ADA APA DENGAN eUSA?

Day 1,748, 06:02 Published in Indonesia Indonesia by mas marco kartodikromo

Edisi perdana, hari dimana operasi Rajawali berjalan



Perubahan merupakan sebuah keniscayaan dalam kehidupan di dunia yang senantiasa bergerak. Begitu pula perubahan yang kita rasakan hari ini ketika jadwal operasi Rajawali dimajukan dari pengumuman sediakala. Perubahan yang menyegarkan setelah Ibu pertiwi tercinta di jajah oleh eUSA ketika kita mudik basamo meninggalkan medan perang demi kembali ke keluarga tercinta.

AADA (Ada apa dengan eASU?)
Tanpa mengecilkan peran pejuang-pejuang yang bersusah payah mengklik di medan perang, penting bagi kita untuk memahami konteks perubahan yang terjadi di balik medan pertempuran terutama di pemerintahan eUSA.

Presiden eUSA yang mendapatkan kursinya setelah presiden pemenang pemilu di impeach 7 hari yang lalu melihat bahwa walaupun eUSA berhasil menguasai teritori dengan bonus produktivitas 100/100 ternyata eUSA rapuh di dalam. Karat-karat di politik dan kemasyarakatan eUSA berawal dari kebijakan imigrasi mereka yang membuka sebesar-besarnya pendatang dari aliansi mereka untuk mendapatkan bonus produktivitas. Namun tak hanya menyusu ekonomi eUSA, imigran dari aliansi eUSA ini mulai bermain pula di politik dengan berjual beli vote untuk kongres dan bahkan menempatkan beberapa orang di kongres eUSA. Jengah dengan kondisi ini Civil Anarchy sebagai presiden eUSA merasa perlu untuk mengambil langkah drastis demi mengusir para parasite yang berpotensi melakukan PTO di eUSA. Keluarlah dekrit untuk melepas Asturia dan Navarre agar mengurangi bonus produktivitas yang merupakan gula yang membuat semut-semut pengganggu masuk rumah. Efek dramatisnya yang tidak segera di sadari oleh para pejuang kita di medan perang adalah eUSA juga melepaskan eIndonesia untuk alasan yang belum dapat dikonfirmasi oleh wartawan ‘DBL’ (mungkin gov bisa memberikan pernyataan resmi tentang diplomasi atau kontak dengan pemerintahan eUSA)

Secara cepat, Departemen Pertahanan eUSA merilis perintah yang intinya prajurit eUSA yang ketahuan berperang di pihak eUSA pada perang pemberontakan di eSpanyol dan eIndonesia akan dijatuhi sanksi. Walhasil kita bisa melihat operasi Rajawali dimajukan satu hari. Kemenangan telak di tiap battle di hampir tiap divisi bisa kita lihat di perang Maluku. Sayangnya MoD kita dan para petinggi MU sepertinya tidak berhasil mengontrol prajuritnya untuk tidak membuang damage di Maluku.

Seharusnya kita belajar dari eUSA yang dengan kepemimpinan yang tegas dan berhasil mengidentifikasi krisis di masa mendatang mampu mengambil keputusan drastis yang pasti tidak populer. Siapa yang berdaulat di eIndonesia? Rakyat eIndonesia kah? Atau para pedagang kapitalis dengan nasionalisme semu? Elit dengan kepentingan dan lobbi aliansinya? Atau peternak unggul yang mendagangkan apa saja? Sekedar refleksi agar kita tak larut di Doenia yang senantiasa Bergerak.

#utamakan koordinasi bukan aksi, apalagi aksi-aksian MU

mas marco kartodikromo
djurnalis