[LPM] Sosial - Secangkir Kopi dan Setumpuk Koran

Day 465, 23:03 Published in Indonesia Indonesia by kibz
Prolog

Dulu, waktu penulis masih kecil, penulis sering bertanya-tanya mengapa orang tidak langsung meminum kopi ketika kopinya baru saja diaduk (terutama kopi tubruk). Jawabannya, karena masih bercampur dengan ampasnya yang hitam itu.Ampas itu meninggalkan jejak di mulut yang memberikan rasa sepat. Kalimat itu mengingatkan penulis pada sahabat kopi, koran. Koran (dalam hal ini media) hampir memiliki analogi yang sama dengan kopi. Rasa kopi yang pahit, agak manis, dan ampasnya membuat citra berbeda di tiap lidah yang merasakannya. Tiap lidah yang merasakannya itu memiliki kesan yang berbeda antara satu dan lainnya. Begitu pula media. Media dengan berbagai bentuk, isi, dan gaya tulisan memiliki persepsi yang berbeda pada tiap orang yang membacanya. Dan, persepsi itulah yang membuat seseorang dapat menilai apakah karya orang lain itu baik atau tidak.



Cangkir Kopi Pertama, Jaman mBiyen

Dari beberapa pembicaraan ringan penulis dengan beberapa senior, mereka memiliki pendapat yang berbeda mengenai kondisi media di masa lalu (atau lebih tepat ditulis: sebelum V1 muncul). Salah satu senior bilang, masa lalu adalah masa terkelam bagi para newbie. Mengapa? Senior ini mengungkapkan, pada awal ke-eLahirannya di game ini, ia mencoba membuat suatu artikel. Namun, isi artikel ini ia kopi dari tempat lain alias junk. Hasilnya, ia mendapatkan caci maki atau "shock theraphy" dari para senior di atasnya. Tak hanya dirinya yang mendapatkan "shock theraphy" ini. Beberapa newbie yang lain juga mendapatkan hal serupa.
Seorang citizen yang lebih sepuh dari senior di atas juga mengungkapkan hal serupa kepada penulis. Citizen juga menjelaskan sebab-sebab mengapa sampai ada senior yang berkata seperti itu. Ternyata, kejadian dan tradisi caci maki itu bermula saat seorang newbie membuat artikel junk. Saat ditegur, newbie ini malah semakin menjadi-jadi. Alhasil, caci maki dianggap paling efektif untuk 'membasmi' junk yang dibuat oleh newbie.
Lantas, bagaimana jika citizen ini sakit hati? Citizen ini memilih untuk mengirim PM kepada para pembuat junk. Beberapa respon positif muncul. Sayangnya, tak semua newbie yang membuat junk memperoleh PM. Newbie yang terlanjur sakit hati memilih meninggalkan game ini.
Untuk mengurangi jumlah junk, beberapa orang membuat panduan menulis untuk para newbie. Penulis sempat berbincang dengan salah satu citizen yang sempat menjadi Menteri Media selama dua kali. Citizen ini juga membuat panduan menulis untuk newbie yang akhirnya diperbarui oleh citizen lain.



Cangkir Kopi Kedua, Jaman Saiki

Peralihan dari beta menuju V1 sedikit banyak telah mengubah kondisi media. Mulai dari isi artikel sampai komentar pada artikel itu sendiri. Penggunaan kata-kata kasar mulai ditinggalkan, meskipun tak sedikit yang masih menggunakan kata-kata kasar. Junk sudah tidak sebanyak yang dulu lagi.
Sayangnya, hal-hal tersebut masih terganggu dengan satu kata: insidental. Keberadaan artikel-artikel di slot-slot media sangat tergantung pada kondisi dan situasi eWorld saat ini. Perhatikan tiga kondisi di bawah ini:
1.Kondisi adem ayem tentrem? Jarang ada artikel yang muncul.
2.Kondisi agak panas karena terjadi sedikit kesalahpahaman? Artikel pelan-pelan muncul dengan cepat.
3.Kondisi memanas? Jari-jari tangan manusia sudah tak mampu lagi menghitung jumlah artikel dalam slot media dalam sehari.
Coba bandingkan dengan keadaan di RL (ehm, hanya membandingkan). Setiap hari pasti muncul satu berita, tak peduli bagaimana keadaan negara saat itu. Entah negara tersebut sedang perang, sedang tenang-tenangnya, atau sedang sepi, media tak pernah putus memberitakan apa yang telah terjadi. Bagaimana jika berita-berita itu datangnya insidental?



