[Diskusi] Sharing Pengusaha

Day 4,803, 02:05 Published in Indonesia Republic of China (Taiwan) by maling

Membaca-baca chat di grup WA #mentornubi dan ada yang membagi skrip pembicaraan lama mengenai per-sapi-an, saya jadi teringat jaman dahulu ketika menjalani peran sebagai pengusaha yang tentu saja tidak bisa lepas dengan praktek-praktek per-sapi-an.

Hal yang sebenarnya kurang baik, karena tidak mengindahkan prinsip-prinsip “fairness” dalam bermain. Namun memang iklim persaingan usaha saat itu (dan mungkin juga sekarang masih sama), hampir tidak memunculkan ruang untuk pengusaha mengambil keuntungan secara “halal”. Halal disini adalah, murni karena usaha sendiri, alias tanpa menggunakan sapi.

Dan di artikel ini, saya akan coba berbagi beberapa pandangan yang sempat terlintas, mengenai menjadi pengusaha, dan keterkaitannya dengan dunia per-sapi-an.



Produk WAM vs Produk Non WAM

Sistem perekonomian yang ada saat ini sebenarnya sudah cukup baik, dengan adanya dua produk yang berbeda prinsip, yakni produk WAM dan produk Non WAM.

Produk WAM adalah produk yang menurut saya, ramah untuk pemain yang ingin menjalankan peran sebagai pengusaha secara “fair”. Secara umum, konsep dari produk WAM (Work as Manager) adalah mengkonversi Energi menjadi produk.

Energi, bisa dikatakan kita peroleh secara gratis (apabila didapatkan normal dari recovery, bukan karena bakar Energy Bar), sehingga, ketika kita melakukan WAM, maka yang kita lakukan adalah mengubah Energi menjadi produk. Dan ketika produk di jual, maka seluruh CC yang didapat dengan menjual produk tersebut adalah keuntungan sebagai pengusaha. Tinggal bagaimana mengoptimalkan berapa CC yang didapat per energi yang dikonversi menjadi produk.

Sebaliknya, produk non WAM, konsepnya adalah mengubah Working Tiket menjadi Produk. Working tiket itu didapat dari mempekerjakan pegawai dengan gaji tertentu (atau bisa juga dengan membeli tycoon pack). Sehingga secara umum, konsep produk non WAM adalah, mengubah CC (salary pegawai) menjadi produk. Selisih harga produk, dikurangi jumlah CC yang digunakan untuk membuat produk, adalah keuntungan sebagai pengusaha.

Dua prinsip yang berbeda tersebut, yang sebenarnya, membuat game ini masih membuka ruang untuk pemain menjadi pengusaha, tanpa harus terlibat dengan dunia per-sapi-an. Cukup fokus mengoptimalkan semua energi yang didapat dari recovery, di konversi menjadi CC, melalui WAM.

Sedangkan untuk produk non WAM, jujur, logika saya sebagai pengusaha, agak sulit mencari dimana keuntungannya. Bahkan, kalaupun ada, asumsi saya kecil sekali. Kita lihat satu contoh Company house Q1.

Asumsi sebuah company house Q1 di Philipine dengan produktifitas 193%, 3 pegawai akan menghasilkan 1,158% house, atau setara dengan 1,158 house Q1.
Untuk membuat house tersebut, menghabiskan raw house sebanyak 11,58 raw.

Harga raw house termurah di ereptools adalah 436,99 CC
Harga job offer tertinggi di ereptools, 2.277 CC
Harga house termurah di ereptools 9.988 CC
House yang didapat adalah 1.158 house, sehingga, asumsi CC yang didapat adalah 1,158 * 9.988 = 11.566 CC

Biaya untuk buat house adalah 3 * Gaji + 11,58 * raw = 3 * 2.277 + 11,58 * 436,99 = 11.891 CC

Biaya 11.891 CC, Jual 11.566 CC, yang ada malah RUGI 325 CC.

Oke, ada yang berpendapat, pakai Tycoon Pack, pakai gaji yang dibawah market, pakai raw sendiri tanpa beli di market, dsb, dsb, dsb, ... saya tetap berpendapat, kalaupun bisa untung, ... menurut saya, keuntungannya kecil. Atau, tidak sebanding dengan effort yang dikeluarkan.

Mungkin ada pengusaha lain yang bisa sharing mengenai hal ini, tapi apa yang terjadi saat ini sebenarnya mirip dengan kejadian yang pernah saya alami pada jaman dahulu. Ada ketimpangan keuntungan yang waktu itu saya kompensasi dengan melibatkan praktek-praktek per-sapi-an.

Nah terkait dengan keterlibatan praktek per-sapi-an, saya akan menceritakan, sedikit pengalaman saya pada jaman dahulu, bagaimana konsep yang saya pakai untuk mencari keuntungan, dan keterlibatan praktek-praktek per-sapi-an.



