[cerita merah-PKeI] Pria berkumis misterius dan Dara

Day 1,764, 09:42 Published in Indonesia Indonesia by Jual Kecap

Asap mengepul dimana-mana, namun rakyat tepap melakukan perlawalan... Hingga di perempatan jalan besar di selatan kota aku berhenti sejenenak untuk melihat pesan singkat, "bang, persiapkan seluruh kader untuk melakukan penyerangan, kami akan melakukan blokade di laser sunda" yang ternyata dari Tryodo... dan dengan sigap aku menyusuri tempat pertempuran, hingga aku menemukan sebuah warung nasi yang letaknya tak jauh dari gedung merah...

Sesampainya disana ku matikan vespa 1973 kesayanganku."pak saya pesan nasi pake tahu ama perkedel trus kasi sambel ama sayur yah" "pake sambel gak" "iya pak" jawabku singkat kepada penjual pemilik warung berbaju kotak-kotak dan berkumis tebal..."kenapa mas...??? kok sepertinya tidak tenang... jangan pikirkan perang ini, lha wong pemimpin negeri ini saja tidak perduli" tanya pemilik warung itu kepadaku sambil membereskan beberapa piring kotor milik pelanggan... Ku perhatikan sejenak orang itu "siapa orang ini tiba-tiba bertanya kepadaku" gumamku dalam hati...

"ah gak kok pak, saya cuma lelah aja... dan khwatir kalau kita dijajah kembali" jawabku, "yah jangan risaulah mas, yakin saja kalau TNeI dan laskar rakyat bisa mengatasinya... Kemarin teman saya juga kesini kami berbincang banyak hal tentang negeri ini, yang menurut saya sudah kacau... ekonomi makin sulit, sementara kebutuhan rakyat semakin banyak" ujarnya kepadaku... dalam hati aku bergumam "sepertinya aku tidak asing dengan orang ini, dan wajahnya sangat khas"... "oh gak kok pak, bagi kami pemuda bahwa perjuangan harus dilakukan, dan perjuangan ini harus hingga tetes darah terakhir, itu yang kudapat dari pendidikan di gedung tua, gedung merah yang ada di ujung jalan ini..." ujarku sembari menikmati makanan sederhana untuk mengisi kampung tengah yang sudah keroncongan, dan ku ambil hendphone tua pemberian ibuku untuk mengirim pesan kepada teman-teman kader gedung merah "kita perang di sumatera, berjuang hingga tetes darah terakhir.... SEBARKAN". "yah baguslah itu, saya bangga kepada anak muda yang mau berjuang seperti kalian untuk negeri ini" sambil terbatuk kecil pemilik warung ini menatapa kearah jalan yang ternyata sekelompok pasukan elite berpakaian Gorrila sedang patroli menusuri kota. Aku tetap saja dengan makanan yang hampir habis ku lahap... dari balik kaca warung yang samar-samar kulihat ada wanita berbaju merah yang berhenti tepat di depan warung nasi ini... seperti dikejar malaikat maut ia menghampriku
"kamu J Kecap, ini ada surat untukmu" "iya, ada apa???" belum sempat ku menoleh untuk berbicara sejenak perempuan berbaju merah itu lari masuk ke dalam mobil yang sedari tadi tidak ia matikan...." tunggu,,, hei,,, tunggu..." teriakku mengejar wanita berbaju merah yang melaju dengan mobilnya... dengan terengah-engah aku kembali masuk ketempat dudukku di warung nasi pria berkumis misterius yang menghilang dari pandangan ku "ada apa ini, manuver apa lagi ini" gumamku dalam hati... sambil melihat sepucuk surat beramplop merah beraroma mawar yang tersegel dengan tanda dan logo yang tak kukenal... kubuka surat itu....

"berhati-hatilah, kalian akan dimusnahkan... ada penghkianat diantara kalian... kawanmu akan jadi musuhmu... kalian akan musnah satu persatu...

-Dara-
"

tak ayal, seribu pertanyaan mencerca isi kepalaku... "apa maksud nya" gumamku dalam hati... siang itu memang sangat panas, sangat panas sehingga keringat membasahi jaket lusuh yang ku pakai... tak lama aku memberikan uang 5 idr ke meja warung nasi itu, siapa tau pemilik warung tadi kembali lagi...

kuhidupkan mesin vespa 1973 untuk menyusuri kota, dan mencari tempat yang paling aman,,, "buarrr... doooommm......" tak lama setelah itu kulihat serangan udara pesawat tempur musuh menghantam warung nasi itu... aku semakin melaju dengan verpa 1973 hingga balai kota yang telah luluh lantak dengan serangan udara musuh... disudut kota tentara infantri TNeI baku tembak dengan sengit... aku berusaha membantu dengan semampuku hingga malam menyelimuti kota ini... 4 jam telah berlalu... asap dan api masih berkobar di sudut-sudut kota... ku berikan air minum milikku kepada salah seorang laskar rakyat yang hampir sekarat... kulihat vespa 1973 masih berada di pojok gedung dekat balai kota,,, "aku harus ke markas" gumamku dalam hati...


"pukul 23.15" di rolex pemberian ayahku... jalanan sepi... dan kuparkir vespa 1973 dipintu masuk gedung tua... lampu yang menyala hanya diruang tunggu saja... aku naik kelantai atas yang kudapati hanya botol minuman impor yang berserakan... "kok di kunci" ku coba membuka ruang kerja lamaku... "yah sudahlah..." gumamku sembari turun ke lantai bawah...

Kaget bukan main di dinding pesan gedung tua ini terpampang...
" YANG MEGANG DUIT YAYASAN KASIH KEGUA, KECUALI EMANG YAYASAN DAH MATI, ATAU DUIT DAH DIKORUP " siapa yang menulis ini???
aku terdiam sejenak, dan menghidupkan tivi tak berwarna di ruang tunggu gedung tua ini...


-Bersambung-