[ABeRI Series Part-2] Organisasi Tempur, Rantai Komando dan Logistik

Day 490, 05:37 Published in Indonesia Indonesia by El _Comandante
RANTAI KOMANDO TEMPUR
Dengan pola seperti sudah diuraikan di artikel Seri 1, maka kekuatan ABeRI disebar merata di 3 Divisi. Dengan kata lain, ABeRI mempunyai 3 pusat kekuatan yang siap digerakkan kapan saja sesuai perintah Panglima. Tugas sebagai ujung tombak pertempuran kemudian dapat digilir kepada masing-masing Divisi. Divisi yang sedang ditunjuk sebagai ujung tombak, secara otomatis Komandan Divisinya bertugas sebagai Jenderal Lapangan yang otomatis juga berfungsi sebagai Wakil Komandan Tertinggi di medan pertempuran. Jenderal Lapangan bisa diproyeksikan sebagai calon pemegang Battle Hero Medal di pertempuran tersebut.

Sebagai contoh kita ambil kasus WSR kemarin. Jika (kita misalkan) Divisi Capung ditunjuk sebagai pasukan utama, maka akan terbentuk struktur komando perang sebagai berikut :
Komando Tertinggi : dijabat Panglima ABeRI.
Menyiapkan strategi perang dan strategi logistik. Komando Tertinggi menentukan berapa prajurit yang dibutuhkan dalam pertempuran tersebut. Apakah kekuatan Divisi Capung mencukupi? Jika masih kurang, berapa kekurangannya dan dari Divisi mana kekurangan akan diambil? Bagaimana koordinasi dengan sumber-sumber logistik tersebut?

Panglima Perang / Wakil Komando Tertinggi : dijabat Komdiv Capung.
Membantu Panglima ABeRI dalam tugasnya sebagai Komando Tertinggi. Bertugas sebagai puncak komando lapangan bagi seluruh prajurit yang akan diterjunkan di WSR baik dari Divisinya sendiri maupun dari divisi lain yang terlibat. Dengan kata lain, pada pertempuran WSR prajurit-prajurit di luar Divisi Capung di BKO-kan kepada Divisi Capung. Bertugas menjalankan strategi yang telah ditentukan oleh Panglima ABeRI di lapangan. Bertugas membagikan logistik perang c.q. Divisi Logistik (DivLog) dan Divisi Medis (KOMA). Memastikan semua prajurit yang terlibat mengikuti jalur komandonya.

Komandan Brigade Artileri Berat (Brigade Tank) : dijabat DanYon Tank Div Capung
Bertugas sebagai komandan lapangan bagi seluruh prajurit berkualifikasi Tank yang akan turun di pertempuran. Seluruh prajurit berkualifikasi Tank melapor kepada DanBrig Tank. Selanjutnya DanBrig Tank mengajukan link-link anak buahnya kepada Perwira DivLog untuk dimintakan jatah amunisi perang. DanBrig Tank adalah orang yang berkoordinasi langsung dengan prajurit-prajurit yang ada di bawah komandonya selama pertempuran.
Dalam medan pertempuran besar, kekuatan artileri berat ini dapat dipecah ke dalam beberapa (lebih dari 1) brigade agar lebih memudahkan koordinasi.

Komandan Brigade Artileri Menengah (Brigade Panser) : dijabat DanYon Panser Div Capung
Idem dengan Brigade Tempur di atas namun untuk prajurit-prajurit dengan kualifikasi Artileri Menengah/Panser.

Komandan Brigade Infanteri Berat (Brigade Para-Infanteri) : dijabat DanYon Para-Infanteri Div Capung
Idem dengan Brigade Tempur di atas namun untuk prajurit-prajurit dengan kualifikasi Infanteri Berat / Para-Infanteri.

Komandan Brigade Infanteri Menengah (Brigade Infanteri) : DanYon Infanteri Div Capung
Idem dengan Brigade Tempur di atas namun untuk prajurit-prajurit dengan kualifikasi Infanteri Menengah / Infanteri.

RANTAI LOGISTIK TEMPUR
Rantai kunci dalam distribusi logistik jelas adalah Divisi Logistik dan Divisi Medik. Kedua divisi ini bertugas mengumpulkan dan mengkompilasi logistik perang dari semua sumber. Baik sumber internal Divisi maupun dari luar Divisi bahkan dari luar ABeRI. Selanjutnya Divisi Logistik dan Medik bertugas mendistribusikan berdasarkan data-data link prajurit yang diajukan oleh Komandan Brigade. Jadi Divisi Logistik dan Medik tidak perlu bertemu langsung dengan prajurit yang turun perang. Cukup bertemu dengan Komandan Brigade yang mengajukan link anak buahnya.