SISTEM MANUAL

Jadi ceritanya, pada suatu ketika di jaman dahulu, ada seorang pemain erep yang menawarkan ke saya, jasa pegawai murah. Saya lupa orangnya siapa (kalau yang bersangkutan reborn, silahkan menampakkan diri, hahahaha), saya juga lupa detail angkanya, tapi kalau saya ambil analogi sekarang, mungkin seperti ini:

Dia menawarkan jasa pegawai dengan gaji minimum (contoh, di eIndonesia sebesar 999 CC). Nah, per pekerja (sapi) yang melakukan work di company ku, dia meminta jasa sebesar 500 CC yang saya transfer langsung ke dia. Otomatis ini membuat biaya pegawai yang saya keluarkan lebih murah dibanding job market, total saya hanya mengeluarkan sekitar 1.499 CC, dibandingkan dengan job market sekarang sebesar 2.277 CC. Saya untung karena mendapatkan pegawai murah (dibawah job market), teman saya untung karena menerima transferan CC murni sebagai salah satu cara aman memeras susu sapi tanpa terkendala IP. Saya tidak tahu bagaimana dia menjalankan sapi-sapi pekerja dia, saya duga, dia punya dua IP terpisah, satu untuk char utama, satu untuk semua sapi-sapinya, yang dia lakukan dengan cara-cara tertentu, agar aman.

Tapi pada intinya, saya, char utama dia, dan sapi-sapi yang bekerja, adalah entitas dengan IP yang berbeda, sehingga, platod agak sulit menilai kesalahan kami dimana. Waktu itu saya lupa, kenapa akhirnya tidak berjalan lama, entah karena saya yang keburu pensi, atau karena sapi-sapi teman saya yang akhirnya kena babat platod, saya agak-agak lupa. Tapi, ini adalah salah satu keterlibatan pertama saya di praktek-praktek per-sapi-an, di jaman dahulu.

SISTEM OTOMATIS

Nah, keterlibatan yang lain ini agak lebih canggih, dan sepertinya ... (saya duga) sepertinya masih ada yang menggunakan cara ini.

Jadi, pada suatu ketika, jaman dahulu, ada seorang teman yang memberi saya link, yang katanya, sebuah link sakti.

Karena ternyata link tersebut, adalah sebuah web interface yang memiliki akses ke sebuah server khusus, sebuah server yang terdedikasi, untuk menjalankan sapi-sapi, yang menggunakan IP proxy gratis yang bertebaran di internet.

Server tersebut, memiliki sistem untuk melakukan login ke sapi, dan kemudian sapi tersebut melakukan work & train, secara otomatis.

Link yang berupa web interface tersebut, untuk melakukan entry user pass sapi, dan untuk melakukan override apabila sapi gagal work / train karena kena captcha.

Jangan tanya ke saya, apakah masih ada link nya, karena kejadiannya sudah lama sekali. Dan saya ragu apakah servernya masih jalan, karena char teman saya juga sudah tidak aktif.

Tapi, saya duga, praktek seperti ini masih berjalan.

Kenapa saya menduga seperti ini?

Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa, sistem seperti ini, biasanya memiliki fitur yang sangat minimal. Tentu saja bisa dibuat rumit, tapi butuh sumber daya yang lebih besar. Sehingga, biasanya, sistem-sistem seperti ini dibuat ramping, dengan minim fitur. Minim fitur itu artinya, cuma bisa otomatis work and train saja, sehingga ketika ada sesuatu, bakal dilakukan login manual, ke sapi. Tentu saja ini adalah hal yang sangat dihindari oleh pemain yang ingin bermain aman. Mereka sebisa mungkin hanya login char utama, sedangkan sapi-sapi dijalankan oleh sistem.

Nah, buat yang sudah lama menjadi pengusaha, pasti pernah nemu, pekerja-pekerja, yang tidak pindah-pindah, dengan gaji berapapun. Dan tetap terus bekerja dengan gaji tersebut, meski job offer sudah naik.

Saya duga kejadiannya adalah, ada satu masa ketika, juragan sapi tersebut, terpaksa harus login manual, karena sapi tidak bisa work, entah karena kena pecat, atau alasan lain, tapi dia terpaksa harus login manual ke sapi untuk apply ke job market (kenapa tidak kerja ke dia sendiri saja? saya masih kurang paham. Mungkin dia ingin mencampur pekerja yang kerja di dia, dengan orang lain, untuk mengelabui Platod, saya kurang paham). Tapi ketika dia login manual, dia mengacu ke gaji tertinggi, setelah itu dibiarkan saja, kerja disitu, padahal, berjalannya waktu, offer di job market sudah naik, pekerja otomatis tersebut, masih bekerja dengan gaji yang sama.

Saya menduga, banyak pengusaha-pengusaha, memiliki, pegawai-pegawai seperti ini. Sehingga mereka masih bisa survive, menghadapi persaingan dunia usaha.

Semoga mencerahkan.