Analisis Jaman mBiyen vs. Jaman Saiki


Jaman mBiyen akan selalu menjadi peta untuk menempuh jaman saiki. Dari perbandingan antara kondisi media jaman mBiyen dan jaman saiki, maka kondisi media dari kedua jaman dapat dibandingkan oleh hal-hal berikut:
1. Junk
Junk adalah suatu berita yang tidak memiliki kaitan dengan game ini. Junk ini dianggap sangat merugikan karena dapat mengurangi slot di media. Seperti yang telah dikemukakan di atas, jaman mBiyen merupakan 'jamannya junk'. Bergulirnya waktu dan banyaknya peristiwa penting membuat junk menjadi berkurang. Ditambah lagi, citizen baru (yang tidak membuat koran pada versi beta) harus membayar 2 Gold dan level tertentu untuk membuat koran. Hal ini mampu membuat newbie berpikir untuk mencermati keadaan dahulu sebelum membuat berita kelak.
2. Slang
Slang atau kata-kata kasar pada jaman mBiyen seperti yang telah ditulis di atas merupakan hal yang biasa dikatakan kepada para newbie yang nge-junk. Karena semakin lama junk semakin berkurang, penggunaan kata-kata ini sudah dikurangi, meskipun masih ada beberapa citizen yang menggunakan kata-kata kasar dalam kamus berbahasa mereka.
3. Jumlah Penulis Berita
"Kalo dibandingin ma jaman dulu, ya banyakan sekarang lah."
Itulah kalimat yang dilontarkan para senior setiap kali penulis bertanya, "Mana yang lebih banyak, penulis zaman sekarang atu zaman dulu?".



Menuju Cangkir Kopi Ketiga

Jujur, masalah media sebenarnya bukanlah masalah berat. Masalah ini hanya berputar pada junk, slang, dan insidental. Ketiga hal ini tidak seperti nyamuk yang langsung mati ketika dipukul atau lampu yang akan langsung mati ketika aliran listriknya diputus. Hal ini menuntut insiatif dari masing-masing citizen. Tak ada inisiatif untuk berubah menjadi lebih baik, ya tidak berubah. Sulit? Ya, sangat sulit.
Masalah insidental adalah masalah terberat dari tiga hal di atas. Mengapa? Masalah ini hanya memiliki satu penyelesaian, yaitu keseriusan. Misalnya, Anda serius ingin membuat sebuah koran yang membawa sebuah berita terhangat dari manapun asalnya (maksudnya, dari eWorld) setiap hari. Jika Anda benar-benar serius, maka Anda telah dapat mengatasi sedikit masalah insidental. Lho? Kok sedikit? Kalau banyak orang yang mengikuti jalan Anda, masalah insidental ini dapat teratasi. Perlu diingat juga, apa yang Anda tuangkan dalam artikel anda tetap sejalan dengan kaidah yang berlaku.



Epilog

Kopi dalam cangkir-cangkir di atas telas diaduk sedemikian rupa sehingga membuat cita rasa yang berbeda. Jika ada seorang, dua orang, atau beberapa orang yang merasa bahwa rasa dalam salah satu cangkir tersebut tidak sama dengan apa yang mereka rasakan, maka itu bukanlah suatu kesalahan. Itu relatif.


kibz

======
Kibz's special thanks:
Masila
nugelobudug
n3m0
Bima
sandygee
flik_kenni
Phortoz
dan orang-orang lain yang telah memberikan gambaran atas cangkir kopi pertama, kedua, dan ketiga