[eRI-1] Diktator atau Demokrasi

Day 2,665, 20:27 Published in Indonesia Indonesia by Sionk van Guloon

Sejak Plato merestui adanya diktator, hanya dalam waktu 9 hari telah lahir 27 negara diktator. Banyak yang dilakukan untuk menyelamatkan negaranya dari pemerkosaan diktator asing, ada juga yang jatuh ke tangan asing dan menyebabkan goncangan besar dalam negara tersebut.

Apa sih keuntungan sebuah negara menjadi negara diktator?
Menyelamatkan negara dari jajahan diktator asing.
Bayangkan saja ketika sebuah negara dipimpin oleh penjajah dari luar, kas negara dikuras, brankas negara dibongkar dan dicuri isinya, pajak naik ke angka yang mencekik, dan ironisnya semua itu legal di mata Plato. Jadi diktator lokal bisa menyelamatkan negara dan rakyat dari semua ketakutan itu.

Kemudian apa kerugiannya?
Partisipasi rakyat melalui kongres jadi menghilang.
ya, lobi2 politik selanjutnya hanya bisa dilakukan oleh pemimpin2 militer, ketua partai, dino yg umurnya jutaan tahun, tanker dengan str segede gaban, atau siapapun yang rela menggesekkan kartunya hingga membuat Plato senang.

Lalu bagaimana dengan demokrasi?
Demokrasi memang menyenangkan, siapa yang mengira gue yang gak begitu terkenal ini bisa memenangkan pilpres. Dalam demokrasi kita hanya perlu memenangkan hati voter, setelah itu tanggung jawab kekuasaan akan berada di pundakmu, baik sebagai ketua partai, anggota kongres maupun presiden.

Bentuk apapun yg rakyat pilih, memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri. Diktator terprogram akan membuat negara lebih aman dari ancaman MTO asing (gue sebut MTO karna proses take over dilakukan secara paksa melalui fitur militer, bukan politik). Demokrasi bisa menghabiskan idr hingga tak terhingga ketika menghadapi pasukan militer asing yang akan melakukan MTO, kemudian kita harus melakukan revolusi yang dana awalnya saja butuh 200k idr. Apapun pilihannya, Plato lah yang akan tertawa paling akhir dan paling keras.

Buat gue pribadi sih apapun bentuk negaranya, gue tetap setia mendukung Chelsea Islan di masa2 sulit ini. #SalahFokus


Salam,
Presiden eIndonesia


Sionk van Guloon




catatan: sorry yg gue coret, takut yg punya nama minta royalti 😛