Untuk lebih memudahkan, mungkin bisa diatur jadwal misalnya : jam 18.00 – jam 19.00 pembagian logistik untuk Brigade Tank, jam 19.00 – 20.00 untuk Brigade Panser, jam 20.00 – 21.00 untuk Brigade Para-Infanteri dan seterusnya. Keuntungan sistem ini adalah Divisi Logistik dan Medik tidak perlu pusing bertemu banyak prajurit yang berebut minta jatah, cukup bertemu DanBrig yang mengajukan link anak buahnya. Prajurit pun tidak perlu berdesakan dan berebutan meminta jatah french kiss ke suster KOMA. Cukup mengajukan ke DanBrig-nya saja. Keribetan pun sudah diminimalisasi dengan penjadwalan yang rapi. Jadi jika ada prajurit yang belum mendapatkan logistik padahal menurut jadwal seharusnya sudah, dia tidak perlu mendatangi langsung Perwira Logistik/Medik. Cukup menanyakan kepada DanBrig-nya.

Divisi Logistik dan KOMA ABeRI dipimpin oleh pejabat setingkat Komandan Divisi Tempur. Dalam kondisi perang Komandan Detasemen Logistik (DanDen Log) dan KOMA (DanDen KOMA) Divisi Induk yang ditunjuk berfungsi sebagai Perwira Utama. Merekalah yang akan membantu KomDiv Logistik dan KOMA dalam distribusi logistik tempur.

RANTAI KOMANDO DAN RANTAI LOGISTIK NON TEMPUR
Dalam kondisi non tempur atau di luar penugasan, maka fungsi dan jabatan tempur di atas dikembalikan menjadi fungsi dan jabatan internal Divisi. Panglima Perang kembali menjadi Komandan Divisi, Komandan Brigade Tank menjadi DanYon Tank, Komandan Brigade Panser menjadi DanYon Panser dan seterusnya. Tugas Perwira Utama Logistik dan Medik juga dikembalikan kepada tugas internal Divisi, yaitu DanDen Logistik / KOMA yang bertugas membagikan insentif dari WAMIL yang diikuti prajurit-prajurit masing-masing divisi.

DIVISI TARUNA
Dalam pertempuran-pertempuran, Divisi Taruna dapat dilibatkan juga. Disamping untuk mengakselerasi peningkatan rank, juga untuk menambah pengalaman dalam organisasi tempur. Bahkan sebetulnya dalam medan tempur seperti di Pakistan kemarin, Divisi Taruna ini dapat ditugaskan sebagai pasukan inti mengingat sebetulnya kita dalam posisi cukup aman di sana, sehingga Divisi Tempur lain dapat difokuskan ke WSR.

Disarankan untuk menambah pengalaman tempur, secara bergilir masing-masing batalyon di Divisi Taruna dilibatkan secara resmi (di BKO-kan) dalam operasi-operasi tempur yang diadakan ABeRI. Jumlah batalyon yang dilibatkan disesuaikan dengan kebutuhan operasi.

Untuk menambah pengalaman manajerial, prajurit-prajurit Divisi Taruna yang terlibat dalam operasi tempur dapat juga difungsikan sebagai asisten perwira-perwira yang bertugas. Misalnya asisten Komandan Brigade Tempur untuk membantu pengadministrasian prajurit tempur, asisten Perwira Utama Logistik dan Medik untuk membantu distribusi dan pengadministrasian logistik tempur, dan tugas-tugas asistensi yang lain.

PRAJURIT DALAM TUGAS OPERASI RESMI DAN TIDAK RESMI
Yang dimaksud Operasi Resmi adalah Operasi Tempur yang secara resmi didukung dan diadakan oleh Pemerintah eIndonesia c.q. ABeRI. Yang dimaksud Operasi Tidak Resmi adalah Operasi Tempur yang tidak secara resmi didukung dan diadakan oleh Pemerintah eIndonesia c.q. ABeRI.

Seluruh pihak yang terlibat dalam Operasi Tidak Resmi ini TIDAK BERHAK atas distribusi logistik inventaris Pemerintah. Dengan kata lain prajurit atau siapapun yang terjun dalam operasi tempur jenis ini, maka yang bersangkutan harus mengusahakan sendiri amunisi perangnya (di luar jatah logistik negara) dan digolongkan dalam (meminjam istilah Phortoz) prajurit Divisi Milisi Rakyat.

Prajurit Dalam Tugas Operasi Resmi adalah prajurit anggota Divisi-divisi yang secara resmi ditunjuk untuk terjun dalam operasi tempur tertentu. Seluruh prajurit yang terlibat dalam operasi ini berhak atas distribusi logistik yang dibagikan oleh Pemerintah c.q. ABeRI. Prajurit yang Divisinya TIDAK DITUNJUK terjun dalam operasi tempur tersebut namun tetap berpartisipasi dianggap sebagai Prajurit Dalam Tugas Operasi Tidak Resmi sehingga TIDAK BERHAK atas distribusi logistik inventaris Pemerintah (harus mengusahakan sendiri).

