[LPM] Politik : Extrem Tengah

Day 465, 15:49 Published in Indonesia Indonesia by Pikipiki

[flash]http://www.4shared.com/file/93280486/2456eee8/Movie_0001.html[/flash]
Berdasarkan artikel artikel dibawah ini :

Patagonia
wajah
nasionalisme
hati
alasan
hari ini
surat
bodoh


mencoba jadi pengamat sosio-politik gadungan…

Selama ini dalam peta perpolitikan erepublik indonesia kita mengenal istilah sayap kanan atau sayap kiri. Golongan kanan-golongan kiri, kelompok kanan-kelompok kiri. saya kurang tahu persis perbedaan signifikan diantara keduanya

Sejauh yg saya tahu, Kanan identik dengan kaum konservatif, tradisionalis, bisa juga nasionalis. Dimana sistem hirarki dan aturan kelompoknya cukup ketat. Sedangkan kiri identik dengan kaum revolusionis, reformis, sosialis, sekuler dan liberal. Dimana merupakan bentuk dari anti kemapanan, kebebasan berfikir, tapi kadang juga totalitarian.

Kemudian didalam kedua sayap tersebut kita mengenal adanya golongan Ekstrim. Dalam artian mereka menjalankan faham sisinya itu secara radikal, fundamental, ultra, tanpa kompromi, keras, bersifat memaksa, menggelegar, dahsyat, melesat, edun eling, bigbadagboom, berkintal-kintal, dst… hingga akhirnya kita mengenal istilah Ekstrim Kanan dan Ekstrim Kiri. Ekstrim kanan misalnya Fundamental/radikal Konservatif, Ultra Orthodox, Zionis, Ultra Nasionalis, Fasis, dsb. Sedang Ekstrim kiri diwakili Komunis, Maois, Marxist, bahkan Punkers dan Rastamania bisa dimasukan dalam golongan ini dalam artian mereka bentuk perlawanan dari sistem hirarki dan pengkastaan dalam masyarakat.


Tapi ternyata ada satu golongan nyempil diantara keduanya.ini menurut saya dan istilah saya saja tanpa menunjuk atau mencoba mendiskreditkan seseorang atau pihak tertentu.

Itulah Golongan Tengah, biasa disebut golongan Moderat. Mereka adalah golongan yang mengaku terbuka kepada berbagai golongan, mengedepankan persamaan dan persaudaraan, serta mengutamakan penyelesaian berbagai konflik melalui jalan damai. Mereka biasanya mengambil peran menjadi penengah bila terjadi konflik antar sayap, misal terjadi konflik antara kubu sosialis dengan kubu komunis, atau konflik didalam salah satu sayap itu sendiri,dll . Kaum moderat dengan “damai”nya akan menengahi perbedaan diantara dua kubu yang berkonflik. Artinya mereka adalah kaum yang adem ayem tidak memihak cenderung menyukai penyelesaian melalui dialog.
Kaum ini cenderung ambivalen. Mereka tetap patuh pada norma konservatif ala kanan disatu sisi, tapi membuka peluang terhadap pemikiran radikal ala kaum kiri.

Wah mulianya, eit, tunggu dulu…

Lucunya, akhir-akhir ini kita melihat bibit-bibit ekstrimisme justru sangat kentara muncul dari golongan ini. “Ekstrim Tengah” saya menyebutnya, atau Tengah Radikal, atau Fundamentalis Tengah, atau Ultra-Tengah (silahkan ditambahkan istilah lainya )

maksudnya ?

Iya, “Ekstrem Tengah” adalah sebuah fenomena dari kelompok yang mengaku moderat namun dalam penerapan fahamnya dilakukan secara keras, serampangan, sedikit memaksa, dan kadang menghina. Bermaksud menengahi tapi dengan cara radikal atau bahkan terjebak untuk memihak salah satu pihak dan menjatuhkan pihak lainnya. Biasanya mereka memihak kaum yang terlihat ditindas secara kasat mata. Bila sayap kanan menekan sayap kiri, mereka bela kiri. Bila kiri menekan kanan mereka bela kanan. Sikap “moderat” yang bercirikan tidak memihak itu akhirnya sirna…

Kadangkala ketika kubu yang berkonflik sedang adem ayem pun, mereka tampil mengompori dengan gagahnya, berkoar-koar seolah-olah malaikat perdamaian. Mengkampanyekan dengan getol bahwa si A benar si B salah, atau sebaliknya. Atuh malah jadi runyam… Alih-alih sebagai pendamai, justru kadang mereka adalah sumber bara api konflik itu sendiri.

Ibarat Persija main bola, sayap kanan yg diisi Robertino Pugliara menemui jalan buntu ketika akan bekerja sama dengan Greg Nwokolo di sayap kiri. Pelatih seharusnya menurunkan ponaryo astaman sebagai penyeimbang antar kedua sayap tsb. Tapi ia malah menurunkan si Korun, atlet panahan RW 2 Cileungsi… yang kualitasnya tentu berbeda cukup “radikal” nan “ekstrim”. jadi acakadut. Demikian ulasan bung Fefe.

Mungkin hal itu tak lepas dari sikap apatis yang memang keterlaluan. Berhasrat menggurui tapi dengan cara mencaci-maki berlebihan terhadap sesuatu yang dianggapnya salah atau “berbeda”. Padahal keberbedaan adalah sesuatu hal yg biasanya mereka jaga. Kaum “Ekstrim Tengah” gemar mengkritik mereka yang radikal dalam fahamnya tapi dengan cara yang lebih radikal lagi. Sifat “Dementor”, mungkin begitu kalo kata prof.bob

Hong wilaheng, digutak digitek, Fiuuuh!!!

Hmmm…saya baru dapet wangsit nih. “Ekstrim Tengah” ini ternyata sudah ada dari dulukala dan sering melakukan Konspirasi purba, untuk membuat kita sibuk, terlena dan melupakan perang sesungguhnya, melawan hegemoni mereka yg selama ini mengeruk kekayaan alam kita, yang juga mendamba Tata dunia baru dibawah satu kekuasaan.


ini hanya sebuah artikel untuk perlombaan tanpa tendesius macam macam.


________________________________________ _______________________________________



aku lahir dari rahim proletar...
aku di bentuk oleh penindasan...

penderitaanmu penderitaanku...
jeritanmu teriakanku...
kemarahanmu kemarahanku..

kita bersatu dibawah bendera revolusi...
jalan revolusi masih panjang...
revolusi belum mati....
revolusi itu belum mati kawan...

mari kaoem proletar
angkat dagu kalian
kepalkan tangan kalian
pekakan revoeloesi keseantero jagat...

revoeloesi sampai mati...