"
Sang gadis terkejut dengan pertanyaan Lili. Ia tak tahu bagaimana harus menjawabnya. Lili seolah tahu apa yang dirasakan gadis itu. "Tidak usah terburu-buru. Kau tidak harus menjawabnya hari ini. Pikirkanlah dengan baik-baik." Lili berusaha menentramkan hati sang gadis.

Sang gadis menulis diatas kertas pemberian Lili. Satu kata tertulis dengan jelas dan tegas -YA-. Mereka tersenyum lebar. "Kotak pertama tadi adalah kita sebelum pertama kali bertemu. Belum ada perasaan apapun. Belum ada satupun impian kita." terang Lili tak lama kemudian. "Kotak kedua adalah kita saat ini. Perasaan yang kita miliki setelah semua percakapan panjang yang kita lakukan dan semua cita-cita yang pernah menjadi gurauan di antara kita," lanjutnya. Gadis itu tersenyum malu, ia baru menyadari maksud Lili.

Lili kembali mengeluarkan kado ketiga. Kado itu tidak dibungkus atau diikat pita, hanya sebuah cincin yang bertatahkan sebuah berlian mungil diatasnya. "Inilah kita nanti. Tidak ada yang disembunyikan atau disimpan sendiri. Hanya kejujuran dan kepercayaan diantara kita. Ujian dan kesulitan kita seperti api yang mengubah bijih menjadi perhiasan. Seperti inilah keindahan kita." Lili memberikan cincin yang ia pegang. Gadis itu menutup wajah dengan tangannya. Ia menangis bahagia.

Seperti tidak ingin membiarkan gadis itu terlalu lama menangis bahagia, Lili berujar, "Bisakah kau sampaikan kepada orang tuamu kalau aku ingin segera mengajak kedua orang tuaku bertemu mereka?" Gadis itu mengangguk penuh haru. "Terima kasih sudah mengijinkanku dan... selamat ulang tahun, ya. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan kasih sayang padamu. Semoga kehidupanmu dipenuhi barokahNya." Lili memberikan ucapan selamat kepada Gadis Blazer Hitam.








Makasih ya theant hihihihi...


Diterbitkan di: blog.bocil.org
Lisensi : cc by-nc-nd