Kita ambil contoh misalnya dalam sebuah operasi tempur Divisi Capung ditunjuk sebagai pasukan utama dengan dukungan masing-masing 2 Batalyon Panser dari Divisi Elite dan Dalang yang di BKO-kan. Maka jika ada prajurit Batalyon Tank Divisi Elite atau Dalang yang turun di pertempuran, yang bersangkutan dianggap sebagai Prajurit Dalam Tugas Operasi Tidak Resmi. Tentunya dia harus mengusahakan sendiri amunisi perangnya.

KAPITA SELEKTA : KEUNTUNGAN DAN KONDISI YANG HARUS DIWASPADAI
Keuntungan mengaplikasikan pola organisasi ABeRI seperti yang telah dipaparkan adalah :
1. ABeRI memiliki 3 Divisi Tempur yang kekuatannya relatif seimbang dan sudah berperangkat lengkap (dilengkapi perangkat Logistik dan Medik).
2. Operasional harian ABeRI dipecah ke masing-masing Divisi sehingga struktur ABeRI lebih ramping dan mudah mengendalikan.
3. Jalur komando lebih jelas, lebih lancar, dan lebih rigid.
4. Jenjang karier prajurit lebih jelas dan tidak perlu terlalu sering berpindah Divisi. Bahkan bisa jadi hanya dalam satu lingkungan Divisi.
5. Dalam operasi tempur, jalur dan rantai komando juga lebih jelas dan ramping. Komando dipecah merata kepada beberapa orang (Komando Tertinggi, Panglima Perang, KomDiv Logistik/Medik, dan Komandan-komandan Brigade Tempur).
6. Dengan tugas sebagai pasukan utama yang selalu digilir, memungkinkan pemerataan pengalaman dan pemerataan karier. Setiap Komdiv pasti punya pengalaman menjadi Panglima Perang dan meraih Battle Hero Medal. Setiap DanYon pasti punya pengalaman menjadi Komandan Brigade Tempur. Dan setiap prajurit pasti punya pengalaman menjadi bagian dari induk pasukan tempur.
7. Pembagian logistik perang bisa lebih adil mengingat jatah pembagian logistik hanya kepada prajurit dalam penugasan resmi dan kesempatan itupun digilir.
8. Setiap Divisi punya fleksibilitas untuk membentuk karakter, kultur dan menciptakan espri de corps-nya masing-masing. Persaingan yang sehat antar Divisi akan sangat menguntungkan dan memacu ABeRI menjadi organisasi tempur yang lebih baik.

Kondisi-kondisi yang harus diperhatikan :
1. WAMIL tetap akan menjadi rantai penggerak ABeRI yang utama saat ini. Untuk itu perlu dipikirkan mekanisme pelaksanaan WAMIL yang optimal dan saling menguntungkan antara ABeRI sebagai subjek WAMIL dengan para prajuritnya sebagai objek WAMIL.
2. Terkait dengan point 1 di atas, akan lebih baik jika para prajurit menerima hasil WAMIL-nya secara reguler (seminggu sekali atau 2 minggu sekali) di luar logistik tempur dalam Operasi Tempur Resmi. Untuk selanjutnya, sengaja dalam rangkaian artikel ini saya tidak membahas detail mengenai WAMIL karena hal tersebut saling kait mengait dengan sektor lain terutama sektor ekonomi. Butuh pembahasan mendalam dan detail tersendiri untuk membedahnya.
3. Karena masing-masing Divisi sifatnya sangat independen, maka perlu betul-betul dijaga dan diwaspadai agar tidak terjadi gesekan atau hal-hal lain yang menjurus kepada perpecahan dan persaingan yang tidak sehat.

Demikian ide-ide dan pemikiran saya yang coba saya tuangkan dalam rangkaian 2 artikel ini. Terakhir saya hanya menghimbau kepada semua komponen eIndonesia untuk bersama-sama memajukan ABeRi karena ABeRI milik negara dan seluruh warga eIndonesia, bukan milik pemerintah apalagi hanya segelintir warga. Kembali saya harapkan masukan dan kritikan dari seluruh warga mengingat masih banyak yang perlu ditambahkan dalam artikel dan pembahasan ini baik dalam bentuk komentar-komentar maupun Counter Artikel.

Tetap Semangat Untuk eIndonesia!! Utamakan koordinasi, bukan aksi!!
All Hail ABeRI!! All Hail eIndonesia!!


Regard,
eL_Comandante


Note :
Penyebutan satuan-satuan tempur di atas memang mengacu kepada satuan-satuan tempur di dunia kemiliteran (RL). Namun struktrur dan hierarkinya tidak terlalu mengikat, disesuaikan dengan kebutuhan tempur di game ini. Tujuan utama penggunaan nama satuan-satuan tempur hanya untuk memberikan penekanan dan passion kepada para pemain sehingga terstimulasi untuk bergabung dengan ABeRI dan mengikuti path yang ditentukan.